puncak

13.5K 990 477
                                    

—karma—

"sayang, mau nitip apa?"

Jeongwoo bertanya sembari mengenakan jaket denimnnya. melirik si manis yang masih terbaring lemas di atas kasur.

sayang, katanya.

pertama kalinya kata itu terucap setelah sekian lama. mungkin karena telah melakukan penyatuan resmi, Jeongwoo menjadi semakin berani.

si manis tersipu malu, Junghwan menggelengkan kepalanya dengan senyum yang ditahan tahan.

"ngga.. aku mau ikut aja."

"eh?"

sang dominan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam, dirinya tampak menimbang nimbang apakah Junghwan diperbolehkan ikut atau tidak.

"kakak keluarnya pake motor, kamu beneran mau ikut? yakin belakangnya udah enak buat jalan?" Jeongwoo menunjukkan keraguannya. sebab mereka baru selesai bersenggama satu jam yang lalu, bahkan saat mandi bersama pun mereka melakukannya sekali lagi. ini merupakan yang pertama kalinya bagi Junghwan, bukankah itu akan sedikit sangat menyakitkan?

yang lebih muda menampilkan cengirannya, mencoba meyakinkan sang suami bahwa dirinya baik baik saja. "aku mau ikut.. mau makan ayam geprek di tempat. boleh?"

"yaudah.. iya boleh."

—karma—

dua buah tangan melingkar pada perut Jeongwoo dari belakang, sosok pria berbahu lebar itu tersenyum lebar merasakan hangatnya pelukan dari sang suami manis.

ah, melakukan night riding seperti ini membuat keduanya merasa merinding. siapa yang menyangka hal seperti ini benar benar terjadi? mengingat bagaimana konyolnya Jeongwoo memperlakukan yang lebih muda.

Junghwan menenggelamkan wajah dibalik bahu lebar Jeongwoo, menikmati adegan paling menyenangkan dalam hidupnya. terpaan angin malam yang sangat sejuk, situasi jalan raya yang ramai, serta sosok Jeongwoo yang ada bersamanya benar benar membuat si pria muda merasa sangat sangat nyaman dan senang. Junghwan merasa sangat aman sekarang ini. yah-- meski keduanya tak menggunakan helm. ini berbahaya, jangan ditiru.

sementara Jeongwoo, si tampan itu justru semakin tenggelam dalam rasa bersalahnya. ia menyukai Junghwan sejak mereka duduk di bangku SMA. jika saja... jika saja saat itu keduanya berpacaran, Jeongwoo dan Junghwan pasti dapat melakukan night riding ini sejak dulu.

"sayang... kenapa ga dari SMA aja ya kita pacaran begini malem malem.." sang pengendara membuka suaranya, beruntung suara angin yang kencang tak mampu mengalahkan tajamnya pendengaran Junghwan.

"soalnya waktu SMA kan kakaknya benci sama aku." begitu balas si manis sembari memeluk Jeongwoo lebih erat.

sang dominan terkekeh, tangan kirinya bergerak mengelus punggung tangan Junghwan sebentar sebelum kembali ke posisi semula. ah.. benar juga, semua itu kan salahnya.

"kamu mau makan ayam geprek yang dimana, sayang?"

jiah, mentang mentang sudah berani memanggil sayang. sekarang nama Junghwan benar benar diganti menggunakan panggilan manis tersebut.

meski sedang salah tingkah habis habisan, namun mata jeli Junghwan tetap berfungsi dengan baik. melihat ada sebuah tempat makan ayam yang menarik perhatian di pinggir jalan, si manis pun meminta Jeongwoo untuk berhenti disana.

karma; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang