16. Situasi mendesak

199 31 14
                                    

"Hhhh..."

Kamis cerah yang seharusnya menyenangkan buat Jungwon hari itu malah jadi gak menyenangkan. Gimana gak?

"Ada apa? Lo mau es krim? Bungeoppang? Roti krim? Susu pisang?"

Jungwon menatap jengah ke Sunoo yang sebaliknya saat ini menatapnya dengan antusias. Bak pelayan yang tengah menunggu perintah dari sang raja.

"LO GAK PERGI?" Bentak Jungwon, seketika membuat Sunoo cemberut.

"Lo kenapa malah ngusir orang yang berbaik hati mau beliin lo makanan? Jahat banget."

Sekali lagi Jungwon menghela napas sambil memejamkan mata, mencoba sekuat tenaga bersabar.

"Gue kasih tau lagi ya Sunoo.. gue tuh gak benci lo.. gue samaaaaa sekali gak benci sama lo.. cuma.. lo liat lah, gue lagi kerja sekarang!!"

Sunoo diam dan menatap ke sekeliling. Iya, dia sekarang lagi ada di minimarket tempat Jungwon kerja. Yang secara gak langsung, ini dia lagi ngerecokin Jungwon.

"Kalo lo mau gangguin gue nanti aja, pas udah dirumah.." lagi Jungwon menghela napas. Sumpah, kalo aja Sunoo gak pernah nolongin dia, udah dia tendang keluar dari tadi ini anak satu.

"Gue tuh cuma butuh waktu sampe kelas gue dimulai. Itung-itung sambil bantuin lo kerja.. lagian juga liat sendiri lah, dari tadi gak ada orang yang beli," Sunoo berdalih mencari pembelaan. Dilihatnya Jungwon yang sekarang lagi duduk di lantai belakang meja kasir, dia pun ikutan ngelesot di situ.

"Temen lo kemana emang?" tanya Jungwon.

"Gue gak ada temen deket di kampus."

"Pacar lo?"

"Dia sibuk."

Sunoo lalu ngeluarin sebungkus rokok dan korek dari saku jaketnya.

"Gapapa kan gue ngerokok?" Gak lupa dia minta persetujuan ke Jungwon.

"Santai aja," jawab si penjaga toko. Dia malah ngambilin Sunoo asbak di bawah meja kasir. Itu biasanya dipake sama temen shiftnya Jungwon.

Jungwon melirik Sunoo yang sekarang lagi nyalain rokoknya. Diem-diem merasa kagum dalam hati. Gak nyangka muka-muka soft kayak Sunoo ternyata perokok berat.

Kemarin pas ngungsi ke unit apartemennya Sunoo, Jungwon sempet merasa terheran-heran sekaligus takjub. Gimana gak ya, dia kan ngobrol hampir semaleman sama Sunoo, dan disitu Jungwon menyaksikan sendiri gimana kuatnya seorang Sunoo minum dan merokok. Kalo dibandingin sama Jungwon mah, dia gak ada seujung jarinya Sunoo.

"Gue baru tau lo ngerokok."

Sunoo nengok ke Jungwon.

"Dari SMA gue udah ngerokok."

"Dirumah?"

"Enggak lah, gila apa gue."

Dia perhatikan Jungwon yang dari tadi memperhatikannya tanpa berkedip. Tiba-tiba Sunoo tersenyum miring

"Apa? Mau coba?" tawarnya. Sambil menawarkan rokoknya ke depan mulut Jungwon.

Sontak Jungwon mundur dan mengernyit. Sunoo melihatnya cuma ketawa pelan.

Setelah itu mereka saling terdiam. Sunoo sibuk menghisap batang rokoknya, sementara Jungwon makan permen chuppa cups yang dia ambil dari meja kasir.

"Ya.. gue capek banget tiap hari kayak gini. Dua belas tahun sekolah, ternyata masih belum cukup buat gue dianggap pinter." Sunoo tiba-tiba ngeluh dengan randomnya.

"Emangnya cuma lo doang yang capek?" Bales Jungwon. "Gue juga.. gue kerja tiap hari bukannya makin kaya, perkara beli tas pun, gue harus merasa bersalah selama berhari-hari. Padahal itu duit gue sendiri."

FIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang