4 | terima kasih

162 42 0
                                    

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Tinjuan itu terus di layangkan oleh Jaden pada Bara, dia tidak tahan lagi mengetahui fakta jika anak itu kembali berulah. Dia memang ketua kelas tapi tidak sepantasnya memperlakukan seseorang sekhendak hatinya saja.

Mashaka pasti terluka, Mashaka hanya banyak diam tanpa memberikan perlawanan. Tapi tidak memungkinkan jika dia baik-baik saja karena perbuatannya.

Banyak siswa dan siswi yang menonton dan ada juga yang berusaha untuk menengahi perkelahian tersebut. Jaden yang mendapatkan luka pada bibir dan pelipisnya pun tidak peduli, setidaknya dia puas memberikan segala tinjuan nya pada Bara dan membuat anak itu tidak mampu memberikan perlawanan lagi.

Mashaka yang mengetahui kejadian tersebut pun segera belari ke arah kerumunan, menarik Jaden untuk menjauh dan mendorong tubuhnya.

"Kau kenapa? Kenapa kau melakukan itu?!" bentak Mashaka yang matanya berkaca-kaca.

"Aku gak terima Ka, Bara kayak gitu ke kau!"

"Tapi gak harus kayak gini juga kan?" lirihnya menyentuh luka pada bibir Jaden. "Ais juga kenapa diam aja?"

Beruntungnya perkelahian itu tidak di ketahui oleh satupun guru, di karenakan hari ini juga ada rapat yang sedang di adakan untuk melangsungkan kegiatan mereka di sekolah. Mashaka menarik tangan Jaden untuk di bawanya ke UKS, di ikuti oleh Ais dan Yadam di belakangnya.

Mashaka mencoba untuk tidak marah pada Jaden karena anak itu terluka sebab sedang membelanya. Bukan karena Mashaka menyukai pembelaan Jaden, dia hanya tidak tega melihat luka yang di derita oleh teman baiknya itu.

Saat tiba di UKS, Mashaka segera membersihkan bercak darah di bibir Jaden yang hampir mengering. Sesekali memejamkan matanya karena ikut merasakan sakit yang ada, mendengar rintihan kecil dari Jaden dia sampai tidak tega. Air matanya pun ikut menetes, membuat Ais meraih tisu di dekatnya dan menghapus air mata nya.

"Jangan menangis, ini bukan salahmu," kata Ais dengan nada suaranya yang lemah lembut.

"Jaden lain kali jangan di ulangi, biarin aja. Kau sampai terluka kayak gini, aku gak tega lho pokoknya jangan lagi ini terakhir kalinya kau berkelahi sama Bara," Mashaka berusaha untuk tidak menjadi-jadi dalam tangisannya.

"Aku gak bisa diam aja kau di perlakuan semena-mena sama Bara, udah aku coret namamu dari daftar perwakilan lomba perkelas. Urusan itu biar aku yang nyelesainya."

Mashaka menghargai apa yang telah Jaden lakukan untuknya, dia juga tidak menolak bahkan menentangnya. Mencoba untuk lebih memilih keputusan dari temannya itu ketimbang merasa tak enak hati dengan yang lainnya.

Teman-temannya tanpa di minta sekalipun selalu bisa memberikan pembelaan. Mereka juga selalu marah jika dirinya terluka oleh orang lain. Maka Mashaka ingin menjadi kuat, agar jika nantinya mereka terluka. Mashaka akan melakukan hal yang sama.

 Mashaka akan melakukan hal yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekedar Singgah [✓] REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang