PERANG

113 8 0
                                    

Sam langsung mengangkat kepalanya perlahan.

Bia justru semakin menundukkan kepalanya. Ia sangat malu. Kenapa dia bisa seberani ini.

Sam tersenyum miring. Jutaan kali Bia memberinya moment moment yang mengejutkan.

Bagaimana bisa Sam menyerah kalau sudah begini?
Ya, selalu Bia yang memulainya.

"Ku anggap itu sebagai jawaban bahwa kau menyukainya" putus Sam sepihak.

Bia mengangkat kepalanya lagi. Ternyata Sam malah menariknya lagi.

Ayolah, Bia sudah keringat dingin di tempat ini. Gelap, berdua dan seperti masuk ke kandang singa.

"Aku tak akan melepaskan mu lagi Bia"

Selanjutnya Bia pusing dan menyerah saat bibir si tampan itu menguasai bibir nya untuk kedua kalinya.

Bia terbawa ciuman lembut namun mampu membuat nya berdebar itu.

Telapak tangan kiri Sam yang besar meraih lehernya dan tangan kananya menekan erat pinggang Bia untuk lebih dekat lagi padanya.

Tidak ada jarak lagi keduanya.

Sam merasakan debaran itu lagi dari Bia. Sam sangat suka.
Sam selalu memimpin ciuman itu. Sam selalu menang menguasi Bia.

Tatkala Sam memperdalam lumatannya lagi dan lagi saat kedua lengan Bia mulai melingkar dibahu lebarnya.

Bia mulai menikmatinya. Sam juga semakin tahu permainan selanjutnya.

Sam menggingit bibir bawah Bia. Bia sedikit meremas bahu Sam kala merasakan sedikit sengatan itu.

Cukup lama berperang dengan ciuman diruangan sempit dan remang itu. Sam melepaskan ciumannya. Ia tak ingin terlalu jauh.

Bia memundurkan kepalanya dengan tangan nya masih melingkar dibahu Sam. Perlahan dia membuka matanya mendapati Sam yang sudah menatapnya lekat.

Sam tersenyum pada Bia. Bibir Bia sedikit bengkak dan merah seperti malam itu. Ia suka melihat Bia yang berantakan ini.

Bia mengulum bibirnya yang kebas. Ia juga candu pada cara Sam menciumnya. Mungkin karena ini pertama untuknya.

"Kau cantik sekali..." Sam merapikan helaian rambut Bia yang berantakan.

Bia rasanya ingin tenggelam mendengar pujian dengan tatapan memuja itu.

"Aku selalu hilang kendali kalau itu menyangkut kau Bia..."

Kali ini Sam menyentuh telinga Bia. Mengelusnya dengan ibu jarinya lalu menyisihkan rambut Bia ke sela telinganya.

"Aku menyukaimu Bia... sangat... " tangan Sam meraih jemari Bia lalu menautkan jari Bia kesela sela jarinya.

"Aku tidak bisa melepas mu lagi..."







Hansel sudah muak disini.
Teman yang lain menikmati acara minumnya, tapi tidak dengan dia.

Dia kecewa karena Bia meminta dia duluan pergi.

Lalu apa.? Sam juga belum tiba sekarang.

Apa dia ketinggalan sesuatu?

"Hai semuanya..."

Sam.

Dia muncul selalu tampan dan..
Kenapa dia berbeda dan sedikit lebih cerah. Rambut nya yang sedikit acak itu malah membuatnya semakin tampan.

Kaos oblong hitam melekat sempurna ditubuhnya. Jeans biru sedikit robek dibagian lutunya menunjukkan ciri khas anak band nya.
Tak lupa jaket denim nya yang ia genggam ditangannya.

BIA GADIS INTROVERT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang