9. RAFA HILANG

71 15 13
                                    

Fadli Al-Hakim

Tazkia Andriani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tazkia Andriani

Tazkia Andriani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Fadli baru saja menangani pasien terakhirnya, untungnya hari ini tidak banyak pasien yang berobat sehingga Fadli tidak terlalu sibuk.

Fokusnya bekerja memang agak berkurang akibat kurangnya tidur serta beban pikiran atas masalah yang kini dihadapinya karena Arini.

Fadli baru saja menenggak air bening terakhir di botol minumannya. Lelaki itu hendak keluar dari ruang kerjanya untuk mampir ke Kantin rumah sakit sebentar.

Ini sudah hampir sore, tapi dia belum memakan apapun karena waktu jam makan siangnya tadi Fadli habiskan untuk berkutat di depan laptop.

Bunyi ponsel yang berdering membuat langkah Fadli terhenti di pintu. Merogoh saku jas Snellinya dan mengeluarkan benda pipih itu dari sana.

Sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal tertera di layar ponsel sang dokter.

Mengernyitkan dahi menatap layar ponselnya yang menyala-nyala, berusaha berpikir positif, Fadli pun mengangkat panggilan itu.

"Hallo, Assalamualaikum, ini siapa?" Tanyanya dengan sopan.

Hening sempat tercipta beberapa detik, sebelum akhirnya, sebuah suara seseorang terdengar di seberang sana.

"Hai, adikku, apa kabar? Lama kita tidak berjumpa. Sepertinya, hidupmu sangat bahagia ya?"

Begitu mendengar suara sapaan ramah itu, seketika raut wajah Fadli yang tadinya santai tampak menegang.

"Bagaimana kabar Arini? Kudengar, Arini pergi dari rumahmu? Benar begitu?" Suara itu kembali terdengar.

Dengan kedua rahangnya yang mengeras diikuti kepalan kuat tangannya, Fadli berusaha mengumpulkan segenap kekuatan untuk bicara. Menjawab pertanyaan yang diajukan sang penelepon di seberang.

"Jangan harap kamu bisa bertemu dengan Arini lagi, karena aku sudah membunuhnya! Lebih baik adikku mati di tanganku, daripada dia harus hidup menjadi monster seperti dirimu!"

RAHASIA SUAMIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang