22

6.4K 920 14
                                    

Sudah empat bulan berlalu setelah semua yang terjadi. Ayah putri Vivian juga sudah meminta maaf secara langsung atas kelakuan putrinya yang sudah lancang memetik tanaman kesayangan raja hingga membuat raja bersedih.

Tidak ingin hal ini terulang, Ammar memutuskan untuk memaafkan putri Vivian dengan catatan keluarga kerajaan Eroda tidak bisa lagi masuk ke daftar calon selir raja kerajaan Kathar bahkan hingga 7 turunan yang tentu saja hal ini merugikan kerajaan Edora karena masuk daftar saja sudah menjadi keuntungan secara politik tapi putri Vivian merusak semuanya.

Ammar juga lumayan sibuk dengan pekerjaannya hingga dia jarang meluangkan waktu bersama Deem.

Saat kembali ke kamar pun Deem sudah tertidur lelap, Ammar juga tak tega membangunkan permaisurinya.

Tapi malam ini ada hal berbeda, saat Ammar masuk ke dalam kamar dia melihat Deem duduk di atas kasur.

Deg. Deg. Deg.
Debaran terasa di dada Ammar melihat pakaian yang melekat di tubuh Deem.

Kaki Ammar melangkah kearah Deem yang membuat pria muda ini langsung meremas seprei kasur, kedua pipinya pun bersemu merah.

Ammar menyentuh dagu Deem hingga kedua mata mereka bertemu.
"Yang mulia.. apakah hal ini sengaja kau lakukan untuk menggoda suami mu ini ?"

Deem menyentuh tangan Ammar.
"Maafkan aku paduka, aku tidak memikirkan hal seperti ini saat tau aku tengah mengandung anak mu.. sebagai seorang permaisuri harusnya aku memenuhi kepuasan ranjang mu terlebih yang mulia tidak memiliki satu pun selir untuk-Mm" Ammar menutup mulut Deem dengan ibu jarinya.

"Kesehatan mu nomor satu dan kepuasan ranjang ku tak perlu kamu pikirkan.. melihat perut mu membesar dan senyum bahagia mu setiap hari sudah cukup untuk ku, tidak terpikir untuk menambah selir hanya karena hal sepele ini" ujar Ammar.

Deem mengalihkan wajahnya kearah lain.
"Tapi ini sudah lebih dari 4 bulan sejak kita tau ada janin lain di perut ku, anda bahkan tidak pernah menyentuh ku..  apakah perut buncit ku ini tidak menarik untuk mu paduka ?"

Ammar tersenyum tipis melihat raut wajah asam dari Deem, dia berjongkok lalu menggenggam kedua tangan Deem.
"Kamu selalu terlihat indah di mata ku kekasih hati ku Deem Abhiyoda.. aku hanya khawatir bayi kita.." tangan Ammar menyentuh perut Deem.

" ..akan terjepit didalam sana, aku menahan hasrat ini sudah 4 bulan lamanya" kata Ammar setengah bercanda yang membuat Deem tertawa pelan.

Deem merendahkan kepalanya lalu mengecup singkat bibir Ammar.
"Aku sudah siap, tapi masukkan pelan-pelan agar bayi kita tidak terjepit" balas Deem, Ammar tertawa balik.

Ammar mencium bibir Deem lalu perlahan menarik bantal ukuran besar agar Deem bisa bersandar karena Ammar tau sulit untuk Deem berbaring terlentang karena perutnya sudah sedikit membesar.

Di sela ciuman mereka, senyum terukir dibibir Deem atas perhatian kecil yang Ammar berikan padanya.

.
.

Bersambung ...

Anthurium (TAMAT, Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang