IX

1.2K 89 7
                                    

MESHA KHUMAIRA SHARMA

Happy reading!😊

Tandai typo!

♥♥♥

"Vik ke cafetaria yuk. Gue pengen ngopi." aku mengajak Vika yang sedang memainkan ponselnya.

Hanya ada aku, Vika dan beberapa perawat lain dibangsal sedangkan, Angga sedang mengurus pasien yang baru masuk beberapa menit lalu. Malam belum terlalu larut tapi aku sudah sedikit merasakan kantuk. Jika tidak segera dihantam kopi K.O pasti. Kenapa aku mengajak Vika? Sudah jelas aku lebih dekat dengan wanita itu daripada yang lain. Kami seperti kembar siam jika teman-teman perawat menjulukinya.

"Nggak deh, sama yang lain dulu. Gue sibuk." dih lagaknya.

"Sibuk apaan sih lo?" aku menggeser kursi yang ku duduki dan sedikit mengintip layar ponsel Vika. "Nonton begituan lo bilang sibuk?" ternyata dia sedang asik melihat pacar khayalan nya berjoget-joget dan bernyanyi.

"Iyalah, gue harus support pacar gue."

Aku memutar malas kedua mata ku. "Dia tau lo idup aja nggak, Vik. Ngaku-ngaku pacar." cibir ku pada wanita itu.

"Bisa diem nggak." Vika mengalihkan sebentar pandangannya kearah ku, lalu kembali menekuni layar ponselnya. "Dah sono ke cafetaria, itu mba Ani mau kesana. Barengan aja." dih ngusir.

Akhirnya aku pergi bersama mba Ani ke cafetaria, meninggalkan Vika yang sedang terpesona oleh bias-bias nya itu. Mba Ani ini senior ku dirumah sakit. Dia seorang ibu dengan dua anak, suaminya sudah meninggal 3 tahun lalu karena kecelakaan. Jadilah dia menjadi tulang punggung dan single parent untuk kedua anaknya yang masih kecil. Aku sedikit banyak belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik untuk anak melalui mba Ani. Dia dengan senang hati membagi pengalamannya kepada ku.

Seperti biasanya aku selalu memesan sweet americano, tidak pernah berubah dari pertama kali aku bekerja disini. Saat aku sedang duduk menunggu mba Ani, yang sedang pergi ke toilet. Seorang anak kecil lewat dihadapan ku dengan tangannya yang membawa satu cone ice cream. Dan tiba-tiba aku teringat dengan kejadian beberapa hari lalu, saat aku menemani Leon diacara sekolahnya.

Dimana Elhan dengan tanpa permisi mencomot setengah uce cream milik ku, hingga hanya tersisa ice cream yang ada didalam cone nya. Jika dipikir-pikir lagi, itu kan bekas jilatan ku. Berarti aku dengan nya berciuman secara tidak langsung.

Blushh

Ditambah bayangan Elhan yang mengecup bibir ku singkat malam itu. Aish, duda satu ini bikin sakit jantung saja. Memang tidak baik dekat-dekat dengan nya. Demi kesehatan ku lebih baik aku menjauh. Oh ya, aku harus ingat untuk mengganti panggilan ku untuknya jika tidak bibir ku yang akan jadi korbannya. Sejujurnya itu first kiss ku, malu banget kalau ingat wajah cengo ku saat itu. Tapi, readers jangan bilang-bilang Elhan ya. Diam, biar hanya aku, kamu dan Tuhan yang tahu.

"Aira, ayo kembali ke bangsal." suara Mba Ani menyadarkan ku.

"Udah mba?" pertanyaan ku dijawab dengan anggukkan kepala oleh mba Ani. "Ayo, kelamaan ditinggal takut si Vika kumat." aku menggandeng tangan mba Ani.

Vika itu pernah kesurupan waktu hari pertama kerja. Dia memang sedikit sensitif anaknya, makanya aku yang penakut ini sedikit was-was jika dia sedang melamun. Takut-takut yang didalam bukan jiwa nya Vika tapi, penghuni ruang mayat yang memang terkenal angker. Kan serem.

My Lovely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang