"Ini rumah siapa?" Ujar Chika saat Zean bukan membawa dirinya kerumahnya. Ini memang kompleknya, namun ini bukan rumahnya.
"Rumah gue, ayo masuk!" Zean menggandeng tangan Chika untuk mengikuti dirinya. Chika hanya pasrah, karena sejujurnya Chika sudah capek sekarang, dia tidak mau ada perdebatan lagi dengan bocah aneh itu.
"BUNDAA...ZEAN BAWA MANGSA NIH, MAU LANGSUNG DIBAWA KE GUDANG AJA?" Zean berteriak, ia hanya menakut-nakuti Chika yang sedaritadi terlihat bingung saat sudah masuk kedalam rumahnya.
Chika tentunya takut sekarang dengan ucapan Zean barusan. Dia bilang dirinya mangsa? Apa tujuan bocah itu sebenarnya?
Shani keluar dari kamarnya, tentu itu membuat Chika semakin takut. Chika sudah tidak bisa berkata-kata, dia hanya diam saja, tubuhnya semakin bergetar. Salah ternyata dia mau menerima ajakan dari Zean.
Zean melirik kearah Chika, sebenarnya Zean ingin sekali menertawakan raut wajah Chika yang sangat ketakutan itu, namun dirinya juga tetap ingin mengerjai Chika.
"Kenapa Abang, teriak-teriak mulu kalo baru pulang" omel Shani, ia kesal dengan kebiasaan anak sulungnya itu.
"Nih bun, Abang bawa mangsa. Mau langsung ditaro digudang apa gimana?" Jawab Zean tidak memperdulikan omelan bundanya itu.
"Sembarangan kamu kalo ngomong, emang bunda apa? Mau mangsa orang segala" protes Shani. Chika terlihat ingin tertawa terhadap penuturan bunda Zean, namun dirinya masih dalam ketakutan.
"Kamu siapa namanya?" Ujar Shani bertanya pada Chika, dia sudah duduk disofa.
"Chi-Chika tante" jawab Chika dengan mulut bergetar.
"Gausah takut, tante ngga akan apa-apain kamu kok. Jangan dengerin Zean ya" ujar Shani supaya Chika tidak terlihat tegang ketika ia ajak bicara.
"Temen kamu bang?" Ujar Shani bertanya pada anaknya.
"Bukan bun, gatau tiba-tiba dia naik ke motor aku. Yaudah aku bawa aja kerumah" jawab Zean sedikit menoleh ke arah Chika, Chika manatap tajam Zean. Bisa-bisanya anak itu berkata seperti itu pada bundanya sendiri.
"Bener gitu, Chika?"
"Bohong tante, tadi Zean ngajak aku pulang bareng. Aku juga gatau mau dibawa kesini" balas Chika, dia menjelaskan dengan sejujurnya. Zean hanya cengengesan menanggapi penuturan Chika barusan, Zean juga mendapat pukulan lengan oleh bundanya sendiri.
"Udah ah, aku mau mandi dulu. Have fun ya Chik ngobrol sama bunda, tapi aku ingetin sekali lagi, awas digigit" ujar Zean sebelum berlari menuju kamarnya, dia berbisik ditelinga Chika diakhir ucapannya tadi.
"Ngomong apa dia tadi?" Shani penasaran dengan apa yang dibisikkan anaknya pada gadis yang ada didepannya ini.
"Katanya awas digigit" ujar Chika dengan tersenyum, dia sekarang sudah terlihat santai dengan bunda temannya ini.
"Ada-ada aja tuh anak" gumam Shani, ia tidak habis pikir dengan kelakuan anak sulungnya itu. "Bi, minta tolong bikinin minuman untuk temen Zean ya bi" pinta Shani pada bi sumini yang kebetulan sedang berada didapur.
"Kamu temen kelasnya Zean?"
"Bukan tante"
"Jadi kalo bukan temen kelas apa dong, kok kalian bisa saling kenal?"
"Kita kebetulan ditunjuk buat wakilin sekolah ikut olimpiade, tante"
"Wah, ternyata kamu anak pinter ya Chik"
"Ngga kok tante, biasa aja"
Tak lama dari itu, Christy berjalan menuruni anak tangga. Dia mendengar suara bundanya yang sedang mengobrol dengan seorang wanita, dia pun menjadi penasaran. "Siapa bun?" Ujar Christy.
"Temen Abang kamu" jawab Shani, Chika pun menoleh kearah Christy. "Halo" sapanya dan mendapat sapaan balik dari Christy.
"Abang baru pulang bun, tumben sore banget" ujar Christy, karena biasanya Zean akan datang kerumah tak lama dari dirinya.
Zean pun akhirnya ikut bergabung, setelah dirinya sudah bersih-bersih tadi. "Lagi pada ngomongin apa sih, kayaknya asik banget" ujarnya.
"Karena Zean udah ada, aku sekalian mau izin pulang deh tante. Ini udah sore banget, takut mamah nyariin" Chika pamit kepada bunda Shani.
"Rumah kamu dimana?" Tanya Shani
"Dikomplek ini juga sih tan, tapi aku di jalan permai 1" jawab Chika.
"Deket dong, yaudah kalo kamu mau pulang. Nanti kapan-kapan main kesini lagi ya!"
"Iya tante, kalo sempet Chika main kesini lagi kok" Chika mengenakan tasnya pada bahunya.
"Abang nganter Chika dulu ya bun"
"Hati-hati ya kalian"
"Zean nanti kamu langsung pulang, jangan keluyuran kemana-mana!" Ujar Shani pada anaknya, sebelum anaknya itu pergi.Zean dan Chika telah sampai didepan rumah Chika. "Makasih ya, mau mampir dulu?" Ujar Chika menawarkan Zean untuk mampir ke rumahnya.
"Kapan-kapan deh Chik, dengerkan tadi disuruh langsung pulang sama bunda"
"Gue cuma basa-basi doang sih, syukur deh kalo lo ngga mau!" Ketus Chika, Zean pun tidak memperdulikan ucapan Chika tadi.
"Yaudah sana masuk, nunggu apa lagi" ujar Zean.
"Oke gue masuk, inget jangan keluyuran!" Zean tersenyum simpul mendengar perkataan Chika, apa-apaan maksud Chika tadi. Gengsi sekali wanita itu mengajak Zean untuk mampir kerumahnya.
*
*
*
*
*
*
TBCZean udah kenalin Chika ke bundanya aja nih...
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼See U Next Chapter! 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl vs Cool Boy
Teen Fiction[CHIKZEE] [COMPLETED] orang dengan memiliki sifat seperti kulkas saja sudah membuat jengkel. Tapi, bagimana kalau kita menyatukan dua orang yang mempunyai sifat seperti kulkas itu? Sebenarnya mereka berdua adalah orang yang super cuek, orang-orang b...