01

20.8K 1.6K 41
                                    

Dunia ini masih memiliki banyak kerajaan bahkan sebuah desa masih di pimpin oleh kerajaan kecil bernama Abhiyoda.

Abhiyoda adalah kerajaan di sebuah tempat beriklim tropis. Mereka memiliki dua hutan hujan dengan keindahan alamnya dan tentu saja dengan flora fauna yang hanya ada di daerah tropis.

Raja dan Ratu kerajaan Abhiyoda terkenal memiliki kemurahan hati yang teramat besar, mereka sangat merakyat terutama putra kedua mereka bernama Deem Abhiyoda.

Deem sangat senang pergi ke luar istana, dia sering membantu para petani berkebun atau bertani bahkan dia tidak ragu masuk ke dalam lumpur walau pun beberapa kali pengawalnya memperingati Deem untuk tidak ikut berkotor ria takut Deem sakit tapi pangeran muda ini mengabaikannya.

Rakyat menyukai keluarga kerajaan penerus ke 10 ini, kakak Deem yaitu putra mahkota juga sering turun menemui rakyat tapi dia tidak seaktif adiknya yang lebih senang ikut membantu apa yang rakyat kerjakan.

Hingga suatu hari, salah seorang pelayan berlari kearah Deem yang saat ini tengah membantu salah satu petani menanam padi.

"Yang mulia maaf kalau aku menganggu Anda!"

"Hm, ada apa ?" Tanya Deem.

Pelayan ini mengepalkan kedua tangannya di depan dada dengan raut wajah seolah ragu memberitahu Deem.

"Bisakah kamu memberitahu ku apa yang terjadi ?" Tanya Deem.

Pelayan ini mulai membuka mulutnya untuk bicara.

Deg!
Deem melepas benih padi tadi, dia sangat terkejut mendengar kata-kata pelayan ini.

Setelah membersihkan tubuhnya, Deem berlari ke istana bersama pengawal dan pelayannya.

Di luar istana, Deem bisa melihat beberapa kendaraan berwarna emas yang tak pernah dia lihat sebelumnya karena memang kerajaan mereka sangat kecil juga tergolong jauh dari kerajaan makmur dan kaya lainnya, juga sekitar 20an orang dengan pakaian aneh berdiri di dekat istana seolah ada yang mereka jaga.

Deem berjalan masuk ke dalam istana, pelayan memberitahunya kalau Deem di persilahkan masuk ke ruang pertemuan.

Sebelum masuk ke ruang pertemuan, pelayan meminta Deem merapikan pakaian dan rambutnya yang sedikit berantakan, setelah rapi Deem meminta ijin sang ayah untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

Setelah mendapat ijin, Deem bisa melihat kakak, ayah dan beberapa orang asing di ruangan tersebut.

Ayah Deem tersenyum kecil tapi raut wajahnya seolah menyimpan sesuatu yang tak bisa dia katakan sekarang.

"Aku datang ayahanda" Deem menundukkan kepalanya memberi salam.

"Duduk lah nak" ujar ayahnya.

"Terima kasih" Deem duduk di dekat kakaknya.

Deem melirik dua orang yang saat ini berdiri dan satu lagi duduk di sebelah kanan ayah Deem. Mereka terlihat memakai kain mewah berwarna emas dan silver juga pernah pernik yang terpasang di tubuh mereka terlihat mahal terutama sebuah batu berwarna merah terpasang di penutup kepala pria asing yang duduk berhadapan dengan Deem.

"Kau pasti mendengar dari pelayan kalau seseorang datang kemari untuk melamar mu" ujar ayahnya.

"Ya, aku mendengarnya ayahanda" kata Deem sembari menundukkan kepalanya.

Ayahnya tersenyum simpul lalu memperkenalkan pria di dekatnya.
"Beliau adalah Ammar Asadatha Ghassan, raja dari negeri Kathar.. seperti yang ayah bicarakan pada mu minggu lalu, beliau datang untuk menjemput mu"

Deem mengepalkan kedua tangannya.
"Aku-"

Grep.
Kakak Deem menyentuh tangan adiknya karena sejujurnya kerajaan mereka tengah dalam krisis ekonomi dan kerajaan Kathar bersedia membantu dengan satu syarat.

Deem ikut bersamanya karena Deem adalah salah satu pria yang memiliki keistimewaan dan raja Kathar percaya, keistimewaan Deem akan membawa kerajaannya semakin makmur.

Deem mengerutkan alisnya lalu menundukkan kepalanya dengan raut wajah sedih.
"Ya ayah, aku bersedia pergi" ujar Deem.

.
.

Bersambung ...

Anthurium (TAMAT, Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang