8. HAECHAN FAMILY

400 57 2
                                    

Terkadang aku lelah, sampai ada hari dimana aku ingin menyerah atas hidup yang tidak pernah adil ini. Tapi, itu dulu. Sekarang aku mengerti, buah dari kesabaran adalah kebahagiaan.

-LEE HAECHAN

💚💚HAPPY READING💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💚💚HAPPY READING💚💚

Renjun masih berada di balkon kamarnya. Sekilas dia melirik jam yang terpasang di dindingnya.

Ah, sudah setengah dua pagi. gumamnya.

Renjun tidak bisa tidur sama sekali, takut kalau mimpi itu datang lagi. Karena akhir-akhir ini Renjun sering memimpikan hal yang sama berulang kali.

Renjun bangkit dari balkon, dan berjalan ke galeri kecilnya. Ada banyak lukisan yang ia buat termasuk tentang Bunda. Matanya terhenti menatap sebuah lukisan keluarga yang ia buat setahun yang lalu.

Tak terasa airmatanya mengalir tanpa bisa di tahan. Bertahun-tahun Renjun mencari Bunda dan juga adiknya tapi tetap saja tidak ada hasil yang Renjun dapatkan.

Renjun sangat merasa bersalah telah meninggalkan Bunda dan juga adiknya. Renjun selalu memimpikan bagaimana Bunda menangis karena kepergiannya, itu sangat menyakiti perasaan Renjun.

Tangisnya berubah jadi isakan, begitu perih rasanya merindukan seseorang yang sama sekali tidak pernah nampak secara nyata. Muncul hanya sebagai mimpi dan begitu menyakiti dirinya. Renjun bahkan sangat sulit memejamkan matanya.

Ada banyak orang yang bersalah atas kejadian ini. Papa dan juga keluarga besar Papanya, mereka semua adalah orang-orang jahat, tidak peduli bagaimana perasaannya mereka tetap mengatakan kalau Bunda sudah tiada. Renjun sangat yakin, Bunda masih hidup. Hanya saja Tuhan masih belum mengizinkannya bertemu.

Suara dentingan piano terdengar di indra pendengarannya. Renjun sangat yakin kalau dentingan itu berasal dari kamar Chenle yang berada di ujung. Renjun mengusap wajahnya, sebelum keluar ia menutup terlebih dahulu pintu balkon.

Renjun tidak tahu harus bersyukur atau tidak, Junmyeon ada pekerjaan di Pulau Jeju jadinya tidak pulang hari ini.

Renjun mengetuk pintu kamar Chenle.

"Siapa?!"

"Gue"

Chenle membuka pintu kamarnya dan melihat Renjun tengah berada didepan pintunya.

"Ngapain lo kesini, Kak?! Mau ceramahin gue lagi?!" Kata Chenle sedikit ketus.

"Nggak"

SeparatelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang