21. FOUND

366 48 21
                                    

💚💚HAPPY READING💚💚

Jaemin benar-benar ambruk saat peti neneknya masuk ke dalam pembakaran. Jiwanya seakan ikut terbakar bersama peti neneknya, Irene juga ikut kalut melihat Jaemin yang tadinya begitu kuat kini terbaring lemah.

Irene mengoleskan aroma terapi di beberapa tempat di wajah Jaemin dengan harapan Jaemin segera bangun.

"Jaemin, ayo bangun. Jangan buat bunda khawatir"

Irene tidak tahu lagi harus bagaimana, hampir setengah jam Jaemin pingsan. Irene sudah ingin membawa Jaemin ke rumah sakit namun saudara Bu Heesang melarang untuk membawanya karena suasana masih berkabung. Irene hendak protes, tapi memilih untuk bungkam. Jadi Irene dibantu oleh beberapa warga membawa Jaemin ke salah satu kamar yang ada.

Untungnya Jaehyun masih bisa mengendalikan dirinya, jadi Jaehyun lah yang menyambut pelayat untuk memberikan penghormatan terakhir.

Kelopak mata Jaemin bergerak, perlahan membuka matanya. Menatap sekeliling, yang ditemui hanya wajah Irene.

Irene menghembuskan napasnya dengan lega, "Yatuhan, syukurlah kamu sudah bangun"

"Bunda, aku... dimana?" Lirih Jaemin.

"Jangan di pikir dulu, kamu mau apa? Mau bunda ambilin makan? Kamu belum nyentuh makanan apapun"

Jaemin menggeleng.

"Tolong bunda, ya? Nurut sama bunda, kamu kayak gini aja bunda udah khawatir banget. Perut kalau kosong, itu juga bisa bikin penyakit, makan dikit aja. Biar bunda suapin"

Jaemin menatap raut wajah khawatir Irene untuk beberapa detik dan akhirnya mengangguk. Irene mengambil nasi yang sudah ia siapkan dari tadi, membantu Jaemin untuk duduk dan menyuapin Jaemin.

"Kata Jisung teman-teman kamu udah hampir nyampe"

"Mereka kesini?"

Irene mengangguk.

"Mereka mau lihat kamu dan ikut memberikan penghormatan terakhir buat nenek kamu, sambut mereka ya? Kasian mereka udah jauh-jauh kesini, malah ngeliat kamu kayak gini. Walaupun bunda yakin mereka akan ngerti"

"Iya, bun"

"Itu baru anaknya bunda. Masih mau?"

Jaemin menggeleng.

"Yaudah, bunda simpan lagi deh nasinya. Kamu istirahat lagi, bunda ke depan boleh?"

Jaemin lagi-lagi hanya mengangguk.

"Kalau teman-teman kamu udah nyampe, nanti bunda bangunin kamu"

Irene membawa selimut dan menyelimuti Jaemin sampai dada. Jaemin masih perlu istirahat, mengingat energi Jaemin hari ini di hantam habis-habisan.

🐣🐣🐣🐣

Misi Chenle untuk mengikuti mobil Hyunjin terlaksana, saat ini mereka sudah sampai di busan. Namun, perjalanan sepertinya masih sangat panjang.

Chenle bahkan sudah menghabisi satu kantung cemilan saking bosannya berada di jalan. Tidak bisakah mereka memakai akses tercepat? Naik pesawat misalnya.

Chenle benar-benar bosan, bahkan kini playlist musiknya pun kembali ke daftar awal. Padahal ada lebih satu jam musiknya terus berputar. Chenle dikagetkan dengan nada dering ponselnya.

Terdiam sejenak melihat siapa yang menghubunginya. Chenle menghembuskan napasnya secara kasar, dan mengangkat panggilan dari Junmyeon.

SeparatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang