Sunoo berjalan di sepanjang jalan dekat area komplek apartemennya sore itu.
Setelah dari kampus, seperti biasa dia memilih untuk langsung pulang.
Langkahnya gontai, wajahnya juga terlihat lesu.
Beban pikiran gara-gara khawatir dirinya akan terbangun dengan perasaan panik esok harinya sudah mulai agak memudar sekarang, saat Sunoo menyadari ketakutan apa yang sebenarnya harus dia hadapi..
Tugas-tugas dari dosennya yang semakin banyak.
Sunoo bahkan merasa tugas dari dosennya untuk minggu depan sudah seperti tembok besar yang menghalangi jalannya.
Dia belum pernah sesibuk ini, kesibukannya bahkan jauh melampaui apa yang dirasakannya sebelum ujian masuk ke universitas.
Sulit sekali bagi Sunoo untuk tidur lebih awal setiap malamnya.
Dia tidak tahu apakah dia sebenarnya senang telah melihat apa yang akan dihadapinya. Tapi mungkin dengan begini lebih baik. Dia jadi tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain lagi.
Saat gerbang apartemen sudah ada di depan mata, Sunoo segera bergegas. Sumpah, dia ingin segera menjatuhkan tubuhnya di kasur, untuk mengistirahatkan sejenak isi kepala dan otot-ototnya.
Saat dia hendak berbelok di gerbang itu, mendadak, tanpa peringatan, dia menabrak sesuatu yang sangat kokoh.
"Aaaak!"
Sunoo hampir terjengkang. Dia mundur beberapa langkah.
Suara di dekatnya berkata, "aaah, maaf!"
Buru-buru Sunoo memandang sosok yang ditabraknya. Orang itu tinggi dan memakai setelan jas yang semi formal. Tampak asing bagi Sunoo.
"Maaf ya?" kata orang itu lagi.
"Iya, gapapa. Saya juga minta maaf."
Sunoo mencoba tersenyum. Tapi orang itu gak menatapnya. Dia justru memandang berkeliling ke gedung apartemen di belakangnya, seakan menelusuri setiap jendelanya.
Kemudian secepat tindakannya tadi, dia menunduk singkat ke Sunoo dan pergi dari situ.
Sunoo sedikit keheranan menatap orang itu.
Lalu tanpa berniat berpikir lebih jauh dia bergegas menuju ke dalam gedung.Dia sama sekali tidak punya keraguan apa yang sedang dilakukan orang asing tadi.
Sunoo masuk ke dalam lobi setelah sebelumnya menscan keycard di depan pintu masuk. Kemudian dia segera berjalan ke lift.
Sekali lagi pandangannya menangkap sesuatu yang aneh..
Jungwon berdiri diam di depan pintu lift yang tampak terbuka lebar. Gak berniat untuk masuk ataupun pergi.
Sunoo mendekat untuk memastikan. Dan benar.. disitu dia melihat Jungwon tengah berdiri dengan pandangan kosong.
"Jungwon!" tegur Sunoo disertai dengan tepukan ringan dipundaknya.
Jungwon tersentak.
"Hah?" Dia tersadar, lalu menoleh ke samping. "Sunoo? Kenapa?"
Sunoo mengernyit heran.
"Lo gapapa? Ngelamun terus."
"Gue nunggu lift." Jungwon lalu menatap ke arah pintu lift. Dan seketika dia tersadar. "Oh!"
Dengan cepat dia kemudian masuk diikuti Sunoo.
Ternyata terguran dari Sunoo tadi belum cukup membuat Jungwon tersadar sepenuhnya. Setelah masuk pun Jungwon tetap terlihat linglung. Tombol pintu lift disebelahnya dia biarkan tidak dia sentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIDES
Fanfiction"Gue minta maaf.." "Gak masalah, jangan dipikirin-" "Enggak, gue serius. Ini terjadi dan bakal terus terjadi. Gue takut lo gak tahan-bukan! Sebenernya gue gak mau lo ngalamin hal kayak gini. Gue sayang sama lo, gue gak mau nyakitin lo, gue juga gak...