16

1.8K 170 4
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
...


Jam masih menunjukan pukul 5 pagi, kebanyakan orang mungkin masih saja terlelap di atas ranjang empuk milik mereka, namun tidak untuk Heeseung.

Pagi-pagi sekali dia sudah harus bersiap untuk berangkat menuju asrama, karena di jam 7 pagi nanti dia dan para membernya akan segera berangkat untuk tur dunia mereka.

Saat ini Heeseung sudah bersiap untuk menggeret koper miliknya keluar dari kamar, namun sebelum keluar Heeseung menolehkan kembali kepalanya untuk kesekian kalinya.

Sunghoon, gadis itu sama sekali tidak membuka matanya, padahal biasanya gadis itu akan langsung terbangun saat Heeseung bangkit dari ranjang, terlebih jika gadis itu tau kalau pagi-pagi sekali Heeseung harus pergi bekerja.

Tapi pagi ini justru berbeda
Heeseung melirik jamnya, dan setelahnya ia kembali berbalik dan berjalan keluar dari kamanya

Cklek

...

Heeseung berjalan menuju dapur, sekedar mengisi perutnya dengan roti dan selai agar tidak kosong. Setelah beberapa saat Heeseung kembali berjalan untuk membuka pintu apartemennya.

"Lee Heeseung"

Pergerakan Heeseung seketika terhenti kala ia mendengar seseorang yang memanggil namanya.

Saat ia berbalik ia menemukan Sunghoon yang tengah berdiri tak jauh darinya, gadis itu tidak terlihat seerti baru bangun tidur, matanya cerah. Namun ia bisa mengetahui, kalau suara gadis itu sedikit bergetar saat memanggil namanya

Dengan perlahan Sunghoon berjalan mendekati Heeseung yang masih terdiam di depan pintu apartemennya.

Gadis itu tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari mata Heeseung, bahkan matanya sudah mulai memenas karena harus menahan gejolak menyakitkan didalam hatinya

"kau akan kembali 2 bulan lagi, itu waktu yang cukup lama, segala kemungkinan mungkin akan terjadi saat kau kembali nanti. Jadi ku mohon, dengarkan semua yang ku katakan saat ini, jawab semua pertanyaanku dan jangan menyela ataupun memutus perkataanku. Bisa ?"

Dengan reflek Heeseung menganggukkan kepalanya, entah mengapa matanya juga ikut fokus menatap manik hitam yang ada di depannya itu.

"beberapa bulan yang lalu, kau dan aku menikah, bukan karena cinta tapi semua karena terpaksa, kau seorang idola yang memiliki banyak cinta dan kasih sayang dari seluruh penggemarmu, kau mungkin salah satu makhluk sempurna yang Tuhan ciptakan untuk memberi kebahagian kepada banyak orang di luar sana...termasuk aku. Aku tau kau dan aku sama-sama tidak saling mencintai, namun untuk beberapa saat kau mampu membuatku tersenyum, entah itu karena perbuatan konyolmu atau karena ulah sialanmu. Kau mencintai seseorang, dan itu Choi Soobin.. orang yang sejenismu. Awalnya aku benar-benar merasa bodoh karena semua ini, aku merasa kau hanya menjadikanku tameng untuk hubungan kalian, namun seiring berjalannya waktu aku mulai menyadari, kalau cinta tidak memandang kepada siapa dia akan berlabuh, tetapi pada siapa kita merasa nyaman dan merasa hangat di setiap waktunya...."

"Sunghoon-a..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Faoi ​​Rún (HeeHoon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang