END

3.3K 180 19
                                    

FINALLY
TAMAT DEH😁
.
.
.
.
.
.
...


Suasana tegang tidak bisa di hindarkan dari dalam ruang bersalin pada sebuah rumah sakit yang saat ini tengah menangani seorang wanita yang sedang merintih kesakitan.

Park Sunghoon

Wanita itu terbaring lemah di atas ranjang bersalin dengan Lee Heeseung yang senantiasa menggenggam tangannya dengan erat, menyalurkan kekuatan yang ia punya untuk Sunghoon yang saat ini tengah berjuang

Ya, berjuang..

Berjuang untuk menghadirkan putra mereka ke dunia

Tak henti-hentinya pria itu membisikkan kalimat-kalimat penenang serta penguat untuk wanita itu, jujur saja... ia tidak tega melihat Sunghoon merasakan sakit yang luar biasa seperti ini

"Sunghoon-a, kau kuat..aku tau kau pasti kuat" bisik Heeseung tepat di telinga Sunghoon. Sesekali ia kecupi kening serta pucuk kepala wanitanya.

"Heeseung-a, ini....akh...ini sakit, benar-benar sakit" rintih Sunghoon di sela kesakitannya

"ssht ssht ssht. . . kau bisa sayang, demi anak kita...Lee-bee akan senang bisa bertemu kita. Ayo Lee Sunghoon, ayo kita berjuang" ujar Heeseung lagi seraya mengecupi punggung tangan Sunghoon

Sunghoon menangis, ini adalah rasa sakit paling sakit yang pernah ia rasakan selama hidupnya. Bahkan ia merasa nyawanya akan tercabut saat ini juga. Wanita itu terus menggenggam erat tangan Heeseung yang sedari tadi menggenggam tangannya.

Ia sempat ingin menyerah, namun bisikan-bisikan Heeseung tentang Lee-bee, membuatnya mendapatkan kekuatan lagi untuk terus berjuang.

Dia harus kuat, demi Lee-beeNya...

Dan juga HeeseungNya

"Aaaaaaaakhhh"

Pekikan panjang Sunghoon berakhir. Dan yang terdengar selanjutnya adalah suara tangis bayi yang menggema keseluruh ruangan

Air mata Heeseung tak bisa di bendung lagi, liquid bening itu menetes begitu saja seiring dengan senyum lebar yang menghiasi wajah tampannya

Sunghoon masih tersadar, mengatur nafasnya yang masih memburu, matanya sayu dan wajahnya sangat pucat

"Sunghoon-a, kau berhasil...kau berhasil sayang" ujar Heeseung dengan lirih dengan air mata yang masih menetes

Sunghoon tersenyum lemah, menatap Heeseung yang tengah menatapnya dengan binar kebahagiaan meski ada air mata yang meluncur disana.

Tak lama salah seorang dokter menyerahkan bayi merah itu kepada Sunghoon untuk di letakkan di dadanya, namun sebelum itu Heeseung terlebih dahulu membantu Sunghoon membuka kancing baju pasiennya supaya bayi mereka bisa langsung di telungkupkan disana.

Setelah bayi merah itu berada di sana, baik Sunghoon maupun Heeseung sama-sama meneteskan air mata mereka, perlahan Heeseung mengusap lembut kepala bayi kecilnya kemudian mencium kening Sunghoon

"terima kasih" ujar Heeseung dengan senyum bahagianya

Sunghoon hanya mengangguk dan membalas senyuman Heeseung

Bayi kecil itu nampak tenang di dada Sunghoon, bahkan Heeseung sempat menangkap ada senyuman kecil di wajah tampan bayinya itu.

Tak lama kemudian dokter kembali mengintrupsi, si bayi juga harus merasakan kehangatan dari sang ayah, oleh sebab itu Heeseung juga harus membuka bajunya dan mendudukkan diri si sofa, menempatkan diri setengah berbaring dan kemudian menerima bayi kecilnya untuk di baringkan di dadanya

Faoi ​​Rún (HeeHoon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang