04

8.9K 1.1K 5
                                    

Kapal kerajaan Kathar berlayar selama 4 hari lamanya, Deem pun menikmati indahnya lautan luas.

Selama mereka berlayar Ammar sangat ingin mengobrol dengan Deem tapi kembali lagi semua terkendala bahasa.

Pada hari ke empat, Ammar mengajak Deem untuk berdiri di ujung kapal.

Ammar menunjuk daratan yang menampilkan bangunan-bangunan megah dengan nuansa emasnya.
"*Pangeran Deem.. itu lah negeri Kathar, tempat tinggal ku" ujar Ammar.

"Jadi itu negeri Kathar.. Wah, luar biasa" kata Deem pelan, dia memahami raja Ammar memberitahunya kalau mereka sudah tiba di negeri Kathar.

Kapal kerajaan Kathar mulai berlabuh di dermaga, kembali rombongan raja beserta Deem masuk ke dalam kendaraan mewah itu.

Kendaraan tersebut perlahan keluar dari kapal lalu melaju memasuki kota Kathar.

Mata Deem berbinar-binar, negeri Kathar sangat mewah bahkan para rakyatnya memakai kain sutra dengan kualitas terbaik berbeda dengan apa yang Deem kenakan saat ini hanya kain sutra biasa.

Wah.. Wah.. Wah..

Suara kekaguman terus keluar dari mulut Deem bahkan saat kendaraan rombongan kerajaan memasuki istana Kathar.

Saat mereka keluar dari kendaraan pun di sambut memakai karpet merah.

'I-ini jauh dari bayangan ku, aku merasa sangat kecil disini' batin Deem sedikit takut akan nasibnya, dia tau kerajaan Kathar memang makmur tapi semua ini sangat lah modern dan di hiasi oleh kekayaan melimpah.

Ammar sadar kalau Deem saat ini tidak lah percaya diri untuk berjalan di sisinya terbukti Deem selalu terlambat dua langkah dari Ammar padahal Ammar mencoba menarik Deem agar berjalan seiring dengannya.

Karena Deem selalu mundur, Ammar langsung menarik juga menggenggam erat tangan Deem saat mereka berdua berjalan memasuki istana.

Yanza menawarkan diri untuk mengantar Deem ke kamar tapi Ammar menolak, karena Deem adalah tanggungjawabnya maka raja Ammar yang akan terus berada di sisi Deem agar Deem tidak merasa rendah diri.

Ammar tau Deem akan menjadi sasaran empuk untuk jadi bahan pembahasan orang-orang di istana terlebih Deem berasal dari kerajaan kecil maka dari itu Ammar tidak mau Deem berkecil hati karena merasa tidak pantas.

Setelah mengantar Deem ke kamar, Ammar langsung mengumpulkan semua orang di istana tanpa terkecuali.

"Maaf kalau aku menganggu pekerjaan kalian tapi ada hal yang harus ku katakan !" Kata Ammar yang saat ini berdiri di dekat tahtanya.

Ammar mengepalkan kedua tangannya.
"Aku membawa seorang pangeran dari tempat jauh.. dia memiliki keistimewaan yang tak banyak orang lain miliki, bagi ku dia lebih dari kata istimewa maka dari itu jangan ada yang berani menyakitinya baik secara sikap mau pun menyerang fisiknya.. siapa yang berani melakukan hal itu maka berhadapan dengan ku.. aku tak segan memberinya hukuman mati bahkan memotong lidah orang yang berani membicarakan pangeran Deem di belakang !"

Semua yang ada di tempat itu langsung menundukkan kepala takut akan ancaman Ammar.

Melihat semua yang ada disana menunduk, Ammar tersenyum kecil.
'Ya.. setidaknya aku sudah memberi rasa takut pada mereka karena tak menutup kemungkinan para pelayan tidak bersikap baik padanya' batin Ammar.

.
.

Bersambung ...

Anthurium (TAMAT, Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang