ELHAN ATHARWA SADEWA
Happy Reading😉
Tandai typo!
Kedua mata ku tidak pernah lepas dari Leon, bocah laki-laki yang sedang terbaring lemah di barankar rumah sakit milik ku. Ini semua karena keteledoran ku, bahkan aku tidak mengetahui jika anak ku menjadi korban penyiksaan yang dilakukan oleh baby sitter nya sendiri. Dan puncak nya saat makan malam tadi. Tiba-tiba Leon mengeluh jika ia kesulitan bernafas ditambah dengan ruam-ruam merah yang muncul diwajah dan tubuhnya. Leon itu alergi terhadap kacang dan baby sitternya itu malah memberikan Leon makanan dengan kandungan kacang didalamnya.
Padahal saat ia baru bekerja bersama kami sudah diberitahu apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh Leon. Dan ternyata dia memang tidak becus menjadi babay sitter. Sering kali meninggalkan Leon sendirian saat sekolah dan bermain. Itu benar-benar tidak bisa ku tolerin lagi. Aku akan membuat hidupnya sengsara setelah apa yang ia lakukan kepada putra ku.
"I am sorry, son." batin ku tidak pernah berhenti mengucapkan kalimat itu.
"Daddy." aku segera menoleh menatap Leon yang kini sudah membuka mata nya.
"Yes, son?" aku merasakan kelegaan di dada saat melihatnya sudah siuman dan sedang menatap ku dengan matanya yang berwarna hijau seperti mommy nya.
"Hauc, mau minum." Aku membantunya bangkit dari posisi tidurnya, kemudian membantu nya meminum air mineral yang sudah tersedia disana. Ku letakkan kembali gelas itu diatas nakas setelah Leon selesai menghilangkan dahaganya.
"Apa masih terasa gatal dan sesak nafas?" tanya ku memastikan kondisinya.
"No, dad. Leon cudah cehat, ayo pulang."
Aku menahan tubuhnya yang ingin turun dari brankar. Ia menelengkan kepalanya kearah kanan, seolah bertanya atas tindakan ku. "Nanti." ucap ku dengan suara tegas.
"Daddy, Leon bocen dicini." rajuk bocah itu dengan mencebikkan bibirnya seperti mulut bebek.
"Kamu baru bangun. Bagaimana bisa kamu sudah merasa bosan hm?" Leon menunduk lesu setelah mendengar perkataan ku. Leon itu termasuk anak yang hyper active sehingga, dia tidak senang jika harus berdiam diri seperti saat ini. "Daddy janji, jika dokter sudah memperbolehkan mu pulang, kita akan pulang." ucap ku pada akhhirnya untuk sedikit menyenangkannya.
Leon mengembangkan senyum nya yang indah, hingga memperlihatkan deretan gigi susunya. Aku membiarkan Leon untuk menikmati siaran cartoon di televisi, sedangkan diriku kembali bergelut dengan berkas-berkas kantor yang sebelumnya diantarkan oleh asisten ku. Dan waktu berjalan begitu cepat hingga tidak terasa sudah menjelang pagi. Jika aku tidak salah ingat ini jadwal pergantian shift dan pengecekan rutin pasien.
Walau pun aku tidak terlalu banyak terjun dalam mengurusi rumah sakit namun, sedikit banyaknya aku tahu dengan sistem yang berjalan disini. Karena rumah sakit masih diurus oleh daddy dan mommy ku, lain hal nya dengan perusahaan yang sudah diambil alih oleh diriku. Kemudian terdengar ketukan pintu pada ruangan Leon, mungkin itu para perawat yang akan mengecek kondisi Leon.
"Masuk."
Setelahnya para perawat itu masuk bergiliran. Dan ada satu perawat yang ku kenal diantara mereka yaitu, perawat wanita yang teledor dalam tugas nya. Ya, walau pun harus ku akui dia membantu ku untuk menenangkan mommy yang khawatir dan gelisah dengan kondisi cucu kesayangannya. Dapat ku lihat netra matanya sedikit melirik kearah ku lalu berpaling begitu saja. Ah bodoamat.
"Hai Leon, boleh kakak periksa dulu suhu badannya?" dia bertanya setelah berada disebelah brankar Leon. Putra ku itu hanya menjawabnya dengan anggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Girl
General Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW LEBIH DULU SEBELUM MEMBACA] TYPO BERTEBARAN❗ Mesha Khumaira Sharma, atau biasa dipanggil Aira. gadis jelita yang bekerja sebagai perawat disalah satu rumah sakit besar di Jakarta. Ia ditempatkan di bangsal anak, alasannya? Sederhan...