Cool Girl vs Cool Boy - 22

2.7K 245 9
                                    

Mereka sampai pada klinik tempat Aya dan Chika biasa kunjungi. ketika mereka sakit, mereka sudah pasti ke dokter tersebut. Zean hanya menunggu diluar, hanya Chika dan ibunya yang masuk kedalam ruangan tersebut.

"Chika, kenapa nak?" Ujar Dokter bertanya mengenai kondisi Chika.

"Ini dok, dari malem demam. Suhu tubuhnya dari malem tinggi terus" jawab Aya. Dokter tersebut pun langsung memeriksa keadaan Chika

"Tidak ada penyakit yang serius, Chika cuma demam biasa. Dia cuma kecapean aja, sama kayaknya ada yang lagi dipikirin ya Chika?" Ujar Dokter tersebut. Chika terkaget, pikirannya langsung mengarah ke Zean. Memang akhir-akhir ini, Zean selalu mengganggu pikirannya. Chika hanya diam, tidak menjawab pertanyaan dokter tersebut.

"Ini resepnya, nanti ambil dibagian administrasi aja ya bu" Dokter memberikan selembar kertas untuk menebus obat tersebut.

"Makasih ya dok"

"Sama-sama, cepet sembuh ya Chika. Jangan terlalu banyak pikiran dulu" Dokter tersebut memperingati Chika, untuk mengistirahatkan pikirannya. Supaya Chika sembuh dengan cepat.

"Iya dok" ujar Chika tersenyum. Lalu mereka keluar dari ruangan dokter tersebut.

Sepanjang perjalanan, Aya bergelut dengan pikirannya sendiri. Apakah dirinya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sampai-sampai dia tidak tau apa yang sedang anaknya pikirkan?
Sampainya dirumah, Aya langsung menyuruh anaknya untuk meminum obat yang tadi didapat dari klinik. "Ini diminum dulu, biar cepet sembuh" Chika menerima obat yang diberikan oleh ibunya, ia langsung meminum obat tersebut.

"Mamah enggak kerja?" Chika bertanya pada ibunya. Karena biasanya, ketika dirinya berangkat sekolah, ibunya juga berangkat kerja.

"Mamah hari ini izin nggak masuk. masa anak mamah sakit, mamah malah kerja" jawab Aya. Dia tidak mau lebih mementingkan pekerjaannya, dibandingkan anaknya sendiri.

"Aku kayaknya pulang aja deh tan, nggak enak lama-lama disini" ujar Zean, ia meminta izin untuk pulang saja sekarang.

"Nanti aja..." Chika menahan Zean untuk pergi. Ia juga menatap Zean penuh harap.

"Kenapa nggak boleh? kan siapa tau Zean ada keperluan lagi" ujar Aya

"Ih...kan biar aku ada temennya" rengek Chika, ia langsung memeluk ibunya dari samping.

"Kan disini ada mamah"

"Gapapa deh tante, aku disini dulu aja." Ujar Zean. Dia tidak jadi pergi, ia tidak tega melihat Chika yang sedang sakit. Mungkin dirinya bisa sedikit lama dirumah Chika.

"Yaudah, tante mau kebelakang dulu ya. Mau cuci baju dulu" Aya pamit untuk pergi mencuci baju miliknya dan milik anaknya. Karena mereka tidak memiliki asisten rumah tangga, jadi semua pekerjaan rumah Aya yang tanggung. Terkadang juga Chika ikut membantunya.

"Chik..." Chika pun menoleh kearah Zean, karena Zean memanggil dirinya.

"Kamu kenapa akhir-akhir ini hindarin aku? Aku punya salah ya sama kamu?" Zean bertanya tentang kenapa Chika menghindari dirinya.

"Kamu nggak punya salah kok" jawab Chika

"Terus kenapa, kenapa kamu selalu menghindar dari aku?" Aneh sekali rasanya. sesuai perkataan Chika barusan, katanya dirinya tidak ada kesalahan terhadap wanita itu. Tapi kenapa dia selalu menghindarinya.

"Kamu ada hubungan apa sama Fiony?" Tanya Chika tertunduk, dia juga berbicara sangat pelan.

"Aku sama Fiony?" Chika mengangguk pelan, menjawab omongan Zean.

"Aku sama Fiony cuma sahabat aja, dia sahabat kecil aku. Kita berdua nggak ada hubungan yang spesial sama sekali" Zean akhirnya mengerti, kenapa Chika selalu menghindari dirinya. Jadi selama ini, Chika selalu menghindar karena Fiony yang selalu bersama dirinya?

"Kenapa? Kamu cemburu sama Fiony?" Zean hanya menggoda Chika, bisa saja kan Chika cemburu dengan kedekatan dirinya dengan Fiony. Entah kenapa, Chika dengan jujur menganggukkan kepalanya. Pertanda bahwa dirinya cemburu melihat Zean bersama Fiony.

"Ngomong dong daritadi, jadi aku kan tau perasaan kamu gimana" Zean tidak habis pikir dengan diri Chika, kenapa wanita itu gengsi sekali menanyakan langsung perihal kedekatan dirinya dengan Fiony.

"Maaf..." lirih Chika.

"Kenapa minta maaf? Kamu enggak salah"
"Lain kali, langsung tanya aja sama aku. Aku mungkin akan langsung jelasin ke kamu"
"Aku kan jadi bingung, kamu tiba-tiba hindarin aku gitu aja" Chika hanya diam saja mendengarkan ucapan Zean. Dia bingung harus menjawab apa, karena ini salah dirinya juga. Salah karena dirinya terlalu gengsi, untuk menanyakan hubungan laki-laki itu dengan Fiony.

"Boleh peluk?" Ujar Chika tiba-tiba, Zean pun kaget mendengarnya. Namun Zean hanya mengiyakan ucapan Chika tersebut. Mungkin Chika butuh sedikit kehangatan dari dirinya.

Zean langsung merentangkan tangannya, Chika pun mendekat dan masuk dalam pelukan Zean tersebut. Chika merasa tenang sekarang. ia juga senang, akhirnya selama ini dirinya selalu negative thinking tentang hubungan Zean dengan Fiony terjawabkan.

"Jangan terlalu banyak pikiran ya..."
"Inget! Aku masih memantaskan diri buat jadi cowok idaman kamu kok"

*

*

*

*

*

*
TBC

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼

See U Next Chapter! 👋🏼

Cool Girl vs Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang