part:18

16 4 1
                                    


Setelah keluar dari mansion varo langsung membawa aurel kerumah sakit darah yang keluar banyak

"Dit cepat lelet lo bawa mobil" merasa khawatir

"Ini udah cepat Farel" raditya melaju

Setelah sampai di rumah sakit varo langsung membawa aurel ke rumah sakit untuk bisa di tahanin oleh dokter

"Mohon maaf anda tunggu disini sebentar" dokter menutup pintu UGD

"Sialana gw gagal lindungi istri gw dan anak gw" memukul dinding

"Tapi ada yang aneh rel" aditya membangun bahu varo

"Apa" varo merasa purtasi

"Seharusnya nya aurel di tembak di kepala kan dan sebelum papa nya nembak ada asap di belakang papa nya dan papa udah tewas dalam hitungan" raditya mengingat ngingat kejadian

"Kok gw baru sadar" mengingat kejadian

"Siapa yang ngebunuh papa aurel dan galden"merasa binggung

" nanti kita cari tau, sekarang selamat an istri lo dan anak lo"raditya

Setelah itu dokter keluar

"Gimana dok keadaan istri saya" menanyakan kondisi aurel

"Istri ada selamat untung peluru yang masuk tidak membahayakan " dokter mengasih tau keadaan aurel

"Terus anak saya " varo merasa was was

"Anak, mohon maaf istri nya saat ini tidak mengandung, saya bermisi dulu " meninggalkan varo dan raditya

"Aurel gan hamil" merasa penasaran

"Apa dia pura pura hamil" raditya merasa binggung

"Gw minta lo nyelidiki kasus ini siapa yang bunuh musuh gw" mengasih tugas baru ke raditya

"Ok gw pulang dulu"raditya ke varo

Setelah raditya pulang, varo masuk di ruang istrahat aurel yang terbaring lemas

" gw gak tau apa rencana lo "duduk di sofa" mengelus pipi aurel

"Gw udah salah paham ama lo gw kira lo yang ngebunuh keluarga gw karena sebuah bisnis " memegang tangan aurel

"Gw masih belum tau tentang lo " melihat aurel bibir pucat











Pagi yang cerah aurel sadar dan yang dia lihat varo, apakah yang menolong dia adalah varo yang tidak peduli dengan aurel atau orang lain

"Rel lo udah sadar" bangun

"Ada yang sakit" varo bertanya ke aurel

"Gw pusing aja" memegang kepala

"Gw di mana" melihat warna serba putih dan bau obat obatan

"Rumah sakit sayang" varo kepada aurel

"Lo mau makan apa, gw tau lo gak bakal suka makanan rumah sakit ini, gw bawakan bubur ayam aja ya" menawarkan

"Boleh" aurel menyetujui

"Ok gw keluar tunggu bentar" varo keluar membeli bubur ayam

Setelah varo keluar vio datang dan melihat keadaan bestie nya..

"Alloh bestieaqu" membuka pintu

"Kemana aja lo baru nonggol" aurel melihat kehadiran vio

"Ada urusan " lansung duduk

"Ya gw tau membersihkan jejak" aurel

"Nah lo tau" senyum

"Njir perut ge sakit banget" memegang perut

"Y lah 3 peluru masuk dalam perut" vio yang mengasih tau

"Wah gila tua tua tembakan membangongkan yah" merasa heran

"Untung ada gw" menyombongkan diri

Setelah varo datang membawa sebungkus bubur ayam

"Rel nih ada bubur ayam" membuka pintu dan melihat ada vio

"Udah lama lo datang" varo kepada vio

"Mayan" vio yang beralih duduk

"Lo makan dulu mau gw suapin" varo kepada aurel

"Gw bisa sendiri" mengambil mangkok bubur

"Vio gw titip aurel, gw ada urusan " varo ke vio

"Ok" vio senang hati

Setelah itu varo langsung menuju kantor dan raditya mendapatkan info tentang kejadian tadi malam

Setelah sampai varo langsung ke ruangan nya...

"Gimana dit" varo langsung duduk di sofa

"Gw gak tau siapa yang ngebunuh galden yang gw tau dia pembunub payaran yang cerdik" raditya mendapatkan info

"Apa dia suruhan" varo merasa pusing

"Gw gak yakin kalo aurel akan menyuruh orang untuk membunuh papa nya " raditya merasa bimbang

"Apa ada lagi yang ingin kehancuran" varo merasa curiga

"Bisa jadi sih" raditya perpikir sama dengan raditya

"Pokoknya loh cari tau siapa pembunuh  bayaran itu atas siapa dia di suruh" varo kepada raditya..

"Keadaan aurel gimana" raditya mengalihkan pembicaraan

Girls Mafia {ENDING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang