hai?
␥
"Gue–jantung gue berisik banget, cok."
Adalah Haruto. Ia duduk gelisah di kursi belajarnya dengan tangan mengacak-acak rambutnya sendiri. Di sebrang sana, tepatnya pada layar ponsel terdapat panggilan video dengan Doyoung, Jungwon dan salah satu rekan ekskul sepak bola, Alex.
Sedari 15 menit yang lalu, Haruto terus menyampaikan apa yang ia rasakan. Sesekali pemuda itu akan menggigit ujung kukunya, lagi dan lagi menunjukkan betapa gugupnya dia. Sudah ditenangkan oleh Jungwon pun, bukannya mereda malah bertambah.
"Kalo gue, anu, itu apa namanya?"
Terdengar helaan seseorang dari balik ponselnya. Ternyata Doyoung. "Lo udah nyiapin ini berapa lama? Gue tanya."
Haruto menggaruk pelipisnya. "Dua.. bulan?"
"Mau dibatalin gitu aja? Persiapan lo selama dua bulan bakalan berakhir sia-sia kalo lo mau stop sampe di sini."
Haruto mendengus kasar. "Gue ga ada niatan ngebatalin, gue cuma gugup sampe susah mau bertindak tuh. Ntar kalo gue salah ngomong, gimana? Atau tiba-tiba gue kesandung kaki gue sendiri, gimana?"
"LO BANYAK CINCONG YA! KEMARIN AJA LAGAKNYA KAYAK YANG PALING IYA. KALO SAMPE GA JADI, PAS HARI PERPISAHAN, GUE TARIK CELANA LO DI ATAS PANGGUNG!" Jungwon murka.
"Aset pribadi Tuan Muda mahal tuh. Masa mau diliatin secara cuma-cuma." Alex mengomentari.
"Jeongwoo langsung ilfeel." Suara Doyoung mengakhiri kekhawatiran Haruto.
"Gila aja lo. Malu lah gue anjing kalo beneran ditarik celana gue." Haruto berujar panik karena tahu bahwa Jungwon tidak pernah main-main dengan ucapannya.
"YA MAKANYA TUAN MUDA HARUTO SI PENGOLEKSI KARTU POKEMON, LO LAKUIN ATAU GUE TARIK CELANA LO?"
Haruto mengangkat tangannya ke udara. "Gue lakuin. Lo pada do'a in gue ya semoga ga gagal. Malu gue kalo gagal nanti."
Doyoung mengacungkan jempolnya. "Aman, asal bagian gue dihitung adil ya."
"Gitu dong! Segala pake gugup, buat gue emosi aja."
"Semoga berhasil. Jangan lupa khusus klub nanti dua kotak."
Akhirnya kekhawatiran Haruto menghilang, menguap entah kemana. Jika bercerita kepada Mashiho atau Junkyu, ia harus siap menerima kehebohan orangtuanya terlebih dahulu, agak merepotkan. Kalau Yoon, ah, tidak usah diharapkan.
Jalan terbaik yang Haruto punya hanyalah bercerita kepada teman-temannya.
␥
Jika sebelumnya Haruto lah orang yang tengah di landa kegelisahan, sekarang giliran Jeongwoo. Pulang bermain bersama Wonyoung dan perintilannya, Jeongwoo langsung disuguhkan oleh pesan singkat dari Haruto yang bilang ia ingin mengunjungi Jeongwoo.
Jeongwoo tahu bahwa agenda bermain Haruto ke rumahnya sudah biasa ia terima. Namun, kali ini berbeda karena Haruto meminta Jeongwoo menunggu di depan pintu rumahnya. Alih-alih begitu, pada hari biasanya Haruto langsung pergi masuk ke kamar Jeongwoo tanpa harus membuatnya menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiddo √
FanfictionCOMPLETED! [ Hajeongwoo | Boyslove! ] "Kata ayah kartu ini bisa beli apa aja. Aku mau beli kamu, berapa harganya?" © ARCAPHILE