Chapter 6

580 45 3
                                    

Di grigori azazel tengah sweatdrop, begitu melihat mori menagih janjinya. Setelah menangkap kalawarna dipikirnya, mori akan meminta harta tapi malah pisang.

"Aku ingin pisang. Pisang" teriak mori sambil guling-guling dihadapan azazel.

"Ya-ya baiklah" ujar azazel.

Azazel berjalan kearah kalawarna yang tengah pingsan, mori menjelaskan bahwa dua yang lain telah dibunuh oleh teman-temannya. Tiba-tiba gubenur malaikat jatuh itu mendapatkan ide cemerlang.

"Hei bocah kera kau mau dia?" Tanya azazel menunjuk kalawarna.

"Tidak mau" tolak mori. "aku ingin pisang, bukan seekor gadis" lanjutnya.

Bayangkan jika posisi mori diganti dengan issei, mungkin dia akan menerimanya tanpa pikir panjang. Disisi lain azazel juga jengah dengan bawahnya yang sering memberontak.

"Begini aku akan memberikan lebih banyak pisang, jika mau membawanya pulang" tawar azazel sambil menaik turunkan alisnya.

"Setuju" ucap mori tanpa berpikir lagi.

Azazel tertawa terbahak-bahak karena bocah disampingnya benar-benar mudah di kelabui.

❄️❄️❄️

Kalawarna terbangun disebuah ranjang yang cukup besar. Ia memeriksa tubuhnya, nampak tidak terluka sedikitpun, padahal di ingatannya dirinya kalah oleh pemuda aneh.

"Kupikir aku mati" ucap kalawarna senang dirinya masih hidup.

Dengan mengendap-endap dirinya keluar dari kamar dan melihat ada seseorang di sofa yang tengah menonton televisi.

"Mati kau" ucap kalawarna membuat tombak cahaya.

Pyaar.

Tombak ditangannya pecah saat menyentuh tubuh mori. Tidak hanya itu, tiba-tiba juga tubuh kalawarna seperti terbakar.

"Panas" teriak kalawarna.

Mori melanjutkan acara nonton televisinya. Kalawarna sibuk berlarian kesana-kemari, bahkan sampai nyemplung kedalam bak mandi.

Namun semua itu tidak bisa meredakan atau bahkan menghilangkan rasa panas di sekujur tubuhnya.

"Dia!. Ini pasti ulahnya" batin kalawarna melihat mori.

Tiba-tiba saja mori merasakan lengan kanannya tampak memberat.

"Kumohon hentikan" ucap kalawarna tidak kuat lagi.

"Jangan lakukan lagi dan kau harus minta maaf kepada teman-teman ku terlebih Asia" ucap mori menyingkirkan rambut yang menutupi wajah kalawarna.

Wajah kalawarna memerah, ia baru menyadari bahwa mori begitu tampan, mulai detik ini juga dirinya menaruh hatinya kepada mori.

"Aku harus berangkat sekolah" ujar mori melihat jam menunjukkan hampir pukul 7.

Dia tidak ingin datang terlambat, nanti Sona mengamuk, apalagi mori adalah anggota osis, yah walaupun cuman Nuno nama sih.

Sepasang seragam melekat ditubuhnya dan kalawarna. Yap mori akan mengajak kalawarna ke sekolah.

"Kau ikut untuk meminta maaf" perintah mori. "Aku tidak menerima penolakan apapun" lanjutnya dengan nada serius .

jin mori X high school dxd Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang