Apo tiba di Kalasin satu jam sebelum acara yang di selenggarakan keluarga Mile di mulai. Helaan nafas lelah meluncur bebas dari bibir merah Apo. Dirinya begitu lelah saat ini, rasanya Apo ingin langsung istirahat saja dari pada menghadiri acara keluarga yang hanya akan membuatnya kesal.
Seandainya saja dirinya bisa melakukan hal itu.
Saat Apo tiba di kediaman orang tua Mile, dirinya hanya mendapati sang suami sendirian di dalam rumah. Sedangkan kedua mertua dan kaka iparnya sudah berangkat lebih dulu. Sepertinya lelaki beralis tebal itu sengaja menunggunya dari pada berangkat lebih dulu bersama orang tuanya.
"Kenapa baru sampai?" tanya Mile dangan nada agak sarkas.
"Jangan mengajak ku berdebat sekarang phi. Aku sungguh lelah, dan lagi kita tidak memiliki banyak waktu" jawab Apo malas.
Mile menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Baiklah, maafkan phi. Mae sudah menyiapkan pakaian untuk mu di kamar"
"Mm. Natta ke kamar dulu, phi"
"Ya"
Dengan langkah gontai Apo berjalan menaiki anak tangga menuju kamar sang suami. Satu tangannya menarik koper miliknya tak bersemangat.
Apo langsung bergegas menuju kamar mandi begitu dirinya tiba di dalam kamar. Membuka semua pakaiannya dan menyalakan shower.
15 menit kemudian Apo keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar. Cukup terkejut ketika dirinya keluar, Apo mendapati sang suami yang sudah duduk tegap di atas ranjang.
Tanpa menghiraukan kehadiran Mile, Apo meraih setelan yang sudah di siapkan ibu mertuanya. Melepaskan handuk yang memilit tubuhnya, dan memakai pakaiannya tanpa rasa malu di hadapan Mile.
Mile meneguk ludahnya kasar. Sepertinya Apo sengaja menggodanya dengan berpakaian di depannya. Jika saja ia memiliki lebih banyak waktu, Mile akan lebih senang melempar tubuh indah sang istri ke atas ranjang king size miliknya.
Apo selesai dengan pakaiannya. Kemudian berjalan ke cermin untuk menata penampilannya. Hanya melapisi wajahnya dengan make up tipis, dan merapihkan tatanan rambutnya menjadi ke atas, memperlihatkan kening indahnya yang biasanya menjadi langganan kecupan kecil Mile.
"Aku sudah selesai, phi. Ayo" ajak Apo sambil membalikkan badannya menghadap sang suami.
Mile mengangguk singkat, lalu bangkit berdiri dan meraih tangan Apo. Menggandengnya berjalan keluar dari kamar.
**
Lima menit sebelum acara di mulai, Apo dan Mile tiba di kediaman sang nenek. Kehadiran mereka di sambut oleh sanak kelurga yang sudah menanti kedatangan keduanya.
"Kau baru tiba, Mile?" Tanya Sana. Salah satu sepupu perempuan Mile yang begitu dekat dengannya.
"Hmm" jawab Mile singkat.
Hansana Romshaitong, wanita cantik berusia 26 tahun yang merupakan sepupu terdekat Mile. Satu-satunya sepupu wanita yang paling mendukung hubungan Mile dan Apo.
Sana sangat menyayangi Apo, lebih besar dari rasa sayangnya pada Mile. Sejak pertama kali bertemu, keduanya langsung dekat. Sana begitu nyaman dengan sosok Apo yang ramah dan dewasa. Padahal Sana adalah orang yang sangat menjaga jarak dengan orang lain, kecuali untuk Apo.
Saking sayangnya, Sana bahkan tidak segan melayangkan makian pada sang kaka begitu mengetahui bahwa Mile menyakiti Apo. Wanita itu sampai menolak bertemu dengan Mile ketika itu. Bahkan setiap kali bertemu, hanya tatapan tajam yang Sana layangkan.
"Hai natta, I miss you so much" Sana beralih memeluk Natta erat. Mengecupi dua pipi chubi lelaki itu dengan gemas. Membuat Apo terkikik geli karenanya.
"I miss you too, Sana" balas Apo dengan senyum manisnya.
"Uuu manisnya. Ayo, yang lain sudah menunggu"
Sana menarik tangan Apo dengan semangat mengajaknya mendekat pada keluarga yang lain, sedangkan Mile hanya mengikuti di belakang keduanya.
"Mile, Natta. Akhirnya kalian datang juga" ucap omah begitu melihat dua cucu kesayangannya telah tiba.
"Iya, omah. Maaf Natta datang terlambat, ada pekerjaan yang harus Natta selesaikan lebih dulu" balas Natta sopan.
"Tidak apa-apa, Natta. Omah mengerti, yang terpenting sekarang kalian sudah di sini"
"Bagaimana kabar omah?" Kini giliran Mile yang bertanya.
"Omah baik. Semakin baik setelah melihat kalian berdua" jawab Omah di iringi senyum lebarnya.
"Syukurlah. Omah harus selalu menjaga kesehatan, karena Mile tidak bisa menemani omah 24 jam"
"Memangnya siapa yang membuat omah sakit? Kau dan tingkah nakal mu" keluh omah.
"Maaf omah"
"Sudahlah. Karena semuanya sudah lengkap mari kita mulai saja acaranya"
Acara pun akhirnya di mulai. Apo dan Mile sama-sama menikmati acara yang tengah berlangsung, meski sesekali Apo harus merubah posisi berdirinya untuk menghindari saudara-saudara Mile yang lain. Karena mereka terus berbisik julid di dekatnya dan Apo sedang tidak memiliki tenaga untuk mengahadapi mereka.
"Abaikan saja. Mereka hanya iri karena tidak semengagumkan diri mu" bisik phi Phoom yang kini telah berdiri di sebelah Apo.
Apo menyeringai lebar mendengar perkataan sang kaka ipar. "Aku tau, phi. Karena itu aku terus memasang pose menarik" jawab Apo geli.
"Kau hanya harus ingat, Natta. Semakin sempurna kau, maka akan semakin banyak kebencian yang kau terima"
"Aku akan terus mengingatnya, phi. Terimakasih karena sudah selalu mendukung ku" ucap Apo tulus.
"Sama-sama, Natta. Bagaimana pun kau adalah adik ku yang luar biasa"
Dari jarak yang cukup jauh, Mile yang sejak tadi memperhatikan sang istri, memasang senyum harunya menyaksikan bagaimana hubungan Natta dengan Poomchai. Mile berharap Poomchai bisa menjadi salah satu jembatan untuknya memperbaiki hubungannya dengan Natta.
***
Dahhh segitu dulu ya, nanti di lanjut lagi😘
Mohon maaf kalau tidak sesuai ekspetasi kalian, dan mohon maaf kalau pendek 🙏 Author baru bangun tidur soalnya 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
PERMAINAN BODOH! (ON GOING)
Teen Fictionhai ini cerita terbaru aku tentang MileApo dan BibbleJeff mohon maaf kalau masih berantakan dan kurang nyambung, karena aku masih belajar buat nulis semoga kalian suka cerita ini 😊