␥
Yoon Jeongwoo.
Laki-laki kecil yang hampir Haruto ingin beli ini sedang sibuk berkutat dengan mainan di atas lantai dapur. Jeongwoo duduk dibawah meja, tangan itu mendorong mobil-mobilan sembari meniru bagaimana suara kendaraan roda empat berjalan.
"Je?" Seseorang muncul, berjongkok agar bisa melihat sang anak di bawah sana. Menarik sudut bibir membentuk segaris senyuman. "Keluar dulu yuk, pap udah bikinin spaghetti kesukaan jeojeo."
Jeongwoo langsung mendongak dengan mulut terbuka. "Pagetti?!"
Asahi tertawa gemas karenanya. "Spaghetti, sayang. Jeojeo mau ga? Kalau ngga nanti di makan dad loh!"
"Nooooo! Itu punya jeee, pagetti punya jeooo!"
Si kecil lantas merangkak keluar lalu berlari ke arah kursi untuk menyantap makanan kesukaannya sebelum di ambil oleh orang lain.
"Nah, makan gih, pap ambilin susu je dulu."
Tangan gembul itu mengangkat garpu yang ia pegang ke udara. "Siap!!"
"Wah, apa nih?"
Pergerakan Jeongwoo terhenti ketika suara yang ia kenal membelai rongga telinga. Buru-buru menutupi makanan miliknya dari pandangan pria yang sudah duduk tepat di hadapannya.
Yoon Jaehyuk, menunjuk ke arah sesuatu yang di tutup oleh sang anak. "Apa tuh? Bagi sini."
"Ga!" Mata bak serigala Jeongwoo berubah sinis. "Ini pap buat untuk je bukan dad."
"Buat dad juga itu bukan buat je doang."
"Ngga ih!" Jeongwoo berdecak kesal. Ia menatap Asahi yang datang mengantar susu untuknya. Meraih ujung baju sang papi, wajah Jeongwoo terlihat sangat sedih sekilas membuat Asahi terkekeh.
"Kenapa, em?"
"Ini punya je, kan? Punya jeo?"
Jaehyuk mengusap muka lantaran gemas melihat suami manis dan anak lucunya saling melontar kata. Jeongwoo yang kesal terus berceloteh walau mulutnya dipenuhi spaghetti, dan Asahi sibuk menyuruh anaknya agar lebih dulu menghabiskan apa yang ia kunyah.
"Oh iya. Je gimana harinya tadi? Seru main ditemani sama pap?" Pertanyaan Jaehyuk menyita perhatian keduanya.
Asahi mengusap rambut halus Jeongwoo. "Tuh, dad tanyain seru atau ngga?"
"Bentar." Si kecil membuat gestur 'tunggu' kemudian beralih mengambil gelas susu, meminumnya hingga tersisa setengah. "Seruuu! Main sama pap seru banget! Jeojeo juga dapat temen baru disana."
Jaehyuk dan Asahi saling melirik satu sama lain. "Beneran begitu? Temennya je ajak main dong ya."
"Iyaaa! Namanya Haruto. Dia nunjukin je sesuatu yang keren!" Jeongwoo berkata di iringi semangat yang membara. Ekspresi nya benar-benar menunjukkan bahwa hal itu sangat luar biasa, baginya.
"Nunjukin apa?"
Telunjuk kecil Jeongwoo lurus tertuju pada Jaehyuk, membuat sang kepala keluarga mengerutkan dahi. "Kartu. Dad punya kartu kayak Haru."
"Kamu punya kartu apa?"
Jaehyuk mengangkat bahu saat Asahi bertanya. "Kartu apa, dek?"
"Kartu hitam. Kan kalo kita belanja dad selalu bayar pake itu, jeojeo selalu liat. Haru juga punya itu."
"Ah.." Asahi mengangguk paham. Namun, secara bersamaan hal tersebut tiba-tiba mengganggu pikirannya. "Sebentar, kartu hitam berarti itu dong ya. Dia teman je? Masih kecil kok pegang begituan?"
Jaehyuk mengangguk seolah menyetujui perkataan suaminya. "Iya juga ya, yang."
"Kata Haru itu hadiah dari ayahnya terus dia bilang mau beli je, pap!"
Sejenak, keadaan rumah itu hening setelah Jeongwoo menyelesaikan kalimatnya. Anak kecil itu tidak tahu bahwa perkataannya berdampak besar bagi orang tuanya. Sekarang, Jeongwoo hanya ingin makan spaghetti sampai habis!
␥
"Masih ngambek?"
"Masih."
Junkyu mengusap pelipisnya lelah lalu berbalik badan dan masuk ke dalam dekapan hangat Mashiho. Punggung dan surai hitam Junkyu pun di usap beraturan oleh Mashiho.
"Lagian bandel banget aku kasih tau waktu itu. Ruto ngambek susah dibujuk tuh."
"Udah terlanjur, mau gimana lagi dek?"
Mendengar nada bicara Junkyu berubah membuat Mashiho tak tahan untuk memberi kecupan kupu-kupu ke seluruh jengkal wajah tampan itu. Sedikit lagi bibir keduanya saling bersentuhan namun sebuah tangan kecil menarik kaki Junkyu tak sabaran.
"PAPANYA RUTOOOO!!"
Junkyu menyandarkan punggung ke tembok, mata kembarnya memandang betapa eratnya Haruto memeluk sang papa dan betapa tajamnya si sulung menatap Junkyu.
"Papamu itu suaminya ayah. Punya ayah, milik ayah." Junkyu menunjuk Haruto yang kini melotot kan mata tak terima, "pencuri kecil."
Tangan kecil Haruto semakin erat memeluk leher Mashiho. "Ayah pencuri besar! Jelek lagi kayak kulit kacang!"
Lagi dan lagi, Mashiho hanya mampu menggelengkan kepala. Ia berjalan menuruni tangga dengan Junkyu mengekori dan Haruto berada di gendongannya masih asik beradu mulut. Anak dan ayah ini harus dijauhi dari putri kecil yang asik bermain di alam mimpi.
␥
Daddy Jae - Papi Asahi
␥
update lagi, ada yang nungguin atau ngga ya?
31-07-22.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiddo √
Fiksi PenggemarCOMPLETED! [ Hajeongwoo | Boyslove! ] "Kata ayah kartu ini bisa beli apa aja. Aku mau beli kamu, berapa harganya?" © ARCAPHILE