(63) Terungkap namun belum tuntas

39.4K 4.9K 447
                                    

سْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Apa kabar?

Kangen SamHin?

Komen setiap paragraf yaa. BOLEH BANGET, TERLOPE YANG KOMEN SETIAP PARAGRAF.

Target kali ini 5K vote dan 7K komentar ya, insyaAllah bisa!

⚠️P E R H A T I A N⚠️

Bagi yang belum vote part sebelumnya, dimohon untuk vote dulu ya!

Terima kasih.

Selamat membaca!

🌊🌊🌊
---SamHin

Francisco menghela napas nya panjang. Kini pria itu tengah duduk berdua, lebih tepatnya bertiga dengan Angga, si dokter yang tiba-tiba menjadi MC pengganti.

Mereka dilanda keheningan yang menyebalkan.

Devia tertunduk. Ia tidak menyesal membuka kedok Faleria. Tapi ...

"Deviana Mahera. Kamu melanggar sumpah mu, sebagai dokter." Suara Francisco memecah keheningan.

Yeah ... Devia tahu itu. Ia tidak boleh membuka data pasien atau apapun, karena dia bisa dituntut, bahkan bisa terjerat hukum.

Seorang dokter tidak boleh sembarangan membuka riwayat pasien nya.

Gadis itu terdiam. Ia sudah memikirkan semuanya matang-matang. Ia siap menerima apapun yang terjadi ke depan nya.

Devia menarik napas dan membuangnya lalu menatap netra Francisco lekat yang juga tengah menatap dirinya. Jarak mereka cukup jauh.

"Aku rela melakukan apapun, demi sahabat ku. Dia selalu menderita selama ini, Frans. Aku ga mau kebahagiaan nya hancur. Apapun yang terjadi, saya Deviana Mahera, siap menanggung risiko nya."

Perkataan Devia membuat hati Fransisco tersayat.

Ia dapat merasakan ketulusan dari mata Devia.

🌊🌊🌊

Malam semakin memeluk saja. Acara sudah selesai dan menjadi kacau tentu nya karena perdebatan yang panjang.

Eliot dan Hala memutuskan untuk keluar, mencari angin. Eliot datang ke Indonesia hanya untuk memberikan cip kepada Hindia.

Rencana nya dengan Haider memang berhasil.

Kastara entah pergi kemana. Pria itu mendapat tatapan tersayat dari Samudra.

"Lelucon mu bagus, tingkat kan sampai menjadi kenyataan," Eliot memasukan daging itu kedalam mulut nya, mengunyah. Hala menatapnya lekat, memutar kedua bola mata nya malas. Mereka melanjutkan makannya, sampai akhirnya habis juga.

"Ayo pergi dari sini!"

Kedua nya memutuskan untuk pergi dari resto tersebut. Mereka menjelajahi Jakarta malam. Berdua. Jalan kaki. Sebenarnya ada mobil, namun di titipkan. Cahaya lampu dari gedung terlihat sangat indah. Beberapa orang juga berjalan di trotoar.

Setiap ada wanita- pasti selalu saja Eliot menjadi pusat perhatian. Untungnya si empu tidak genit pada wanita manapun. Hanya saja- sikapnya blak-blak kan kalau sama Hala. Mungkin karena sudah menjalin persahabatan dalam waktu lama, sampai tidak bisa menyatu. Ups lupa kalau mereka tak bisa menyatu karena factor Tuhan.

Samudra Hindia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang