ketahuan

7.1K 1K 697
                                    

tw// bully, kekerasan, harsh words

—karma—

"ah! anjing!"

Junghwan terus mengaduh kesakitan ketika Jihoon tak berhenti menghajar rahangnya. ia terbaring di tanah tak berdaya, sementara dua tangannya dipegangi oleh Ningning dan Shuhua, sementara kedua kakinya ditahan oleh Yeonjun. ada Haruto yang terus berdiri disana, berdiam diri sembari merokok menikmati pemandangan indah di halaman belakang sekolah.

"mampus! rasain nih banci!" Shuhua berujar dengan lantangnya, tertawa jahat merasakan kepuasan tiada tara melihat bagaimana adik kelasnya tersiksa. rupanya senyuman mencurigakan di kelas tadi benar benar memiliki makna jahat. lihatlah bagaimana darah segar mengalir dari hidung Junghwan, bahkan mulutnya pun mengeluarkan darah karena Haruto telah lebih dulu menghajar perutnya.

bugh!

buagh!

buagh! buagh!

"udah ji udah, anak orang takut mati. tenaga lo kan gedenya ga kira kira." Ningning memperingatkan, siswi itu meringis ngeri melihat wajah babak belur Junghwan.

Jihoon menurut, menghentikan aktivitasnya, lalu bangkit dan menendang kepala Junghwan penuh dendam sebagai penutupan.

tch!

ya, kini adalah giliran Haruto lagi untuk meludah sembarangan pada korban kekerasannya. menunduk menatap Junghwan dengan memasang ekspresi mengejek sebelum memberi salam perpisahan. "Jeongwoo sukanya sama cewek, kita semua suka sama lawan jenis. lo tuh punya otak dipake, anak lonte! kecil kecil udah jadi homo menjijikan."

entah kemana sosok yang menjadi tokoh utama itu, dengan dan tanpa Jeongwoo. sirkel mereka benar benar mengerikan, Junghwan tak heran jika nafasnya berhenti saat ini juga. tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa, air matanya diam diam mengalir menangis sedih dan kesakitan.

ingin sekali Junghwan berteriak pada tuhan, mengapa dunia begitu jahat padanya?































































































"ya tuhaaann! Juju!" sosok laki laki dewasa yang lebih pendek dari Junghwan itu datang menyambut sang adik dengan panik. pipi gembulnya membuat wajah kakak dari Junghwan itu sangat menggemaskan di tengah tengah keterkejutannya.

bagaimana tidak panik, sang adik tersayang tiba tiba pulang sambil menangis sesenggukan, penampilannya begitu kacau, wajahnya babak belur dan seragam sekolahnya kotor oleh tanah.

sontak, sang kakak langsung memeluk erat adiknya. air mata milik pemuda gembul itu juga ikut turun dengan derasnya. tak menyangka bahwa sang adik menjadi korban bully-an di sekolahnya.

"kak Junkyu...hks.." Junghwan membalas pelukan kakaknya dengan sangat erat. pertahanannya runtuh, peristiwa peristiwa pahit yang ia alami selama ini akhirnya terkuak juga. Junghwan tak mampu menyembunyikan itu dari kakak satu satunya ini.

"masuk dulu yuk, masuk. sayang adeknya kakak dijahatin siapa..." yang lebih tua mencoba memberi ketenangan dengan menepuk nepuk punggung adiknya. berharap tangis menyedihkan itu akan mereda secepat mungkin.

karma; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang