ABOUT PAST

281 20 0
                                    

Bia berlari tergesa-gesa seperti hendak meminta tanda tangan Haruto sang idolanya.

Dia kembali lagi ke kampus.
Ia dengan bodohnya ketinggalan handphonenya. Tiga meter lagi bus berhenti di area kostnya.

Namun ia baru menyadari benda pipih itu tak ada ditas nya saat hendak mengambil kartu payment bus atau T-Money nya.

Melihat lift yang masih padat dan masih jauh dilantai atas, Bia tak sabar. Ia berinisiatif menaiki tangga mengingat ruangannya ada dilantai tiga.

Lelah.
Bia menundukkan badannya dan bertumpu pada lututnya. Dia masih didepan pintu ruang kuliahnya.

Dirasanya nafasnya sudah sedikit tenang. Bia mendorong pintu geser itu berharap handphonenya masih ada walau kemungkinan kecil.



Another POV

Usai mata kuliahnya sudah sore, Hansel berniat mengajak Bia makan malam bersama.

Hansel mencoba menelfon nomor Bia.

"Apa mungkin dia sudah tidur di kamarnya?"

Hansel sedikit tertawa mengingat sepupunya itu suka tidur.

"Tapi bukankah dia juga ada kelas tambahan kalau hari jumat begini?" Hansel sedikit memiringkan kepalanya sedikit.

Hansel sepertinya langsung menuju ruang kuliah Bia.

Setibanya disana.
Hansel menggeser pintu dorong ruangan.
Dan ia menemukan sekitar tiga orang anak lelaki sepertinya duduk diatas meja.

Seperti sedang merundingkan sesuatu terlihat serius tapi tak juga.

Kedatangan Hansel sontak mengalihkan pandangan ketiganya.

Hansel mengenali salah satu dari mereka. Jake.

Hansel segera memutar badannya menyadari kelas Bia ternyata sudah bubar atau mungkin tidak ada kelas tambahan.

"Bukankah kau mencari ini Hansel?"

Suara Jake menghentikan langkah Hansel. Hansel sedikit berfikir dan memutar badannya.

Mata Hansel otomatis tertuju pada benda pipih yang dibalut case warna biru langit dan photocard Haruto ada dibelakangnya..

Hansel tau itu milik sepupunya.

Hansel mendekati Jake dan kawan kawannya.

"Kemarikan, pasti Bia mencari carinya"

"Aku akan memberikannya sendiri pada Bia" tolak Jake.

"Sudahlah Jake... Bia masih trauma melihatmu"

"Yak... Kau gila... aku sudah bilang aku tidak sengaja bodoh" teriak Jake tersulut emosinya.

Tak sadar tangannya meremat kuat handphone Bia hampir remuk.

"Kau sengaja atau tidak, introvert Bia jadi semakin parah karena kejadian itu"

Tiba tiba Jake meletakkan handphone Bia dan mendekati Hansel dengan wajah emosinya.

Dia menarik kuat kerah jacket denim Hansel. Hansel tetap tenang atas perlakuan Jake. Hansel tau Jake bukan orang jahat, mengingat kejadian dulu.

"Aku dulu berniat membantu sepupu mu itu... kau sendiri yang menitipkan dia padaku di porm night itu. Kau harus tau aku berniat menolong Bia. KAU TAU.."

"IYA AKU TAU JAKEE..." teriak Hansel tak mau kalah dan menghempaskan tangan Jake dari kerahnya.

"Aku tau Bia sering sesak dalam keadaan panik. Tapi bukan berarti kau gunakan kesempatan untuk..."

"Untuk apa?" tanya Jake dengan suara rendah menatap Hansel yang sama tingginya dengan dia.

"Dengarkan aku Hansel. Beri tahu Bia, aku hanya ingin membantu serangan paniknya dan sesaknya. Dan aku tidak punya niat apapun selain membantu Bia. Kau tau kan Hansel aku suka pada sepupu mu itu sejak kau kenalkan padaku. Bukan berarti kau malah menjadikan fakta itu untuk kejadian ini" Jake meraih handphone Bia tadi.

"Kalau memang aku punya niat jahat pada sepupu mu itu,harusnya sudah dari dulu aku memperkosanya di mal..."

Belum sempat Jake melanjutkan kalimatnya. Hansel langsung membogem pipi kanan Jake membuat Jake tersungkur.

"Yak..." teriak kawan Jake mulai maju.
"Apa apaan kau" teriak yang satu lagi.

"Kalian berdua tunggu diluar" pinta Jake pada kedua kawannya.

Setelah kepergian kawannya. Jake bangkit meski sudut bibirnya sudah mulai berdarah.

"Kau mau bicara apa lagi Jake?" tanya Hansel.

"Hansel..." Jake mendekat ke Hansel dengan tatapan datarnya. "Kau cemburu?" Tanya Jake tersenyum smirk.

Sekali lagi Hansel memukul pipi kanan Jake. Jake bahkan masih bisa menatap Hansel.

"Kau diam diam suka pada sepupu mu itu kan?"

"Kau jangan sok tau brengsek" teriak Hansel membuang ludahnya sembarangan.

"Aku tau... kau bahkan menyembunyikan sepupu mu itu dari beberapa teman dekatmu. Bahkan aku teman kecil mu tau ceritamu, kau sengaja melarang aku bertemu Bia. Kau egois hanya untuk Bia. Aku teman kecil mu..." teriak Jake marah dan kali ini tidak bisa lagi untuk menahan untuk tidak memukul sahabat kecilnya itu.

Jake memukul brutal Hansel.
Hansel tidak mau kalah, dia bangkit dan memutar balik perkelahian.

"Yak... diam kau brengsekk..." teriak Hansel ingim memukul Jake yang berhasil dia lemahkan di bawahnya.

"Hansel... berhen... akhh..." teriakan dan ringisan itu tiba tiba saja muncul ditengah perkelahian itu.

Hansel dan Jake terkejut melihat kedatangan Bia yang tiba tiba.

Lebih nya lagi, Bia sedikit tersungkur dilantai terkena pukulan Hansel yang salah sasaran.

"Bia... Han Bia"

Hansel melepaskan Jake dan mendekati Bia. Dia meraih tangan Bia dan memeluknya erat.

Jake memutar matanya malas akan sikap Hansel.
"Aku tau kau menyukai Bia, Hansel" ucap Jake dengan suara pelannya. Entah Hansel dan Bia mendengar atau tidak.




Hansel berlutut di bawah sofa studio kampus, dengan Bia yang masih tidak berani menatap matanya.

Hansel tau Bia belum mau berbicara. Hansel masih fokus mengobati luka di sudut bibir Bia.

Hansel bahkan sempat memikirkan kejadian kurang lebih 3 tahun silam. Bia yang cemas saat semua teman temannya menyuruh nya untuk mengucapkan sepatah kata untuk perpisahan.

Tidak.
Mereka tidak membully sicantik ini. Mereka hanya ingin mendengar suara lembut Bia dimalam perpisahan ini. Mereka menunggu nya bertahun tahun.

Saat itu, Hansel yang bertujuan menyatakan cintanya malah dicuri start oleh Jake.

Hansel menitipkan Bia ke Jake karena diam diam dia ingin membuat suatu kejutan untuk Bia dimalam itu.

Mendengar suara riuh, Hansel kembali ke panggung utama dan melihat Jake tengah atau hampir mencium Bia dengan alasan PCR atau memberi nafas buatan.

Karena selain Hansel, Jake orang kedua yang dekat dengan Bia.

Hansel tidak tau itu terjadi atau nyaris.

Semenjak itu, Hansel sangat membatasi orang orang yang ingin mengenal Bia.



To be continued...

BIA GADIS INTROVERT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang