Selama bertahun-tahun semenjak mengerti arti cinta, Sunoo sama sekali gak percaya sama istilah cinta pada pandangan pertama.
Bagi dia yang seorang penggemar fanatik karya sastra, cinta pada pandangan pertama sering banget dia temukan dalam berbagai karya sastra romantis.
Shakespeare bahkan menulis kisah tentang Romeo dan Juliet yang jatuh cinta pada pandangan pertama.
Menurutnya.. hal seperti itu mustahil terjadi di dunia nyata.
Pertemuan pertama selalu menimbulkan kesan. Dan kesan pertama yang dia temukan pada seseorang yang baru dia kenal terkadang gak sesuai dengan kenyataan.
Semisal...
Saat Sunoo baru ketemu dengan orang baru, dia sebisa mungkin mencoba untuk gak berasumsi apapun tentang orang itu. Karena mungkin bisa saja yang dia lihat hanya terjadi pada situasi itu saja.
Dan point paling pentingnya lagi adalah, sejauh ini yang dia tau, cinta pada pandangan pertama bisa terjadi dengan cepat dan menghilang dengan cepat..
Itu yang disebut dengan cinta fatamorgana.
Yang paling realistis bagi Sunoo, cinta bukan hal yang instan dan terjadi dengan cepat. Cinta adalah sebuah ikatan emosional yang dibangun seiring berjalannya waktu.
Selama bertahun-tahun dia berpegang pada prinsip ini..
Sampai kemudian, terjadi suatu peristiwa yang membuat goyah keyakinannya itu...
Saat itu adalah hari pertama Sunoo menjalani ospek di fakultasnya.
Karena ketinggalan bis pertama, Sunoo baru sampai di lokasi tepat lima menit sebelum upacara penerimaan maba dimulai.
"Permisi.." sapa Sunoo ke segerombolan cowok yang lagi ngobrol di samping gedung perpustakaan.
Salah satu cowok yang ada disitu nengok. "Ya?"
"Gedung auditorium buat ospek dimana ya?"
Cowok itu diem lalu ngeliatin Sunoo dari atas ke bawah. "Maba ya?" tebaknya.
"Iya."
"Sini bareng gue. Gue juga sekalian mau kesana–engga, ke ruangan sebelahnya sih." Sunoo yang niatnya cuma mau nanya tempat itu sama sekali gak nyangka kalo dia malah dapet pertolongan lebih.
Cowok itu nengok ke temen-temennya. "Duluan, cuy.." katanya.
"Oke. Jangan lupa nanti malem."
Mereka berdua lalu jalan beriringan menuju ke gedung tempat ospek akan di laksanakan.
"Lo anak sastra apa?" tanya cowok itu.
"Saya Sastra Korea," jawab Sunoo berusaha ramah.
Cowok itu ngangguk-ngangguk. "Oooh.."
"Nama lo?"
"Kim Sunoo."
"Gue Heeseung. Sastra Perancis. Tahun kedua."
"Lewat sini," Heeseung langsung menggiring Sunoo masuk di koridor gedung yang dari kejauhan terlihat paling besar di fakultas itu.
"Wah.." denger jurusan cowok di sebelahnya ini, gak tau kenapa Sunoo ngerasa kagum. Gak tau kenapa, keknya keren banget. Sastra Perancis.
Sementara Heeseung ngeliat tingkahnya Sunoo ketawa kecil.
Mereka lalu belok kiri di pertigaan koridor dan seketika itu mereka udah sampai di depan dua pintu raksasa yang letaknya ada di sebelah kanan koridor.
Mereka berdua mendekat, tapi terhalang sama seseorang yang terlihat berdiri membelakangi. Orang itu berdiri di depan pintu sambil celingukan.
"Woy Sunghoon! Ngapain lo mejeng di situ?" teriak Heeseung. "Minggir, lo tuh nutupin jalan tau gak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIDES
Fiksi Penggemar"Gue minta maaf.." "Gak masalah, jangan dipikirin-" "Enggak, gue serius. Ini terjadi dan bakal terus terjadi. Gue takut lo gak tahan-bukan! Sebenernya gue gak mau lo ngalamin hal kayak gini. Gue sayang sama lo, gue gak mau nyakitin lo, gue juga gak...