"Gimana? Udah cinta sama aku?" Zean bertanya pada Chika, apakah wanita itu sudah lebih cinta kepada dirinya?
Jujur, tepat satu bulan yang lalu Chika menantang dirinya untuk membuat wanita itu lebih jatuh cinta pada dirinya. Sudah berbagai cara Zean lakukan. Mulai dari mengajaknya menonton bioskop, menuturi apa yang Chika inginkan, dan mengajak Chika ke tempat yang seru lainnya. Zean pun belum pernah menanyakan perihal itu lagi, tapi mungkin sekarang ini adalah waktunya.Chika mengangguk tanpa ragu. Selama ini, dirinya telah diperlakukan layaknya ratu oleh Zean. Chika benar-benar tidak bisa lepas dari laki-laki itu. Zean telah membuat Chika sangat nyaman, saat berada disampingnya.
"Jadi sekarang kita pacaran dong?" Tanya Zean lagi. Apakah dirinya sekarang sudah resmi menjadi pacar Chika?
"Berarti tepat hari ini, hari rabu. Zean dan Chika resmi berpacaran." Ujar Zean dengan lantang. Mereka berdua pun langsung menjadi pusat perhatian orang-orang disana, karena mereka sekarang sedang berada di pasar malam.
Chika memukul lengan Zean, ia benar-benar malu sekarang karena ulah laki-laki yang ada disampingnya ini. "Gausah teriak juga, malu diliat orang-orang" omel Chika. Tetapi Zean tampak tidak peduli, ia malah bertingkah lebih aneh lagi.
"Gimana bu? Pacar saya nih sekarang, cantik nggak?" Tanya Zean pada ibu-ibu yang lewat didepannya. Ibu itupun mengangguk, ia tidak berbohong. Chika memang sangat cantik.
"Iya, cantik. Kalian cocok" jawab ibu itu.
"Ish, Zean. Malu tau!" Ujar Chika bersembunyi dibalik tubuh Zean.
"Pak, pacar saya nih pak. Namanya Chika, cantik kan?" Zean lagi-lagi bertanya pada orang yang sedang lewat didepannya. Aneh sekali tingkah Zean ini.
"ZEAN! aku pulang nih" ancam Chika, dirinya pun sudah berdiri dari kursi tersebut.
"Eh, iya-iya maafin aku. Kan aku cuma mau pamerin, kalo pacar aku ini cantik banget kaya bidadari" Chika pun menjadi salah tingkah. Zean sudah berkali-kali menggombalnya hari ini.
"Ck, gausah gombal. Enggak mempan sama aku" balas Chika membuang mukanya, agar Zean tidak melihat wajahnya yang sedang menahan malu ini.
"Aduh-aduh, gausah malu gitu dong."
"Zean, udah ah."
******
Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang kali ini, Chika memeluk tubuh Zean sangat erat. Chika tidak mau melepaskan tangannya dari tubuh Zean itu. Chika tidak berbohong, memang Zean ini membuat dirinya nyaman.
"Zean..."
"Iya?"
"Jangan tinggalin aku ya, aku mau kita kayak gini terus." Ujar Chika sedih. Dirinya membanyangkan jika Zean meninggalkan dirinya, pasti dirinya tidak akan bisa melepas Zean.
"Maksudnya?" Jawab Zean.
"Aku gamau nanti kalo tiba-tiba kamu tinggalin aku...kamu juga jangan berubah ya. aku gamau dengan status kita yang sudah pacaran ini, kamu malah berubah sifat..."
"Kalo aku berubah gimana?" balas Zean. Chika pun diam dan berpikir atas ucapan Zean tadi.
"Hahah...kalo aku berubah, aku mungkin akan hukum diri aku sendiri..." lanjut Zean.
"Dengan cara?"
"Menghilang dari dunia, mungkin." Zean hanya menjawab pertanyaan Chika dengan asal. Tapi, dengan ucapan Zean yang akan menghukum dirinya sendiri itu adalah benar. Karena Zean sudah membuat wanita itu bersedih nantinya.
Setelah Zean berkata itu, mereka berdua hanya diam. Zean yang fokus dengan jalanan, sedangkan Chika memeluk tubuh Zean sangat erat.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai dirumah Chika, namun Chika tak kunjung turun dari motor Zean. "Chik...ini udah sampe loh" ujar Zean. Bukannya turun, Chika malah semakin mengeratkan pelukannya."Kamu jangan pulang..." jawab Chika.
"Kenapa enggak boleh pulang?"
"Nanti aku kangen..." belum juga Zean pulang. Dirinya sudah kangen, jika Zean pulang dari rumahnya.
"Ini udah malem loh, kita kan besok sekolah"
"Enggak mau, kamu disini aja." Rengek Chika. Entahlah, Chika seperti anak kecil sekarang. "Kamu nginep aja disini..." lanjutnya. Huh, kalo sudah beguni. Zean harus extra untuk bujukin Chika.
"Heh, mana boleh gitu."
"Udah ya, kan kita besok ketemu lagi...""1 jam lagi deh..."
"Yaudah oke, 1 jam lagi. Tapi nanti aku dibolehin pulang ya?" Chika pun mengangguk menjawab ucapan Zean. Zean pun pasrah, ia menuturi keinginan Chika yang meminta waktu 1 jam lagi untuk dirinya pulang.
1 jam sudah berlalu, tapi Chika terus saja mengalihkan obrolan mereka. Chika selalu menahan tangan Zean, ketika anak itu hendak mengambil handphonenya. Zean benar-benar tidak boleh melihat jam di handphone miliknya, jadi ia tidak tau sudah berapa lama dirinya ada dirumah Chika sekarang.
"Tuh, sekarang udah jam 10. Aku izin pulang ya?" Tanya Zean. Ia sempat melihat jam pada handphone miliknya, ketika Chika masuk ke dalam rumah untuk mengambil minum. Namun Chika tampak cemberut, ketika Zean izin untuk pulang.
"Kan tadi kamu udah janji..." Chika pun mengangguk pasrah, padahal dirinya masih ingin berlam-lama dengan Zean.
"Kamu hati-hati..."ujar Chika, saat Zean akan menjalankan motornya. Zean pun menjawab dengan mengacungkan ibu jarinya.
Baru saja Zean ingin menarik gas motornya, Chika pun menahan Zean kembali. "Zean..." ujar Chika. Zean pun mengurungkan niatnya san menoleh kearah Chika. "Kenapa?" Jawab Zean dengan lembut.
"Aku kangen..." apa-apaan Chika ini, padahal Zean masih berada tepat didepannya. Tapi wanita itu sudah berkata 'kangen' pada Zean.
"Aku juga. Yaudah aku pulang dulu ya, kamu langsung masuk dan tidur. Inget jangan begadang, besok harus sekolah" ujar Zean. Ia juga sempat mengelus kepala Chika.
"Bye, sayang..."
*
*
*
*
*
*
TBCTERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼See U Next Chapter! 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl vs Cool Boy
Teen Fiction[CHIKZEE] [COMPLETED] orang dengan memiliki sifat seperti kulkas saja sudah membuat jengkel. Tapi, bagimana kalau kita menyatukan dua orang yang mempunyai sifat seperti kulkas itu? Sebenarnya mereka berdua adalah orang yang super cuek, orang-orang b...