Author Pov
Suasana panas tiba-tiba menjadi sangat menyebalkan bagaimana tidak sedang menuju puncak kenikmatan Jisoo tiba-tiba menelfon Lisa, bukan tanpa sebab dia melakukan panggilan itu, pasalnya dia tahu satu informasi yang harus disampaikan kepada Lisa mengenai meninggalnya ayah Jennie.
"yak! Kenapa kau menelfonku bitch".
kesal Lisa ketika dia berada di rooftop kamar itu dan berusaha mengeluarkan rasa kesalnya kepada Jisoo.
"bisakah kau sopan sedikit kepada yang lebih tua" Jisoo balas berteriak dari balik panggilan itu membuatnya menjauhkan sedikit ponselnya.
"ada apa?, kau mengangguku bodoh!" dia berkata sarkas sekarang, membuat Jisoo ingin meledak memarahinya.
"apa yang kau lakukan sehingga aku menganggumu?, yak kau menyentuh gadis itu? Lisa kuperingatkan untuk menjaganya jangan melakukan hal lebih" alih-alih menyampaikan informasi penting dia bahkan berceramah disana.
"berhentilah menasehatiku kau seperti tidak melakukan hal bodoh saja Jisoo-yah" sekarang Lisa melemparnya sarkas.
"bocah bodoh, Wendy sudah mempengaruhimu, kurasa kau berhenti berteman dengannya" dia marah juga disana, membuat Lisa malas dan memutar matanya lebih baik mengalah daripada harus membantah orang ini begitu pikirnya.
"apa sesuatu terjadi? Cepat katakan aku sibuk" dia bertanya sekarang, "ayah Jennie diberi racun oleh Kai, ini sedang dalam penyelidikan hasil otopsi kemarin sudah keluar dan masih dalam tahap penyelidikan, Lisa kurasa kau harus berperan sekarang, Kai benar-benar bodoh dia harus dipenjara" secara to the point Jisoo menjelaskannya tanpa basa-basi.
Mendengar itu membuat Lisa naik pitam, dia tidak menyangka jika Kai sampai senekat itu melakukan hal-hal diluar batas, hingga menghilangkan nyawa seseorang.
"simpan informasi ini, jangan sampai Jennie mendengarnya, aku akan membantumu mengurusnya" katanya ketika dia serius menanggapi apa yang dikatakan Jisoo.
"aku menunggumu pergerakanmu, hei gunakan anak buah ayahmu untuk mengurusnya mereka terlalu banyak menganggur dibayar tapi tidak memiliki misi apapun" dia menyarankanya sekarang.
"aku tidak ingin menggunakan anak buah Daddy, mereka tidak bisa dipercaya, aku akan melakukannya sendiri" Lisa menyeringai ketika mengingat ayahnya akan membiarkannya dengan masalahnya sendiri, demi apapun hidup mandiri adalah tujuannya berada di Seoul bukan.
Setelah menyampaikan informasi itu Lisa bergegas kembali ke kamar tidak melihat gadisnya disudut ruangan itu menjadikannya panik.
"honey!".
dia berteriak sekarang, "honey!" dia bersuara keras seperti anak kecil yang mencari ibunya, "Nini, where are you baby" dia keluar dari kamar melihatnya disudut ruangan lain namun Jennie tidak ada juga disana.
Dia khawatir sekarang dan segera masuk kembali kekamarnya, "honey!" dia berteriak lebih keras lagi sekarang, dan kemudian pintu kamar mandi terbuka, jantungnya hampir terlepas ketika melihat Jennie keluar dari sana menggunakan bathrobe.
"kenapa berteriak" Jennie memandangnya bingung, wajah khawatir Lisa tidak bisa disembunyikan dia benar-benar takut.
"kau mandi?".
dia berbicara setelah beberapa saat, dan Jennie sudah berada didepan meja riasnya, "kupikir kau pergi dan meninggalkanku disini sendirian" katanya dan kini masih memegang dadanya.
"hahaha kau memikirkan apa hummm?" Jennie bertanya, "ahh syukurlah aku tidak bisa tidak melihatmu, kurasa aku takut kehilanganmu" katanya serius membuat Jennie memutar matanya malas, Lisa pasti membual.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS MY FAULT - [JENLISA]
FanfictionKeputusan adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalani, melewati masa muda yang konyol dan penuh tantangan adalah sebuah keistimewaan bagi setiap orang tak terkecuali Bagi Lalisa Manoban. Keputusan Lisa menikmati masa muda yang ia sendiri tidak...