11. Maksud tersembunyi

582 63 15
                                    


Ketika Sunoo terbangun pada Selasa pagi itu, tidak butuh waktu lama baginya untuk merasakan perasaan sedih dan cemas yang muncul secara tiba-tiba tanpa sebab.

Sunoo mengubah posisinya menjadi terlentang. Sambil memandang langit-langit kamar dia menarik napas lalu dia hembuskan perlahan. Sunoo melakukan itu selama berkali-kali.

Mencoba untuk menenangkan rasa gelisahnya.

Akhir-akhir ini setiap pagi Sunoo selalu terbangun dengan perasaan yang gak menyenangkan di dadanya. Dan perasaan itu pertama kali muncul sejak kejadian hari itu.

Sejak dia melakukannya dengan Sunghoon.

Yang Sunoo rasakan setelah membuka mata, dia akan merasa begitu cemas dan gelisah.

Kemudian tanpa bisa di cegah ingatan akan apa yang terjadi waktu itu kembali memenuhi benaknya.

Setelah merasa lebih baik, Sunoo duduk dan mengambil ponselnya, bermaksud melihat jam. Tapi kemudian dia justru mendapati ada satu chat masuk dari Sunghoon.

Kak Sunghoon Saspran
Udah bangun?
Ada kelas gak hari ini?

Setelah membacanya, Sunoo segera mengirimkan balasan ke pacarnya itu.

Pacarnya...

Mereka benar-benar berkencan.

Udah, kok
Ada kelas hari ini

Sebenarnya, tindakan Sunoo dalam menerima pernyataan cinta dari Sunghoon kemarin sedikit bertentangan dengan akal sehatnya. Dia tau, gak seharusnya dia menerima Sunghoon.

Tapi kendati demikian, walau sudah jelas awal hubungan mereka salah, jauh dilubuk hatinya Sunoo merasa yakin, pasti akan ada hal baik yang datang.

Pasti..

Sunoo meletakkan ponselnya dimeja dan turun dari ranjang.

Drrrrrtttt..

Belum kakinya menginjak lantai, ponsel itu berdering kembali.

Saat Sunoo melihatnya, ternyata teman di fakultasnya menelfon.

"Halo?" sapa Sunoo.

"Halo? Sunoo?"

"Ya?"

"Mau tanya, kamus bahasa korea lo ada gak?"

Sunoo turun dari ranjang lalu kemudian berjalan ke meja belajar di seberang tempat tidur. Dia membuka laci bagian bawah.

"Ada. Kenapa?" tanyanya setelah menemukan buku yang dimaksud.

"Fotoin dong. Gue mau beli juga yang kayak punya lo itu," kata teman Sunoo dari seberang sana. "Kamus punya lo kan dijadiin standart sama Pak Jihoon."

Sunoo mengambil buku itu, terus dia taruh di meja.

"Punya gue lo pake aja, gue ada dua," katanya kemudian dengan tanpa beban.

Orang yang menelfon Sunoo diam sebentar.

"Lo buat apa, sampe punya dua?"

"Dulu pas SMA gue beli dua, satu gue taruh rumah, satunya lagi gue taruh di loker sekolah."

"Yaudah deh kalo gitu, nanti gue ambil. Kelas pertama lo dimana?"

Sunoo berdiri, kemudian mengambil handuknya di kursi. Lalu dia sampirkan handuk itu ke pundaknya.

"Ketemu di depan gedung aja gimana? Daripada lo susah-susah ke kelas gue."

"Oh, oke deh. Makasih ya?"

FIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang