part17

12 3 1
                                    

Setelah sampai di mansion galden varo dan aditya pun langsung masuk

"Farel lo yakin, bodyguard banyak " menghentikan langkah varo

"Gw akan nyalakan asap bius buat mereka" melemparkan dan menutup hidungnya begitu pun aditya

Setelah berhasil mereka berdua pun masuk

"Dit lo jaga bagian disini gw akan penjara bawah tanah" langsung ke penjara tanah


Aurel merasa sesak apa di sini sedikit oksigen, apakah dia akan mati dalam hidup hidup

"Lama amat sih vio lama lama gw bisa meninggal" merasa kesal

"Kalo kek gini mending suruh vio aja" merasa tidak tahan

Tidak lama Aurel mendengar suara orang berjalan menuju kesini dan Aurel pun melanjutkan akting nya

"Siapa di sana tolong bukain!!!! " Aurel berteriak

"Alloh queen " kata orang itu

"Siapa lo. Mau apa lo" berteriak

"Saya kira anda pandai ternyata anda terlalu bodoh" orang itu ketawa kecil

"Langsung aja gak usah banyak omong, lo mau apa dari gw hah" berkeringat dan nafas makin sesak

"Tenang waktu anda tidak lama lagi seperti nyokap mu queen" orang itu mengasih tau dan melepaskan rantai besi di tangan Aurel

"Ikut sekarang" mendorong Aurel berjalan ke depan

Mata Aurel masih ditutup dengan kain hitam, dia tidak tau siapa yang ada di belakangnya, setidak nya Aurel bisa bernafas lega

Setelah itu tidak lama ada suara tembakan

"Dorr.... Dor.... Dor... " suara tembakan

"Berhenti kalian disana" orang itu menyalakan lampu seluruh ruangan

"Ternyata suami  queen" mengetahui siapa datang

Varo sudah di kepung oleh bodyguard galden dan orang di balik itu, varo tidak nyangka ternyata dalang semua ini adalah Marc Alvarez, ayah aurel sendiri

"Anda sudah mengetahui beradaan saya " varo yang tenang

"Berapa menit dan berapa detik kalian akan mati berdua" marc membuka ikatan di mata aurel

"Wahhhh ternyata anda di dalam permainan ini" varo mengeluarkan pistol nya

"Jika anda  menembak saya, bukan saya yang anda tembak tapi istri anda sendiri" menyeret aurel ke hadapan nya

Aurel merasa binggung papa nya sendiri yang ada dalam permainan ini apa yang papah nya mau, dan banyak lagi di dalam pikiran aurel

"Anda ingin membunuh saya" aurel membalik ke hadapan papahnya

"Jika anda berani pembunuh saya, anda sendiri yang membunuh mamah" aurel bertanya kepada papanya

"Anda terlalu paham, tidak salah saya sembunyi atas nama kamu" tersenyum kecil

"Hemmm saya tidak menduga nya" tersenyum kecil

"Selain mamah kamu saya bunuh, keluarga danendra juga saya yang membunuh atas nama kamu" papahnya mengasih tau, betapa terkejut varo orang yang dia cari selama ini ada di hadapan bukan aurel ternyata sebuah tameng dalam permainan ini

"Apakah anda tidak takut untuk mati lebih cepat " varo dengan tangan mengembalikan

"Saya tidak pernah takut, apa lagi dengan anda" menujuk kepada varo

"Saya juga tidak pernah merasa bahwa saya akan mati di depan Anda" varo dengan tatapan sengit

"Saya tidak percaya , tapi mungkin ini adalah kenyataan" aurel merasa sakit atas pengakuan papahnya

"Saya tidak peduli, selama ada kalian berdua, saya tidak pernah bisa untuk bersaing di bisnis ilegal ini" menyodorkan pistol

"Jika anda maju selangkah bukan istri anda mati tapi anak ini juga" menyodorkan ke perut aurel

Varo tidak bisa diam begini, keselamatan istri dan anaknya paling varo utamakan

"2 menit waktu nya akan tiba untuk kalian berdua, saya tidak jamin apakah kalian berdua akan bisa menikmati dunia" melihat jam tangan

"Saya tidak pernah takut di bunuh dengan bajingan seperti anda" aurel merasa marah atas kelakuan papahnya sendiri

"Waktunya tiba mari kita menghitung mundur " galden melihat sekitarnya

Papahnya pun menghitung

1

2



3

"Sestttttttttttttttttttr" sebuah pisau yang tajam melingkar di leher papahnya dan tembakan pistol di perut aurel

Dor........

Dorr.....

Dorr........

Sungguh kejam...... Bukan , papahnya sendiri ingin membunuh keluarga demi bisnis ilegal nya, korban nya orang dia cintai dan ada untuk dia, papanya hanya memikirkan dunia sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lainn

Kepala yang terlepas dari badan papa aurel,karena tusukan yang begitu dalam sampai urat urat di leher terlepas di depan aurel, papahnya mati dengan strategis

"Saya sudah bilang siapa pun membunuh mamah saya akan mati dengan sama" aurel tersenyum kecil

Bayangan mulai kabur dan terjatuh ke
lantai varo pun langsung mengangkat aurel dan keluar dari mansion galden, membawa ke rumah sakit

"Dit siapkan mobil" varo menyuruh aditya

Mobil pun sudah di siapkan dan varo, aurel dan aditya langsung menuju ke rumah sakit

Gimana keadaaan galden sama trategis nya dengan papa aurel mereka mati dengan hitungan mereka sendiri

Girls Mafia {ENDING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang