"Woy!"
"Zee?" Ujar Aldo berkali-kali, pasalnya Zean melamun dan sepertinya sedang fokus memandang seseorang yang berada dimeja kantin yang lain
"Woy!!" Teriak Ollan tepat ditelinga Zean.
"Ck, apaan sih lo" ujar Zean kesal.
"Lo, ngapain ngelamun aja daritadi?"
"Lo suka sama dia?" Ujar Aldo asal, Zean pun langsung mengelak, "apaan, gajelas lo" ujarnya.
"Dia Chika, anak kelas 11 Ipa 1. Dia itu cewek paling pinter seangkatan kita, dia juga merupakan primadona sekolah ini."
"Ohiya, yang perlu lo tau. Dia itu orangnya super cuek, liat aja tuh temennya cuma satu." Ujar Aldo, dia seakan tau arah mata Zean tadi.
"Oh, dia Chika..." batin Zean.
"Terus, apa untungnya gue tau dia?" Ujar Zean, seakan tidak peduli dengan informasi tentang Chika itu.
"Kali aja lo suka" Zean terdiam, ia tidak menjawab ucapan Aldo tersebut.
Ollan mendekat kearah Aldo, "gimana kalo kita deketin Zean sama Chika?" Bisiknya pada Aldo. Aldo pun langsung menoleh kearah Ollan, dia mengangguk seakan mengisyaratkan setuju dengan ucapan temannya itu.
"Eh, udah yuk. Bosen disini terus" ujar Aldo, mengajak untuk pergi dari kantin
"Basecamp?" Ollan bertanya pada kedua temannya, mereka pun setuju.
"Gass..." seru Aldo, mereka bertiga pun berdiri dan berjalan menuju tempat ternyaman mereka.
Saat diperjalanan, Zean melihat bola yang mengarah ke Chika. Zean pun langsung berlari begitu saja meninggalkan temannya. "Eh, Zee. Mau kemana lo?" Ujar Ollan, namun tidak dijawab oleh Zean.
"AWAS..." Teriak Zean.
Bola itu pun berhasil Zean hindarkan dari Chika. namun sialnya, bola tersebut mengenai wajah Zean. Zean terjatuh.
BRUKK
Chika dan Dey terkaget, saat Zean terjatuh dihadapan mereka. "Woy, Zee." Seru Aldo dan Ollan. Mereka berdua langsung berlari kearah Zean.
Zean langsung terbangun dari jatuhnya, ia langsung merapihkan dirinya dan mengkibas kotoran yang ada dibaju juga celananya.
"Lo gapapa?" Chika bertanya pada Zean.
"Hmm..." Zean hanya berdehem sebagai jawabannya. "Lain kali, hati-hati" lanjutnya dan berjalan pergi.
"Makasih..." itu yang hanya bisa Chika katakan sekarang. Walaupun dirinya membenci laki-laki tersebut, setidaknya dia sudah menolongnya.
Dey menghentikan Aldo dan Ollan yang sedang berlari mengejar Zean. "Eh, temen kalian itu gapapa?" Tanyanya.
"Gapapa mungkin" jawab Aldo, dirinya juga tidak tau keadaan wajah Zean.
"Tapi itu pipinya merah banget tadi kena bola" ujar Dey, "nanti kalian kasih dia es batu atau apa kek, biar gak sakit tuh pipinya" Dey tentu juga kasian melihat Zean tadi.
"Udah ya, kita mau susul dia dulu" Ollan dan Aldo berlari mengejar Zean yang sudah jauh meninggalkan mereka.
Setibanya dimarkas mereka, Zean pun meringis kesakitan. "Aduhh...sakit banget anjing" Zean langsung duduk dikursi yang ada disana dan memegang pipinya yang sakit itu.
Tak lama dari itu, Aldo dan Ollan datang dengan tergesa-gesa. "Zee, lo gapapa?" Ollan bertanya sembari memegang pipi Zean.
Zean langsung menepis tangan Ollan, "gapapa gimana, liat nih merah gini" Zean kesal dengan pertanyaan temannya barusan. Dilihat saja sudah tau, kenapa temannya itu bertanya hal seperti itu.
"Lo sih, pake acara jadi pahlawan segala" ledek Aldo
"Kasian lah, tadi bolanya mana kenceng banget lagi. Kalo sampe kena dia, terus dia pingsan gimana" ujar Zean membela dirinya.
"Wedehhh... lo suka kan sama dia" ujar Ollan yang tentunya hanya menggoda Zean.
"Apaan sih, kenapa jadi kesitu" Zean kesal dengan temannya, kenapa mereka malah menyimpulkan kejadian tersebut seperti itu.
"Udah ngaku aja sih, kita juga gak bakalan larang lo kalo mau deketin dia" ujar Aldo. Zean yang mulai malas meladeni dua temannya itu, ia akhirnya pergi dari markas tersebut.
Sedangkan di lain tempat, Chika sedang melamun sekarang. Padahal guru didepan sedang menerangkan pelajaran, tapi dirinya asik melamun saja. "Kenapa sih harus bocah ngeselin itu yang nolongin gue, gue kan jadi gaenak sama dia."
"Mana kasian lagi, pipi dia merah kena bola." Ujar Chika dalam hati.
Ia masih saja melamun, sampai-sampai guru didepan pun membuyarkan lamunannya.
"Chika, kamu tidak memperhatikan ibu?" Ujar sang guru. Membuat Chika sontak terkaget dan menyudahi acara melamun itu.
"Eee...Maaf bu" balas Chika
"Kamu kenapa Chik, gak biasanya kamu seperti ini?" Guru itu bertanya. Pasalnya, Chika jarang sekali bahkan tidak pernah tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar dikelasnya.
"Maaf bu, aku gapapa bu. Ibu lanjutin aja ngajarnya" ujar Chika.
"Yasudah ibu lanjutin ya, tolong semuanya perhatikan ibu" titah sang guru pada semua murid yang ada dikelas.
Guru pun melanjutkan sesi pembelajaran tersebut, Chika juga sekarang sudah fokus kembali mendengarkan gurunya yang sedang mengajar.
*
*
*
*
*
*
TBCTERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼See U Next Chapter! 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl vs Cool Boy
Teen Fiction[CHIKZEE] [COMPLETED] orang dengan memiliki sifat seperti kulkas saja sudah membuat jengkel. Tapi, bagimana kalau kita menyatukan dua orang yang mempunyai sifat seperti kulkas itu? Sebenarnya mereka berdua adalah orang yang super cuek, orang-orang b...