26 End.

10K 1.1K 34
                                    

*3 Bulan Kemudian*

Ammar terlihat berjalan cepat setelah pulang dari urusan bisnisnya bersama Yanza.

Ammar juga mengabaikan beberapa pelayan yang menyapanya, dia membuka pintu kamarnya dan Deem.

"Deem! Aku pulang!" Ammar melangkah masuk ke dalam kamar.

"Yang mulia.. selamat datang"

Langkah kaki Ammar terhenti saat melihat bayi kecil tidur di dekapan Deem.

Ammar menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang tengah dia lihat.
"Apa dia.. dia.. " suara Ammar bergetar.

Deem tersenyum.
"Kemari lah yang mulia, dia putra mu"

Ammar langsung berjalan kearah Deem lalu duduk di dekat Deem.
"Deem.. dia kecil sekali, ap-apa tidak apa-apa kalau ku sentuh ?" Tanya Ammar karena bayi mereka sangat kecil.

"Hm, kita hanya perlu hati-hati paduka.. dia sangat sensitif karena terlahir di usia kandungan 7 bulan"

"Ba-baik.. aku akan hati-hati" Deem mengalihkan gendongannya pada Ammar, melihat bayi kecil mereka berada di tangannya.

Ammar tak kuasa menahan rasa harunya, dia meneteskan air mata.
"Terima kasih Deem, maaf aku tidak bisa menemani mu karena kesibukan ku.. aku benar-benar minta maaf"

Deem menyentuh pipi Ammar.
"Aku tau akan tugas mu yang mulia, aku memahami seorang raja sangat lah sibuk.. tapi Anda segera pulang setelah mendapat kabar bayi kita sudah lahir membuat ku senang"

Ammar mengecup singkat pergelangan tangan Deem.
"Aku mencintai mu Deem.. aku sangat mencintai mu"

"Aku pun sama paduka, aku mencintai keluarga kecil kita"

Ammar sangat bahagia tapi bayi kecilnya dan Deem harus di awasi oleh dokter karena terlahir prematur.

Berita tentang kelahiran penerus raja pun tersebar ke penjuru negeri, rakyat ikut bahagia mendengar kabar ini.

Beberapa media sudah berusaha untuk mencari foto penerus raja tapi hasilnya nihil karena memang Ammar akan menampilkan wajah anaknya di media saat usia bayinya tiga tahun untuk menjaga kesehatan penerus raja.

Selama masa itu pula istana Kathar tertutup untuk orang asing bahkan para pelayan dan prajurit tidak diperbolehkan mengambil secara diam-diam foto anak dari Ammar dan Deem ini.

Hari berganti hari. Tiga tahun berlalu, hari yang ditunggu pun tiba.

Ammar menemui Deem yang saat ini tengah mengendong anak mereka, Deem membawa putranya berjalan-jalan sebelum menemui rakyat.

"Yang mulai, semua sudah siap" Kata Ammar, Deem berbalik melihat Ammar.

"Papa !" Panggil anak kecil ini yang langsung mengukir senyum manis dibibir Ammar.

"Hai sayang.. kamu sudah siap melihat rakyat bersama Papa dan mama mu ?" Ujar Ammar sembari mengusap lembut pucuk kepala putranya.

"Mm!" Anak kecil ini mengangguk.

Ammar membawa Deem dan putra mereka untuk acara perkenalan pangeran pertama dari kerajaan Kathar, anak mereka masih bergelar pangeran karena belum di nobatkan menjadi putra mahkota.

Anak tersebut akan dinobatkan menjadi putra mahkota saat usianya sudah menginjak 17 tahun.

Ammar beralih mengendong putranya lalu mengumumkan nama putranya.
"Maaf sudah membuat kalian lama menunggu.. ! Sekarang akan ku perkenalkan pada rakyat tercinta ku, pangeran Hushen Asadatha Ghassan !"

"Sambut lah dengan meriah !!" Sambung Yanza yang saat ini berdiri di dekat Ammar, mendengar perintah itu seluruh rakyat yang hadir langsung bersorak gembira.

Deem tersenyum kecil saat melihat wajah bahagia Ammar, dia merasa senang bisa sampai pada titik ini bersama Ammar setelah apa yang terjadi beberapa tahun lalu.

Acara penyambutan pangeran Hushen berlangsung meriah, banyak makanan juga mainan untuk anak-anak.

Karena kelelahan, pangeran Hushen akhirnya tertidur lelap bersama pelayan pribadinya.

Ammar pun baru selesai berbincang dengan beberapa tamu dari negeri lain, saat dia berniat kembali ke kamar.

Dia bisa melihat Deem menunggunya di jalan menuju kamar.
"Ada apa yang mulia ? Apa kau menunggu ku ?" Tanya Ammar.

Deem tersenyum lalu memperlihatkan telapak tangannya, Ammar bisa melihat dua biji tanaman Anthurium milik Deem.

Rona merah muda menghiasi kedua pipi Deem.
"Pangeran Hushen sudah berusia 3 tahun, bukan kah Anda ingin memiliki beberapa anak lagi ?" Tanya Deem.

Ammar menyentuh tangan Deem.
"Apa kamu sudah siap untuk mengandung darah daging ku lagi ?"

Deem menatap lekat wajah Ammar.
"Aku siap yang mulia jadi mari tanam biji tanaman ini bersama ku"

Ammar tersenyum, tanpa aba-aba Ammar langsung mengendong Deem. 

Mata mereka berdua bertemu.
"Aku mencintai mu permaisuri ku"

Deem menyandarkan kepalanya di dada Ammar.
"Aku juga mencintai mu yang mulia"

Ammar tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, dia sudah tidak sabar untuk melihat beberapa anak mereka berlarian di istana Kathar ini.

Ammar ingin membuat bayi lucu itu bersama Deem tidak dengan orang lain karena penantiannya untuk bisa bertemu dengan Deem lagi tidak lah mudah.

Ammar berjanji pada Deem untuk untuk mencintai satu orang saja selama dia masih bernafas.

Begitu pula dengan Deem yang sudah menyerahkan segalanya pada Ammar, dia sangat mempercayai raja Kathar ini.

Hingga sisa nafas kehidupannya.

.
.

Tamat.

.
.

Hai, terima kasih sudah membaca Anthurium~
Sampai jumpa di cerita lainnya~ ❤️😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anthurium (TAMAT, Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang