Di saat dia terluka tidak ada kalimat apapun yang terucapkan, senyumannya masih terus terukir jelas. Dia pasti selalu punya hari-hari baik untuk tidak memiliki pesakitan dalam kehidupannya.
Namun, mana mungkin kebahagiaan terus berpihak padanya sementara di dunia ini selalu ada banyak rasa sakit yang di hadirkan untuk manusia. Dan nyatanya dia berbohong atas kebahagiaan itu tersendiri.
Senyumannya hanya untuk memastikan orang-orang yang menyayanginya tidak mengkhawatirkannya. Karena mengatakan yang sebenarnya juga merupakan perihal yang tak masuk akal. Dia menggemaskan dan dia anak baik, sayangnya semesta tidak menganggapnya seperti itu.
Tetap menghembuskan napas saja itu kesalahan, apalagi terus berpura-pura paling bahagia.
Kakaknya selalu memberikan apa saja yang dia mau, kakaknya yang paling terbaik. Sayangnya lagi-lagi dia yang masih terus tertutup dan tak mengatakan apapun mengenai lukanya. Pada akhirnya pun kematian juga menatap ke arahnya dengan kesenangan.
Barangkali kebahagiaan itu merupakan kematian, dan dirinya tidak akan mengharapkan apapun selain mengakhiri.
TBC
Maaf—aku merindukannya.
Baru prolognya dulu, aku lanjutin sampai ending. Castnya bakalan pakai nama lokal. Sekian, terimakasih.Mashaka Andaru
Hapten Baharu Yanndara
Barantar Ganding Vintaro
Jadens Smiths Bassalam
Aishan Wandra
Yadam Xarael
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Singgah [✓] REVISI
Fiksi PenggemarHadiah paling terbaik dari Tuhan untuknya adalah kehadiran seorang adik, ketika semua kesepian itu telah di isi oleh tawa riang si kecil. Sampai-sampai mereka juga melupakan perihal mengenai tak ada yang akan kekal abadi. Pejaman matanya terlihat je...