IV

1.8K 91 0
                                    

ELHAN ATHARWA SADEWA

Happy reading!😊

Tandai typo!

"Iya, om. Tapi, saya sudah berkomitmen untuk berhenti bekerja setelah menikah. Karena, saya ingin menjaga dan mengurus keluarga saya dengan baik. Memantau dan mengetahui setiap tumbuh kembang anak saya nanti. Dan saya tidak bisa menyerahkan itu semua kepada baby sitter atau asisten rumah tangga." aku sedikit tertegun mendengar jawaban lugas dari seorang wanita dihadapan ku. Wanita yang ku temui di rumah sakit beberapa hari lalu. Wanita yang menjadi suster kesayangan Leon, putraku.

Jujur saja baru kali ini, aku mendengar seorang wanita bersedia meninggalkan karir nya untuk mengurus keluarga nya. Kebanyakan wanita tetap kekeh untuk tetap berkarir walau sudah berkeluarga bahkan sampai membiarkan anaknya diasuh oleh baby sitter. Tapi, wanita ini sedikit berbeda.

"Jawaban yang cerdas." bahkan daddy mengakui kecerdasan wanita itu. Daddy itu termasuk orang yang jarang memuji, bahkan aku sebagai anaknya pun jarang beliau puji. Tapi, sekarang beliau malah memuji orang lain.

"Leon nggak tau yang cuctel omongin tapi, cuctel kelen." bocah nakal ini juga ikut-ikutan saja.

"Thanks boy." wanita itu menampilkan senyum indah nya. Aku tahu senyum itu ia tujukan untuk Leon. Tapi, malah jantung ku yang bereaksi.

Aku terus menatap wanita dihadapan ku itu. Dari mulai dia yang memotong-motong steak dihadapannya. Lalu menyuap potongan kecil itu kedalam mulutnya. Semua gerak-gerik nya tidak luput dari pengamatan ku. Dan mungkin dia sadar sedang diperhatikan, dapat ku lihat dia sedikit melirik menatap ku. Dan..

Byuurr

Dia menyemburkan air yang diminumnya. Sebegitu terkejutkah dia, saat tahu aku sedang menatapnya dengan intens? Namun, air itu tidak mengenai ku melainkan, "Cuctel, Leon tuh udah mandi. Kenapa dicilam ail lagi." Leon merajuk.

"Aduh, tante minta maaf ya." tanpa ku sadari dia sudah berada disebelah kursi Leon. Dan sibuk mengelap rambut Leon yang basah.

"Di mobil ada pakaian ganti Leon, kamu bisa mengambilnya kan?" mommy bertanya kepada wanita itu yang langsung diangguki oleh nya. Dia menggendong Leon dan berniat meninggalkan meja kami. Namun, aku lebih dulu menghentikannya.

"Anda akan membuka pintu mobil tanpa kunci." ucap ku yang sudah bangkit dan berdiri dibelakangnya.

"Kalo begitu boleh saya minta kunci mobilnya?" dia bertanya dengan menengadahkan tangannya didepan ku. Aku hanya menatap tangan itu tanpa berniat memberikan kunci mobil ku padanya. "Biar saya. Takut mobil dan anak saya, anda bawa kabur." setelah mengatakannya aku berjalan lebih dulu dan membiarkan nya mengekor dibelakang dengan Leon di gendongannya. Aku tersenyum geli, saat melihat wajah nya yang cemberut kesal tadi.

Dan disinilah kami berdua, didepan toilet menunggu Leon berganti baju. Aku tidak berniat untuk memecah keheningan diantara kami, dan sepertinya dia juga sependapat dengan ku. Dia hanya sibuk menatap high hells nya, menggerakkan kaki nya memutar dilantai.

Sampai suara Leon terdengar diantara kami. Bocah itu sudah mengganti kemeja biru nya dengan kemeja putih yang senada dengan kemana yang ku kenakan. Sebelum aku mengeluarkan kata-kata mutiara untuk bocah itu. Wanita disebelah ku lebih dulu menghampiri Leon. Dan berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan bocah itu. Ia merapihkan kemeja Leon dan sedikit menyisir rambut kecoklatan bocah itu menggunakan jari lentiknya.

"Gimana cuctel? Leon ganteng kan?"

"Iya, Leon ganteng banget kayak pangeran." puji nya dengan senyum yang mengembang di wajah nya.

My Lovely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang