05

9.2K 1.2K 25
                                    

Deem perlu waktu untuk menyesuaikan diri setelah tiba di kerajaan Kathar terlebih banyak mata memperhatikan Deem.

Keesokan harinya, seorang pria yang kemungkinan berusia 60an tahun datang menemui Deem dan yang membuat Deem langsung senang ternyata pria tua ini memahami apa yang Deem katakan.

Dia memperkenalkan diri sebagai guru bahasa untuk Deem atas perintah Ammar.

Deem tidak hanya mempelajari bahasa Kathar tapi sejarah mau pun latar belakang raja Ammar melalui gurunya ini.

Sedikit demi sedikit Deem mulai memahami apa yang orang-orang Kathar ini katakan padanya.

Seminggu berlalu, Ammar tidak melihat Deem di sekitarnya.
"Hei...Yanza"

"Ya, paduka ?" Jawab Yanza, pelayan Ammar.

"Apa yang pangeran Deem lakukan selama seminggu ini ? Aku tidak melihatnya di sekitar ku, dia bahkan menolak makan bersama ku" ujar Ammar.

"Yang mulia Deem sibuk dengan pelajaran bahasanya, Ah ya.. maaf kalau saya baru menyampaikan hal ini pada Anda tapi guru bahasa Deem memberitahu kan kalau Deem tidak bersedia bertemu dengan Anda sampai dia menguasai bahasa Kathar"

Ammar langsung menatap Yanza.
"Apa ? Apa yang baru saja kamu katakan ?"

Yanza berdehem pelan.
"Ehem, ya...itu yang dia katakan, pangeran Deem tidak ingin bertemu dengan Anda itu sebabnya pangeran Deem tidak pernah terlihat di sekitar Anda dalam beberapa hari ini"

Ammar langsung berdiri dari kursi kerjanya.
"Aku akan pergi menemuinya sekarang, di mana dia sekarang ?"

"Terakhir kali aku melihat pangeran Deem berjalan bersama para pelayan, sepertinya dia membantu pelayan menjemur pakaian"

"Apa aku tidak salah dengar ?"

"Ya, Anda tidak salah dengar yang mulia.. pangeran Deem bahkan berkebun kemarin sore"

Mendengar kata-kata Yanza, Ammar langsung mengecek sendiri kebenaran itu. Dia berjalan menuju halaman belakang istana dimana para pelayan biasa menjemur pakaian juga kain dari lingkungan istana.

Ammar berhenti melangkah begitu pula dengan Yanza, Ammar bisa melihat Deem tertawa juga berbincang bersama beberapa pelayan yang saat ini tengah menjemur kain di bantu oleh Deem.

Yanza melirik wajah Ammar, dia bisa melihat senyuman terlihat di bibir Ammar.

"Ehem.. PANGERAN DEEM! YANG MULIA DATANG MENGUNJUNGI MU!" Kata Yanza dengan suara lantang.

DEG!
Deem langsung melihat kearah Yanza dan Ammar yang berdiri tidak jauh dari tempat Deem dan para pelayan menjemur.

"Hei.. aku tidak menyuruh mu memberitahu kan kedatangan ku" kata Ammar.

"Oh, maafkan saya yang mulia.. saya sudah terbiasa"

Ammar menghela nafasnya berat tapi dia memutuskan berjalan kearah Deem.
"Maaf kalau aku menganggu mu pangeran Deem.. " para pelayan kecuali Deem langsung menundukkan kepala saat melihat Ammar melangkah kearah mereka.

" ..aku hanya ingin tau-" belum sampai Ammar berjalan ke tempat Deem, tiba-tiba Deem bersembunyi di balik kain yang sudah di jemur.

"Eh ? Pa-pangeran Deem" Para pelayan sedikit terkejut saat melihat Deem bersembunyi.

Ammar mencoba mendekati Deem, Ammar menyibak pelan selimut tadi.
"Pangeran, kita sudah tidak bertemu selama- ah.." tapi Deem kembali bersembunyi di balik selimut lain.

Mereka berdua terus seperti itu yang membuat Yanza dan para pelayan tersenyum kaku.

Yanza akhirnya membantu Ammar untuk menangkap Deem tapi pria muda ini malah berlari menjauh dari tempat itu.

"Hah.. apa aku berbuat salah ? Dia tidak mau bicara bahkan melihat ku" kata Ammar.

Salah satu pelayan mendekati Ammar.
"Maafkan saya paduka, pangeran Deem bukan tidak mau melihat Anda.. tapi dia hanya merasa malu karena cara bicaranya sedikit lucu dalam bahasa kita jadi pangeran Deem merasa tidak percaya diri"

Ammar terkekeh pelan.
"Benarkah ? Kamu bicara seperti itu malah membuat aku penasaran.. " Ammar melipat kedua tangannya di depan dada.

" ..bawakan makanan ku ke kamar pangeran Deem malam ini, aku akan makan berdua dengannya" perintah Ammar.

"Baik yang mulia.. kami akan siapkan" jawab Yanza.

.
.

Bersambung ...

Anthurium (TAMAT, Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang