berubah

9.5K 1K 447
                                    

—karma—

Junghwan terduduk di tepi ranjang, netranya terpaku dengan sebuah pigura kecil yang dipajang di atas nakas, entah berapa kali dirinya menghela nafas frustasi.

piyama tidur satin berwarna abu abu terpasang sempurna di tubuhnya, kemudian mata lesu itu melirik sepasang tuxedo hitam miliknya sendiri yang belum dibereskan di atas ranjang. acara pernikahan Jeongwoo dan Junghwan baru saja selesai.

ya, dengan janji suci dan resepsi pernikahan mewah yang sangat privat sejak tadi pagi, maka dengan ini Junghwan dan Jeongwoo dinyatakan telah resmi menjadi sepasang suami.

pernikahan mereka hanya mengundang beberapa orang terdekat. seperti Junkyu, Haruto, ayah dan papa Haruto, serta keluarga Jeongwoo. tak ada sosok sahabat, sebab Junghwan hidup dengan menutup diri dari siapapun, ia tak lagi berkomunikasi dengan sohib sohibnya di SMA. sementara itu— seluruh teman Jeongwoo, terlanjur mengenal pria berbahu lebar itu sebagai homophobic.

meski begitu, suasana terasa lebih hangat dan interaksi satu sama lain jauh lebih intens. meski samar samar terasa atmosfir dingin antara si pengantin pria dengan tuan muda Watanabe.

setelah acara selesai, mereka semua memutuskan untuk bubar ke kediaman masing masing. termasuk Junghwan yang kini harus ikut kemanapun suaminya pergi. Jeongwoo ternyata memiliki sebuah rumah mewah bernuansa minimalis modern yang cukup jauh dari lokasi gedung pernikahan. kedua pengantin tersebut tak sama sekali memiliki niat bermalam di hotel.

rumah Junghwan yang sebelumnya telah disewakan kepada orang lain, Jeongwoo si pria bisnis benar benar mengajarkan suami manisnya bagaimana cara mendapat keuntungan.

ah, sudahlah. sekarang mari lihat bagaimana Junghwan menitikkan air mata setelah lama mengamati foto pernikahan mereka berdua di pigura. omong omong jasa dokumentasinya cepat juga ya, langsung memberikan salah satu hasil kecil selagi menunggu foto lain kedua pengantin itu dicetak dengan ukuran raksasa.

 omong omong jasa dokumentasinya cepat juga ya, langsung memberikan salah satu hasil kecil selagi menunggu foto lain kedua pengantin itu dicetak dengan ukuran raksasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tak pernah terbayang sekalipun dalam pikiran Junghwan bahwa inilah akhirnya. inilah takdirnya. inilah bentuk kekonyolan semesta padanya.

lihat bagaimana tangan kekar sang pembully memeluk pinggang rampingnya, kalau boleh jujur, Junghwan sedikit kecewa melihat bagaimana ekspresi keduanya tak dapat berbohong. tak ada senyuman sedikitpun terulas pada wajah mereka berdua.

si manis terkekeh miris, ia menyadari bahwa Jeongwoo tak betul betul mencintainya, ini tampak seperti bajingan itu sedang mempermainkan hati Junghwan. karena setidaknya.. tak bisakah Jeongwoo terlibat bahagia bersama Junghwan di hari pernikahan?

sementara alasan sang submisif enggan melengkungkan garis bibirnya ke atas adalah— bukan, bukan karena ia tak lagi menyimpan rasa pada sang senior. melainkan karena ia khawatir soal kehidupannya kedepan. sedikit demi sedikit timbul rasa benci yang menurutnya agak telat. Junghwan yakin seratus persen bahwa pernikahan mereka akan diwarnai dengan kekerasan yang dilakukan Jeongwoo.

karma; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang