Lisa Pov
Aku menjadi kaku rasa kantukku hilang begitu saja ketika Jennie bangun dan bertanya tentang bau alkohol itu, sial aku tidak tahu harus berbohong atau bagaimana seseorang diluar sana bantulah aku.
"tidak ada, aku tidak meminum apapun" aku berusaha mengontrol suaraku untuk mengelabuinya sial berbohong ternyata tidak baik perasaan bersalahku mendominasi sekarang.
"jangan berpikir untuk membohongiku Lisa, kau meminum sesuatu jangan sembunyikan apapun dariku" dia berbicara dengan nada menekannya aku menjadi gugup sekarang.
"hemm Seulgi membawa alkohol" aku terputus mengingat jika siang nanti kami akan mendapat nasib buruk oh tidak sekarang aku bahkan sudah merasakan aura itu.
Dia melipat kedua tangan didadanya sekarang, wajahnya menjadi datar tidak ingin ini menjadi lebih jauh aku bangkit dan mendekatinya suara hujan dan angin diluar sana masih saling beradu.
"honey! Mianhae tapi aku tiadak mabuk, maksudnya kami semua minum tapi tidak sampai mabuk" aku berbicara mencoba menenangkannya, "kau tahu! Aku tidak menghakimi oranglain untuk meminum alkohol tapi aku tidak suka melihat orang yang kucintai merusak dirinya sendiri, alkohol tidak baik untukmu mereka merusak kesehatanmu, aku tidak ingin kau berumur pendek karena itu" dia menjelaskan dengan khawatir aku bisa melihatnya dari sorot itu.
"aku tidak akan mengulanginya lagi hemm" aku memeluk pinggangnya sekarang sedangkan dia masih diam mematung tidak membalasku, "mianhae, seharusnya aku tidak mengikuti apa yang mereka sarankan, Seulgi yang membawanya kesini tidak enak jika harus menolak itu" aku mencoba menjelaskan sisiku.
"kau bisa menolaknya, aku khawatir dengan ini bukan hanya tentang kesehatanmu tapi juga jika-jika kau pergi minum keluar lalu kau mabuk dan tidak menyadari apa yang kau lakukan lalu seseorang bisa saja memanfaatkan situasi itu" dia berkata dengan nada paniknya.
sial dia terlalu berpikir jauh kesana haruskah aku tertawa sekarang, sisi ini benar-benar diluar dugaan aku merasa dicintai dan perhatikan namun disisi lain aku merasa khawatir dia akan mengendalikanku lebih jauh, ah Lisa buang jauh-jauh pemikiran semcam itu.
Aku menariknya dari pelukanku dan mengambil kedua tangannya yang disilangkan didadanya menariknya untuk jatuh kepelukanku.
"ini terakhir kali, aku akan mengontrol diriku untu itu" aku mencium keningnya, "aku ingin kau menepati semua apa yang kau katakan janji kepadaku" katanya dan dia membalas pelukanku sekarang.
"ayok tidur, kurasa hujannya akan sampai siang" aku membaringkan tubuhku dikursi ini dan dia berada diatasku, tidak ada kain atau apapun kehangatan diantara kami menutup rasa dingin yang disebabkan hujan.
tidur ditengah malam dan hutan serta hujan yang turun dengan lebat menjadikan sebagai relaksasi pikiran apalagi bersama orang yang kalian cintai, aku bersyukur karena Jennie adalah obat dari segalanya bersamanya adalah keajaiban yang Tuhan berikan membuatnya bahagia adalah kewajiban yang aku haruskan.
Aku mengusap pelan punggungnya sesekali mencium keningnya, sial karena pertanyaannya baru saja membuatku tidak bisa tidur lagi mataku menjadi terjaga sekarang dan dia tidur, terdengar nafasnya yang tenang menerpa leherku yang jenjang.
"aku mencintaimu, jangan pernah jadi milik oranglain lagi selain diriku hingga sampai dikehidupan kedua dimasa depan nanti, Love you Jennie, my favorite honey" aku mencium kepalanya dan memejamkan mataku merasakan aroma tubuh gadis munggil yang telah menjadi milikku, sial aku ingin cepat-cepat menikahinya.
...
Aku membuka mataku perlahan karena mendengar suara keributan dari ruangan lain, ada apa ini? Suasana masih pagi kurasa, Jennie masih ada disampingku dia tidur dilenganku dan membelakangiku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS MY FAULT - [JENLISA]
FanfictionKeputusan adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalani, melewati masa muda yang konyol dan penuh tantangan adalah sebuah keistimewaan bagi setiap orang tak terkecuali Bagi Lalisa Manoban. Keputusan Lisa menikmati masa muda yang ia sendiri tidak...