36

1K 82 5
                                    

"Kak Jaehyun"

"Hm?"

"Bisa kau jauhi Kim Doyoung ?"

"J-Jaemin-"

"Jujur saja melihatmu dekat dengan orang lain selain kami berdua, benar benar membuatku muak! Aku merasa ingin memusnahkan siapa saja yang berani mendekati dan menyentuhmu"

Salah satu tangan Jaemin, terulur menyentuh dagu Jaehyun. Membuat kakaknya menoleh kebelakang untuk menatapnya. Jaehyun menatap takut kepada sang adik, sedangkan Jaemin menatap datar kakaknya.

Setelah saling lempar tatapan, iris Jaemin menurun menatap belahan bibir Jaehyun yang menjadi candunya. Diusapkannya bibir itu menggunakan ibu jari, Jaemin mendekatkan wajahnya mengikis jarak.

"Kau milik kami"

Jaemin memagut kan bibirnya dengan bibir peach kakaknya. Pagutan yang memberi sensasi luar biasa bagi Jaehyun. Pagutan yang Jaemin berikan semakin di perdalam, hingga Jaemin dapat menyisipkan lidahnya masuk kedalam rongga mulut Jaehyun.

"Hmph~"

Memaksa kakaknya untuk saling melilitkan lidah satu sama lain sampai saliva yang telah tercampur itu menetes mengenai baju Jaehyun. Ciuman yang semakin di perdalam itu, membuat Jaehyun meremas tangan kekar adiknya yang melingkar di perutnya. Menyalurkan rasa yang begitu tercampur aduk.

"Hhnngghhh~"

Beberapa detik sudah mereka menyatukan bibir, deru nafas mereka terengah-engah. Tangan Jaemin yang melingkar di perut Jaehyun terulur keatas untuk membuka kancing baju kakaknya. Segera Jaehyun menghentikan aksi adiknya.

"Jaemin, kita masih didalam mobil"

"Lalu?"

Tak menghiraukan rasa khawatir kakaknya, Jaemin tetap melanjutkan membuka kancing baju Jaehyun. Satu persatu kancing itu terbuka, lalu bajunya diturunkan menampilkan pundak mulus yang terdapat bekas gigitan di sana.

Jaemin mengelus bekas luka gigitan itu dan menciumnya "bukankah ini sangat cocok berada di tubuhmu?" Jaemin lagi lagi menghirup aroma tubuh Jaehyun, lalu kedua tangan Jaemin meraba punggung kakaknya.

"Punggungmu begitu indah. Putih, bersih, dan mulus. Kau sangat pandai merawat tubuhmu"

"Bagaimana jika ku beri hiasan? Seperti yang ada dipundak mu?"

Tak menunggu jawaban dari Jaehyun, Jaemin langsung menggigit kuat punggung itu, hingga darah mengalir di sana.

"Ahh~"

"J-Jaeminnhh~"

Darah segar mengalir melalui bekas gigitan Jaemin, lalu di jilat darah yang mengalir itu dan ditenggaknya.

"Ah~ darah mu begitu manis sayang" ujarnya membisik ke telinga Jaehyun. Tak puas hanya sekali, Jaemin menggigit kuat lagi punggung kakaknya ke area yang lain.

"Ahhh~"

"Jaeminnnhhh... Tolong hentikannn... S-sakitthh"

"Ku mohon..."

Mendengar permohonan sang kakak, Jaemin menghentikan aksinya. Menempelkan kembali punggu Jaehyun dengan dadanya tak peduli jika darah mengotori seragamnya. Jaemin mendekatkan bibir nya ke telinga Jaehyun.

"Akan ku hentikan, kalau kau berjanji untuk tak mendekati siapapun termasuk Kim Doyoung"

"T-tapi Doyoung sahabat ku satu satunya"

"Kau tak perlu sahabat, teman, atau apapun itu namanya. Kau hanya perlu kami"

Jaehyun memutar tubuhnya setengah putaran untuk lebih jelas menatap sang adik, walau ketakutan melawan perkataan Jaemin, Jaehyun harus mempertahankan posisi Doyoung.

"J-Jaemin, aku berjanji tidak akan mendekati siapapun. Wanita, atau pria lain. Tapi Doyoung..."

Jaehyun menyatukan kedua telapak tangannya, memohon kepada adiknya.

"Ku mohon, biarkan aku tetap bersama Doyoung. Dia sahabatku satu satunya, dia orang yang paling aku butuhkan kapan pun, dan dimanapun. Biarkan aku tetap bersamanya Jaemin, ku mohon"

Jaehyun tak dapat lagi menahan air matanya, ia tidak bisa meninggalkan Doyoung. Doyoung adalah sahabatnya, Jaehyun terus bergumam memohon kepada Jaemin berharap adiknya dapat membiarkan hubungan persahabatannya.

"Ku mohon... Aku akan melakukan apa saja, asal aku dan Doyoung tetap bersahabat"

Salah satu tangan Jaemin terulur menyentuh pipi tembam Jaehyun, menghapus jejak air mata yang membasahi pipi kesayangannya.

"Jadi kau menolak ya"

Tubuh Jaehyun tiba tiba menegang. Suara yang di dengar memang lembut, tapi entah kenapa membuat Jaehyun semakin takut dan tak berani menatap Jaemin. Firasat nya mengatakan, hal buruk akan menimpa dirinya.

"Hm... Kau seharusnya mendapat hukuman karena telah menolak, tapi mengingat kau sedang mengandung, hukuman apa yang pantas kau dapatkan?" ujar Jaemin, lalu tanganya yang digunakan untuk mengusap air mata itu, menurun ke leher dan menuju ke tengkuknya kemudian menariknya. Mendekatkan wajah Jaehyun dengan wajahnya.

"Nekat menyetubuhi mu hingga janin yang ada didalam perutmu mati, atau membunuh Kim Doyoung tepat didepan matamu?"

"J-Jaemin..."

Tubuh Jaehyun diangkat dan dipindahkan ke samping, kembali seperti posisi semula. Tak lupa, Jaemin juga merapihkan kembali baju Jaehyun.

"Sebenarnya aku tidak begitu peduli dengan keberadaan bayi itu, tapi aku juga membutuhkannya karena itu bukti cintaku padamu" Jaemin mengembangkan senyumannya.

"Kita lanjutkan saja percakapan kita di rumah" Jaemin membenarkan posisinya lalu mengetuk kaca jendela memberi tanda sang supir untuk segera masuk ke dalam mobil dan membawa mereka kembali ke rumah.







Sesampainya mobil sedan hitam itu dihalaman rumah, Jaemin keluar terlebih dahulu lalu memutari setengah badan mobil untuk membukakan untuk Jaehyun.

Pintu mobil terbuka, tapi Jaehyun sama sekali tak menunjukkan akan keluar dari sana. Sedikit membungkuk untuk melihat keadaan sang kakak, tak perlu menunggu lagi Jaemin mengangkat tubuh Jaehyun layaknya pengantin baru yang telah menyelesaikan acara pernikahannya.

Segera Jaemin membawa kakaknya ke dalam kamar, meminta bantuan ART untuk membukakan pintu, kemudian masuk kedalam. Diletakkan nya tubuh Jaehyun dengan perlahan "kau istirahat saja, aku akan menyiapkan makanan untukmu agar kau bisa minum obat obat mu" ucap Jaemin, sambil mengusap surai lembut Jaehyun.

Perginya Jaemin dari kamarnya di sana Jaehyun lagi lagi tak dapat menahan air matanya yang sudah ia coba membendung nya. Air mata yang mengalir, kedua tanganya ia gunakan untuk menutup mulutnya agar suara tangis tak terdengar.

Salah satu tangan Jaehyun turun, memegangi perut yang didalamnya terdapat janin.

"Maafkan aku... Hiks"

Our Hyung (End)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang