CHAPTER #33

657 40 0
                                    

Lisa Pov

Aku lelah karena kekalahanku, sialan kenapa dia begitu hebat dalam permainan ini bukankah dia mengatakan tidak menyukainya pertama kali tapi dia lebih hebat dari pada aku, sepertinya aku harus waspada dengannya dia memiliki bakatnya sendiri.

sekarang Kami sedang menunggu taksi, ini sudah jam 10 malam dan aku yakin jika Mommy sudah tidur, tidak masalah karena aku tidak mengatakan padanya jika aku akan datang kerumah hari ini bersama Jennie, dan ini akan menjadi kejutan untuknya aku tidak sabar dengan ini sungguh.

"kau yakin tidak ingin membelikan sesuatu untuk Mom?" dia berbicara beberapa saat, aku hanya tidak akan menanggapinya karena tentu saja itu tidak perlu, kedatangan kami kesana adalah sebuah hadiah untuknya.

"tidak perlu hum".

aku mengusap kepalanya pelan dan kemudian taksi yang kami pesan telah datang, aku menunjukkan wilayah perumahan kami dan dia segera mengangguk.

"hon! Aku merasa gelisah, entahlah ini pertama kali bagiku" katanya ketika dia menyandarkan kepalanya dipunggungku.

"tidak perlu hum Mommy akan paham dan dia pasti bahagia kau tidak perlu memikirkan hal yang berlebihan" aku mencoba menenangkannya.

Jujur saja jika ayahnya memberitahu Daddy tentang perjodohan ini tentu saja Mommy sudah tahu apa yang terjadi denganku dan Jennie.

tidak perlu untuk berbasa-basi atas apapun itu dan seharusnya mereka bahagia, atau memintaku tapi kupikir mereka adalah orangtua yang sibuk dengan hal ini.

Aku tidak menyalahkan apapun, hanya saja ingin melanjutkan hubungan serius dengannya tidak lebih, aku tidak sabar untuk membangun keluarga besar yang ingin kucapai, bukankah sudah kukatakan jika Jennie adalah hidupku.

Tidak cukup lama kami sampai dirumah yang sudah sangat kurindukan sejak tiga tahun lalu kutinggalkan sial aku bahkan tidak begitu hapal ada perubahan apa saja yang terjadi disini. Suasana yang sudah cukup damai menandakan penghuninya sudah tidur.

Aku menarik tangan kekasihku merangkulnya  sangat dekat, aku masuk melalui pintu depan dan tidak mendapati siapapun diruang tamu, lampu utama telah dimatikan dan benar saja Mommy pasti sudah tidur.

Aku membawa Jennie memasuki kamarku yang berada dilantai dua, aku tidak ingat apa warna seprei pertama kali kutinggalkan kupikir Mommya menggantinya, aku membuka kamarku yang terlihat remang.

"selamat datang dikamar kita".

aku berkata hampir berbisik kepadanya, dia mengusap matanya perlahan dan segera berjalan menyusuri memperhatikan kamarku yang sederhana ini.

"hei, ini tidak besar seperti kamarmu yang di Mansion tapi kuharap kau nyaman hem".

aku berkata dan segera membaringkan tubuhku diatas kasur, sudah lama dan aku sangat merindukan ini.

"aku menyukai ini, kau sangat classy honey! Kenapa seleramu sangat bagus" dia memujiku dan menaruh tubuhnya untuk tidur disampingku.

Aku menatap gadis yang paling cantik yang pernah kumiliki selama ini, dia membalikkan kepala dan menatapku juga, semakin dalam tatapan itu seakan memakanku untuk tenggelam kesana, ada apa ini! Aku tidak pernah mendapatkan gejolak seperti ini sebelumnya.

"I love you".

aku berbisik menatapnya, dia sangat cantik malam ini entahlah wajah munggil itu terlihat bersinar sekarang, aku memajukkan kepalaku mendekatinya semakin kesana dan menenggelamkan bibirku untuk mengecupinya semakin dekat dan dalam. Kami terhanyut dalam paduan yang sangat menyenangkan.

Aku melepas pagutan kami dan meraihnya untuk berada diatasku ini adalah posisi yang sering kami lakukan sebelum tidur.

"aku ingin segera menikahimu honey" aku berbisik nafasku mungkin bisa menerpa wajahnya, dia tidak terusik sama sekali dengan ini.

ITS MY FAULT - [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang