Nata berlari menuju rooftop kampus. Tempat ia bertemu dengan Zoe dan Tyo. Ah, jangan lupakan Triska yang selalu mengekor di belakang Nata.
Di rooftop, Zoe dan Tyo sudah menunggu, duduk di atas tikar yang biasa mereka bentangkan untuk menikmati senja. Tak lupa empat bubble tea yang sempat Zoe beli tadi.
"Hai, udah nunggu lama?" tanya Nata, lalu ikut duduk di samping Tyo.
"Bukannya lo emang kang telat?" ejek Tyo. Tyondra Argantara, pemuda kelas 2-3 itu hobinya memang cari gara-gara sama Nata. Nata mendengus kesal, lalu meneguk bubble tea di depannya.
"Jalan gitu yuk. Udah lama ga jalan-jalan berempat" kata Zoe. Zoela Araska Alia, teman Nata yang satu ini suka minta jalan-jalan, atau meminta contekan tugas.
"Jalan elit, traktir sulit" cibir Triska, menghadiahi Zoe satu toyoran di kepalanya.
Diam-diam, Nata tersenyum melihat tingkah gemas Triska. Gadis yang memiliki senyuman manis yang mampu meluluhkan siapapun itu, berhasil menarik Nata untuk menanamkan bunga kasmaran dalam hatinya. Tetapi, sampai sekarang, Nata belum berani menyatakan cintanya. Meski begitu, Nata adalah satu-satunya orang yang menjadi tempat ternyaman Triska setelah mamanya.
Kadangkala, Nata harus menahan rasa cemburu yang luar biasa saat Triska dekat dengan pemuda lain. Yah, ini resiko nya jika menyukai secara diam-diam. Ah, kembali lagi ke mereka berempat.
Zoe sekarang tengah mencoba mengucir rambut Tyo yang gemasnya minta ampun. Triska sendiri tengah mengamati Nata. Hal itu tentu membuat Nata langsung salah tingkah. Rona kemerahan pun menghiasi wajah Nata.
"Ngeliatinnya sampe segitunya, Ka?" tanya Nata pelan. Triska tertawa.
"Mau ngucir rambut kakak juga. Gemes" jawab Triska, langsung bangkit dan berdiri di belakang Nata. Tangan gadis itu bergerak cepat mengucir rambut Nata.
"Gue adanya jepit. Gapapa ya?" Nata mengangguk.
"Selesai!" pekik Triska kegirangan. Nata tertawa melihat pantulan dirinya di kamera hp. Zoe dan Tyo pun ikut tertawa.
Sedetik kemudian, Nata merasakan kehangatan, seseorang memeluknya. Nata tersenyum. Sementara Triska terkikik sembari masih mendekap erat Nata. Semoga Nata segera tahu tentang hal itu.
"KAK DOLPHIINNNN"Langit menoleh. Dan di ujung koridor ada adik-adik kelas perempuannya yang tengah sibuk memfotonya. Senyum yang Langit lemparkan menjadi alasan mereka menjerit. Aksara yang berada di samping Langit pun terkekeh geli.
"Kak Dolphin kok ganteng banget sihh!!" teriak salah satu dari mereka. Lama-lama Aksara bergidik. Cabe sih... Eh, maaf.
"Lumba-lumba lo bang?"
"Enak aje" Langit menoyor kepala Aksara.
"Udah cepetaann. Gue kebeleettt" rengek Aksara, menarik lengan seragam Langit. Sebenarnya ini alibi Aksara sih. Nggak betah sama adik kelas yang berisik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐌𝐢𝐦𝐩𝐢 ✔ [ revisi ]
FanfictionBagi keenam adiknya, si sulung itu keren. Ia mampu memendam seluruh rasa letihnya hanya untuk membuat adik-adiknya tak khawatir padanya. Hidup tanpa adanya sosok ibu dan ayah itu memang sulit, tapi si sulung dengan tekadnya, mampu menjadi kakak sek...