Sejak sore tadi, Chika sangat-sangat menunggu kehadiran Zean dirumahnya. Chika sudah bersiap-siap. tapi Chika bukan memakai pakaian yang bagus, dia hanya memakai baju tidur favoritnya. Karena Chika pikir, dirinya tidak mungkin juga akan pergi keluar dengan Zean. Dia memang sudah mulai membaik sejak meminum obat dari dokter tadi. hanya saja, sang ibu menyuruhnya untuk tetap berada dalam rumah.
Sebuah ketukan pintu, terdengar oleh Chika yang sedang berada diruang tamu. Chika sangat bahagia, dia sudah mengira bahwa dibalik pintu itu ada Zean. Chika beranjak dari sofa menuju pintu depan, ia pun mulai membuka pintu tersebut. "Halo Chik..." sapa Zean. Chika pun kaget, setelah melihat orang yang berdiri tepat dibelakang Zean.
"Halo..."sapa Fiony juga. Chika pun membalas saapan mereka, tidak lupa juga Chika memberikan senyumannya pada mereka. Tapi tunggu, Chika terlihat seperti memaksakan senyuman itu.
"Masuk-masuk" Chika mempersilahkan Zean dan Fiony untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Ini Chik kita bawain buah-buahan. Maaf ya cuma bisa kasih ini" ujar Fiony seraya memberikan sekantong plastik yang berisikan buah-buahan tersebut.
"Iya gapapa kok, makasih ya. Harusnya kalo mau kesini nggak usah bawa apa-apa lagi"
"Ohiya Chik, kamu sakit apa?" Ujar Fiony membuka topik obrolan.
"Demam doang sih..." jawab Chika
"Tapi sekarang udah mendingan?"
"Udah kok, besok juga bisa sekolah lagi" melihat kondinya sekarang, Chika pikir dirinya bisa berangkat sekolah besok.
Chika terus curi-curi pandang dari Zean. Laki-laki itu hanya diam, menyimak obrolan Chika dan Fiony. "Bentar ya, aku ambilin minuman buat kalian dulu" Chika pun berdiri, ia akan membuatkan minuman untuk kedua temannya.
"Ini diminum" Chika menaruh dua gelas berisi sirup untuk keduanya.
"Ohiya Chik, Zean tadi pagi bener ada dirumah kamu?" Ujar Fiony, dirinya tidak mungkin lupa menanyakan hal tersebut. Karena tujuan utama kerumah Chika adalah untuk menanyakan perihal bolos Zean.
"Iya, dia ada disini. Maaf ya, tapi aku sama mamah udah suruh Zean sekolah kok." Jawab Chika. Dia tidak enak dengan Fiony. Zean bolos karena menjaga dirinya yang sedang sakit.
"Tuh bener kan? Aku bolosnya enggak yang macem-macem!" Zean merasa menang dari Fiony. Fiony pun memutar bola matanya malas.
"Iya-iya" balas Fiony malas.
Fiony dan Chika pun melanjutkan obrolan mereka, mereka berdua saling bertukar cerita. Menceritakan awal Fiony dan Zean bertemu, menceritakan Fiony dan Zean yang selalu bersama dari waktu kecil hingga perpisahan keduanya. Chika pun menyimak dengan baik, cerita dari Fiony. Chika juga akhirnya bisa mengerti satu hal, perihal kedekatan Fiony dan Zean. Chika mengerti, kalau mereka memang sangat dekat. Bagaimana tidak, Fiony dan Zean sudah berteman dari kecil. Namun, hatinya tidak bisa berbohong. Dirinya mungkin cinta pada Zean, sehingga dirinya tidak suka kepada Fiony yang selalu ada didekat Zean.
Chika pun mengangkat kedua alisnya saat menatap Zean yang sedang memberikan kode. Iya, Zean memberikan kode kepada Chika untuk melihat Handphonenya. Chika pun akhirnya mengerti, dia langsung mengambil handphone miliknya yang tergeletak diatas meja.
Zean merasa bersalah kali ini, ternyata keputusan dia mengajak Fiony ke rumah Chika adalah keputusan yang salah. Zean bisa melihat dari balasan yang Chika berikan kepadanya. Ingat kan? Kalo 'gapapa' nya cewek itu berbeda.
Karena waktu sudah semakin malam, Zean dan Fiony memutuskan untuk pulang sekarang. Mereka semua harus bersekolah besok, jadi tidak mungkin kalau pulang terlalu malam. Mereka berdua berpamitan dengan Chika dan mamahnya yang kebetulan baru saja keluar dari kamarnya.
"Mau kemana nih, ko pada berdiri" ujar Aya bertanya pada mereka.
"Ini mah, mau pada pulang" jawab Chika.
"Iya tante, kita pamit pulang. Soalnya udah daritadi disini" timpal Zean.
"Oh udah daritadi...maaf ya tante enggak tau, soalnya tadi ada kerjaan mendadak" ujar Aya. Dirinya memang sedaritadi berada dalam kamarnya, karena ada kerjaan mendadak yang diberikan kepadanya.
"Iya gapapa tante..."
"Yaudah kita pamit ya tante, Chika..." Zean menyalami tangan tante Aya, hal itu juga diikuti oleh Fiony."Eh, ini namanya siapa nih? Tante baru liat kayaknya" ujar Aya, menahan tangan Fiony ketika hendak bersalaman dengannya.
"Fiony tante" jawab Fiony.
"Dia temen aku Mah, temen kelas" Chika pun memberitahu tentang siapa Fiony.
"Oh, sering-sering main kesini ya!"
"Kalian hati-hati pulangnya."******
Paket...
Paket...
Chika pun merasa bingung, padahal dirinya tidak memesan makanan apapun pada aplikasi online. "Pesenan Mamah kali ya?" Gumam Chika. Dia pun berjalan ke pintu depan.
"Atas nama ibu Yessica Megumi?" Ujar orang itu.
"Iya betul..."
"Ini kak.." orang tersebut memberikan kantong plastik itu pada Chika. Lalu dirinya pergi.
Chika masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang, Chika pun mengecek aplikasi yang biasa dirinya gunakan ketika pesan makanan. Namun, disitu tidak ada keterangan bahwa dirinya memesan makanan tersebut.
Chika pun mulai membuka kantong plastik itu. Ternyata, disitu ada sticky notes yang menempel pada bungkus makanan tersebut. Chika pun mulai membacanya.
Halo, maaf ya karena tadi ajak Fiony kerumah kamu. Pasti kamu marah sama aku, aku minta maaf deh kalo gitu.
Ini aku kirimin kamu makanan, sebagai tanda permintaan maaf aku.
Sekali lagi, maaf ya Chik...
Zean.
Chika tersenyum ketika membaca kertas tersebut. niatnya ingin marah pada anak itu. tapi setelah Zean mengirimkan itu, niatnya ia urungkan. "Romantis juga dia..." gumam Chika.
padahal dirinya tadi ingin sekali menghabiskan waktu berdua dengan Zean. Eh, malah anak itu membawa sahabatnya. Tapi sejujurnya, Chika tidak masalah sih. Karena Fiony tadi juga sangat asik menurut Chika. Chika jadi bisa mempunyai teman ngobrol disekolah nanti, selain si Dey!
*
*
*
*
*
*
TBCTERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼See U Next Chapter! 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl vs Cool Boy
Teen Fiction[CHIKZEE] [COMPLETED] orang dengan memiliki sifat seperti kulkas saja sudah membuat jengkel. Tapi, bagimana kalau kita menyatukan dua orang yang mempunyai sifat seperti kulkas itu? Sebenarnya mereka berdua adalah orang yang super cuek, orang-orang b...