13

7K 994 20
                                    

Ammar memanggil Yanza untuk berdiskusi karena hanya Yanza orang yang paling dia percaya.

"Aku bisa menyiapkan semuanya dalam seminggu tapi.. " Yanza menghela nafasnya berat.
" ..apa Anda yakin bisa meyakinkan para pejabat istana terkait anak yang akan lahir itu ?"

Ammar menatap Yanza.
"Akan lebih baik kalau suatu perubahan terjadi di kerajaan ini"

Yanza hanya bisa menghela nafasnya berat, "Anda tau apa yang terbaik paduka" ujar Yanza.

Seminggu setelah keduanya berdiskusi, acara pernikahan mewah pun terjadi di kerajaan Kathar. Kedua orang tua Deem pun hadir begitu pula dengan beberapa petinggi dunia yang mengikat kerjasama dengan kerajaan Kathar.

Deem yang memang berasal dari kerajaan kecil merasa canggung saat berada di antara banyaknya orang-orang penting terlebih Ammar memperkenalkan Deem sebagai permaisurinya.

Salah satu raja dari kerajaan tetangga menjabat tangan Ammar begitu pun dengan Deem, mereka berdua membicarakan banyak hal sampai raja tetangga ini mengatakan sesuatu yang langsung membuat suasana terasa canggung.

"Yang mulia Ammar, aku memiliki dua orang putri cantik .. ku rasa Anda bisa memilih antara keduanya untuk di jadikan selir"

Deem meremas pelan pakaian terusan tradisional yang melekat di tubuhnya sama seperti milik Ammar.

Ammar tersenyum simpul.
"Akan ku pikirkan, terima kasih banyak"

Tak hanya satu tapi total ada 5 kerajaan yang menawarkan anak mereka pada Ammar yang membuat Deem merasa tidak percaya diri berdiri disisi Ammar sebagai permaisurinya padahal malam ini adalah acara pernikahan resmi mereka.

Setelah acara selesai, Ammar mengajak Deem untuk kembali ke kamar tapi Deem hanya diam duduk di atas kasur.

Ammar melepas tudung kepalanya lalu ikut duduk di dekat Deem.
"Ada apa yang mulia ? Sejak tadi wajah mu tidak bersemangat.. apa perut mu terasa sakit ?" Tanya Ammar sembari mengusap pelan perut Deem.

Deem hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Ammar.
"Yang mulia .. katakan sesuatu" Ammar menyentuh tangan Deem.

Deem terlihat menarik nafasnya pelan lalu memaksa tersenyum.
"Aku baik-baik saja.. " Deem menatap wajah Ammar.
" ..kapan kita mampir ke kerajaan lain untuk memilih selir mu yang mulia ?"

Ammar tersenyum kaku.
"Kenapa mendadak, aku--"

Deg.
Ammar baru sadar penyebab Deem diam selama acara pernikahan mereka berlangsung.

Ammar menyentuh pipi kiri Deem lalu mengusapnya lembut.
"Apa kamu benar-benar menginginkan aku memiliki selir ?" Tanya Ammar.

Deem diam beberapa detik lalu tersenyum lebar.
"Untuk apa Anda bertanya yang mulia, aku hanya seorang pangeran dari kerajaan kecil .. aku tak pantas mengutarakan pendapat ku pada raja terkenal seperti Anda"

Ibu jari Ammar bergerak menyentuh bibir Deem.
"Kamu bukan lagi pangeran dari kerajaan kecil tapi kamu permaisuri dari kerajaan Kathar.. sebagai permaisuri ku, kamu berhak memberi nasehat atau pun mengutarakan pendapat mu pada ku"

Bibir Deem bergetar, buliran bening perlahan keluar membasahi pipinya.
"Aku tau, aku sangat egois.. hiks.. tapi.. huu, bukan hak ku melarang apabila Anda ingin memiliki selir.. hiks, karena aku tau hubungan antar kerajaan sangat lah penting"

Ammar mengusap air mata Deem lalu memeluk Deem erat.
"Tenangkan diri mu yang mulia, aku bahkan belum mengatakan iya untuk semua tawaran itu.. jangan menjadikan hal ini beban pikiran yang berakhir membuat mu jatuh sakit"

"Huuu.. maafkan aku" Deem tak mampu lagi membendung air matanya, di hari pesta pernikahannya dia malah menangis.

.
.

Bersambung ...

Anthurium (TAMAT, Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang