CHP||010

4.9K 413 6
                                    


HAPPY READING


Sandra menggebrak meja kantin ditempat zinder dkk, membuat keributan hingga menjadi pusat perhatian.

'Si Sandra berulah lagi'

'Bener bener hari tanpa drama'

'Hajar aja dra hahahaha'

'Eh lu kok malah dukung Mak lampir'

'Apasih lu siape ha? Sekate Kate, kita kenal kah?'

'Diem lu berdua, nikmatin aja nih drama sambil nyantui'

'ihh kasihan adefa dibully Sandra terus'

'kalau lu kasihan, gantiin aja tempat adefa biar lu yang dibully'

'ihh gamau'

'Ihh ihh mulu, kek lonte aja lu'

'ihh jahatnya, tuh mulut pasti gapernah zikir'

'gue atheis, mo apa lu?'

'ihh sesad'

'bacot'

'Woi adefa lawan! Jan diem aja'

'Dia kan anak broken cuk dikit dikit nangis'

'Halah si paling broken'

'sandra emosian mulu ya, murid gatau apa apa lewat aja langsung dibanting'

'mood nya suka berubah , kek hati gue yang kadang suka pindah haluan'

'anjay, slebew kah?'

'slebew'

Tatapan Sandra yang masih memicing tajam kearah adefa, meskipun telinganya gatal mendengar cibiran yang begitu sampah menurutnya.

Sandra menunjuk adefa dengan tatapan merendahkan hingga membuat adefa menunduk gemetar.

"Gue belum perhitungan sama lu ya, enak aja lu bikin seragam gue basah, sampai perut mulus gue memerah karna kecerobohan lu!" Sarkas Sandra menunjuk nunjuk dahi adefa dengan greget nya, rasanya Sandra ingin menghancurkan kepala adefa sangking kesalnya.

"Bangs*t lepasin tangan gue anj*Ng" sentak zinder yang dipegangi Moli serta Ellie, agar dia tidak main tangan terhadap Sandra selagi dia menyudutkan adefa.

Namun tentu saja karna dia sang ketua, tenaga nya juga tak bisa dianggap remeh, dia mendorong Moli dan Ellie membuat mereka hampir terjatuh.

"Lu sialan! Apa apaan ini hah!?" Marah zinder membuat Sandra menatap zinder dengan senyuman.

"Well, sayang, kamu jangan terus belain dong, entar aku pergi kamu nangis lho" ucapan Sandra membuat zinder tertawa kemudian menatap datar Sandra.

Zinder mencengkram tangan Sandra yang terus menoyor jidat gadisnya "lu pikir gue peduli? Sekalian aja lu mati" Sandra mematung mendengar perkataan zinder yang menurutnya haram untuk dikatakan.

Sandra membungkam mulut zinder dengan sebelah tangannya " kamu apa apaan si, gabaik! Jangan ngomong kek gitu" Sandra merasa selalu lemah menghadapi zinder bahkan perkataan yang tidak mengenakkan membuatnya terpancing untuk selalu menangis.

Zinder menepis tangan Sandra yang membungkam mulutnya " gabaik? Maksud lu apa? Lu pikir kelakuan lu kek gini itu baik hah?"

Teman teman zinder yang sedaritadi terdiam memperhatikan kemunculan Sandra hingga keributan yang dibuatnya, meskipun mereka kesal dengan Sandra yang tiba tiba merusak acara makan mereka. Namun, mereka tau diri untuk berurusan dengan Sandra juga bukan hal yang baik. Meskipun diantara mereka ada yang ingin memberontak.

Terjerat Dalam Sebuah Genggaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang