11

7.2K 1K 22
                                    

Ammar mendorong kursi roda Deem menuju green house, setibanya disana dua tukang kebun perlahan membuka pintunya.

Saat pintu terbuka betapa terkejutnya semua orang kecuali Deem yang ada di depan pintu, mereka bisa melihat tanah di green house berubah ditumbuhi rumput kecil juga beberapa jamur.

Tempat itu pun terasa sangat sejuk bagi Deem dan dingin untuk orang-orang Kathar karena mereka terbiasa tinggal di apit oleh Padang pasir.

"Kita baru menanamnya kemarin, ini terasa sangat tidak masuk akal" ujar Ammar, dia mendorong kursi roda Deem masuk ke dalam green house.

"Yang mulia !" Deem menyentuh tangan Ammar yang membuat raja ini berhenti melangkah.
"Ada apa ?"  Tanya Ammar.

Deem memaksa dirinya turun dari kursi roda.
"Yang mulia ! Hati-hati!" Ammar menahan kedua tangan Deem, dia berjalan mengikuti langkah kaki Deem kearah tempat dimana keduanya tadi malam menanam biji bunga itu.

Deem langsung mendudukkan dirinya saat melihat tunas tumbuh di antara rumput liar disana.

"Oh, itu berhasil tumbuh" ujar Ammar yang perlahan ikut duduk di dekat Deem.

"Mustahil.. " tangan Deem bergetar.

"Apa ada masalah yang mulia Deem ?" Tanya Ammar penasaran.

Deem menyentuh tunas tanaman ini.
" ..ini sangat langka, tu-tunasnya berwarna keemasan"

Ammar yang tidak memahami adat kerajaan asal Deem kembali bertanya apa arti dari tunas keemasan yang Deem maksud.

Deem langsung mengelengkan kepalanya.
"Tidak .. Kita tidak bisa memiliki tunas ini !" Deem berniat mencabut tunas tanaman ini tapi langsung di tahan oleh Ammar.

"Apa yang kamu lakukan yang mulia ?! Bukan kah kamu sendiri yang mengatakan kalau tunasnya tumbuh itu artinya aku berhasil membuahi mu ? Kenapa sekarang kamu mau mencabutnya ?!"

"Aku masih punya beberapa biji Anthurium lagi.. kehilangan satu tanaman tak akan menjadi masalah"
Deem menepis tangan Ammar tapi kembali Ammar menahan kedua tangan Deem.

"Katakan yang mulia ! Apa arti dari tunas keemasan itu.. aku tidak akan membiarkan mu mencabutnya kalau kamu tidak memberitahu ku!"

"Tolong paduka raja.. biarkan aku mencabutnya, tanaman ini tidak lah menguntungkan untuk kerajaan mu"

Grep!
Ammar meremas kedua lengan Deem lalu menatap tepat di kedua mata Deem.

"Permaisuri ku.. " Ammar bisa melihat tatapan sendu dari mata Deem.
" ..katakan apa yang terjadi kalau kita tetap membiarkan tanamannya tumbuh ?"

Deem mengigit bibirnya lalu menundukkan kepalanya.
"Yang mulia.. tanaman itu mengartikan sesuatu yang sejujurnya tak diharapakan oleh kebanyakan orang tua di kerajaan ku"

"Apa maksudnya itu ?" Ammar terlihat sangat penasaran.

Perlahan Deem mengangkat wajahnya menatap Ammar dengan mata berkaca-kaca.
"Akan sangat sulit bila penerus mu sama seperti ku yang mulia.. tanaman keemasan ini mengartikan bayi yang akan lahir memiliki keajaiban sama halnya dengan ku"

Ammar terdiam mendengar apa yang Deem katakan, dia sejujurnya tidak ingin mempercayai kata-kata Deem tapi melihat tanaman ini tumbuh dalam semalam membuat Ammar sedikit percaya akan hal itu.

.
.

Bersambung ...

Anthurium (TAMAT, Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang