Chapter 15

386 42 3
                                    

Yoyoyoyo happy reading

******

Apo duduk didepan meja rias siap untuk memoles sedikit wajahnya sebelum adegannya dimulai.

"Kau baik-baik saja nong?" Tanya staff wanita yang kini mempersiapkan perlengkapan untuk merias wajah sang aktor.

Apo hanya mengangguk singkat sebagai jawaban, memberikan senyum tipisnya karena merasa tidak enak sudah menampilkan wajah kusut kesemua orang. Mereka pasti tidak nyaman melihatnya seperti itu.

"Kau siap? Phi akan mulai meriasmu" ujar Phi Staff dengan sebuah brush ditangannya.

Apo menutup kedua matanya. "Silahkan phi" balas Apo.

Brakk

Suara pintu yang dibuka sedikit kasar membuat Apo kembali membuka matanya. Dari balik kaca Apo memandang aneh Biu yang masuk dengan nafas terengah seperti habis dikejar maling.

"Kau kenapa Biu?" Tanya Apo pada sahabatnya itu heran.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa" jawab Biu cepat dengan nafas terengah.

"Hahaha. Apa kamu digoda Nakunta lagi, biu?" Tanya phi staff.

"Nakunta?" Apo mengernyit bingung. Memangnya ada apa dengan sibungsu nomor dua itu?

"Hm. Beberapa hari ini Nakunta gencar sekali mendekati Biu, tapi lelaki satu ini malah ketakutan" Phi staff menjelaskan. "Sepertinya Ta menyukai Biu" lanjutnya lagi.

"Tidak tidak tidak" Biu menggelengkan kepalanya kencang, dirinya tidak mau membayangkan jika hal itu benar terjadi.

Apo masih tidak mengerti situasinya, lalu kenapa Biu harus takut?

"Lalu kenapa kau takut padanya?"

"Dia menyeramkan Po, sungguh. Kau tidak lihat wajah judesnya itu, coba bayangkan saat dia mendekatimu dan memberikanmu gombalan recehnya dengan wajah mesum?? Demi tuhan tolong jauhkan bocah itu dariku!!" Biu menjerit diakhir kalimat, memegang kepalanya yang mendadak pusing karena membayangkan tingkah menyebalkan remaja kelebihan hormon itu.

"I-itu---" Apo menunjuk tepat disamping Biu.

"Kau yakin ingin jauh dariku, phi?"

"WAAAAHHH!!" Biu mundur kebelakang dengan gaya tidak elitnya.  Pasalnya wajah Nakunta hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya. Jika tidak sigap, Biu yakin bibirnya dan bibir Nakunta sudah bertemu.

Nakunta menaik turunkan alisnya menggoda Biu. Wajah bocah itu saat ini terlihat seperti pedophile mesum menurut Biu. Mengerikan!

"Kau menyukainya, Ta?" Tanya Apo pada Nakunta, yang dijawab anggukan semangat dari bocah kelahiran tahun 2000 itu.

"Aku akan membantumu jika kau memang serius padanya" ujar Apo dengan ekspresi serius.

"HEI!!" Biu melotot tak terima. Hatinya sangat terluka sekarang. Bagaimana bisa sahabatnya ini justru lebih mendukung bocah mesum ini daripada dirinya?! Tidak bisa diterima!

"Jangan bercanda Po!!!" Jerit Biu lagi.

"Aku tidak. Aku serius membantu kalian, kalau bisa sampai kalian memiliki keluarga kecil bahagia" seru Apo dengan semangat.

Biu kembali bergidik ngeri. "Kau dan phi Tong sama saja. Tidak ada yang waras disini"

Biu mendorong tubuh Nakunta dari hadapannya, kemudian kembali melarikan diri dari bocah mengerikan itu.

Nakunta menatap Apo dengan senyum sumringah diwajahnya. "Terimakasih phi Apo. Aku sudah mendapatkan restu dari dua sulung tertua disini, tinggal yang terakhir adalah phi Mile, dan semua orang akan ada dipihakku" ujarnya dengan semangat berapi-api.

Apo dan phi staff tertawa geli mendengat semangat bocah itu. "Bagus. Kau harus semangat, tidak sulit mendapatkan restu dari si bos besar. Aku akan terus mendukungmu, hanya jika benat-benar serius dengan sahabatku" Apo mengangkat tinjunya memberi semangat pada Remaja tampan itu.

"Tentu saja, phi bisa mempercayakannya padaku. Kalau begitu silahkan dilanjut bersiapnya, aku akan mengejar duniaku dulu. Babay"

Nakunta melambaikan tangannya sebelum pamit, lalu berlari keluar untuk kembali mengejar pujaan hatinya.

"Ada-ada saja anak muda"

"Mereka menggemaskan kan?"

"Hahah iya phi"

Apo bersyukur dalam hati atas kehadiran Nakunta dalam hidup sahabatnya. Senyum Biu perlahan surut sejak dua tahun lalu, lebih tepatnya sejak Bibble berpacaran dengan Mile. Bukan Apo tidak mengetahui tentang Biu yang menyukai Bibble, sayangnya cinta lelaki manis itu tidak akan pernah bisa terbalas karena Bibble yang sudah terlanjur tergila-gila pada seorang Mile Phakphum Romsaithong. Lelaki paling bajingan yang pernah Apo kenal selama 25 tahun hidupnya.

'Semoga kau bisa mengembalikan kebahagiaan Biu seperti semula Nakunta. Phi berharap banyak padamu' batin Apo penuh harap.

**

"Sayang"

"Ya ibu" Bibble menyahut dari dalam kamarnya setelah mendengar panggilan dari sang ibu. Tidak lama pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya kesayangan Bibble.

"Anak mae sedang apa? " Tanya ibu Bibble.  "Membereskan pakaian kotor ku, bu. Ada apa?" Bibnle melirik sebentar kearah sang ibu.

Ibu Bibble menggeleng kecil. "Tidak, ibu hanya ingin bertanya"

"Tentang? "

"Kau dan Mile" kening Bibble berkerut. "Phi mile? Kenapa dengan aku dan phi Mile? " Tanya Bibble bingung.

"Bukankah syuting series kalian akan segera berakhir? " Tanya ibu memastikan. Bibble mengangguk, "lalu? "

"Tidakkah kamu ingin membawa Mile kerumah? "

"Bukankah phi Mile selalu datang kerumah? Ibu sendiri yang menyambut"

Ibu Bibble tersenyum simpul, mengelus lembut rambut putra sulungnya. "Bukan itu maksud ibu. Maksudnya, apakah Mile tidak ingin membicarakan tentang pernikahan kalian? "

Bibble terkejut dengan pertanyaan ibunya. Pernikahan? Apakah dirinya dan Mile akan menikah?

"Memangnya aku dan phi Mile akan menikah? " ibu Bibble terkekeh kecil. "Bukankah kalian saling mencintai? Memangnya kamu tidak ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius? "

Pipi Bibble bersemu, seketika membayangkan dirinya dan phi Mile membangun rumah tangga yang indah. Dengan dua anak kecil yang melengkapi kehidupan mereka. Membayangkannya saja membut Bibble bahagia.

"Akan Bibble tanyakan nanti pada phi Mile ya, ibu" ucap Bibble dengan senyum lebar dipipinya.

"Baiklah. Kalau begitu ibu keluar dulu na" Bibble mengangguk, melanjutkan pekerjaannya yang tertunda setelah sang ibu keluar dari kamarnya.

"Bukankah akan sangat membahagiakan jika aku dan phi Mile sampai menikah? Kami bisa membangun keluarga kecil yang bahagia"

Bibble jadi salting sendiri setelah membayangkan dirinya dan Mile mengucap janji suci pernikahan. Wajahnya terasa panas dengan kedua telinganya yang memerah.

**

"Lusa kita berangkat ke Kalasin"

"Kenapa tidak phi sendiri yang pergi?"

"Kita sudah membahas ini, Natta! Jangan membuat phi kesal dan lagi, Ma dan Pa merindukan menantu kesayangan mereka"

"Apa aku juga kesayanganmu phi Mile?"

"Natta.."

"Hanya bercanda"

"Kau selalu menjadi kesayangan phi"

"Benarkah?"

"Kau tau Phi sangat mencintaimu Natta"

"Kau tidak akan melukai ku jika kau mencintaiku, phi"

"....."

"Aku juga mencintaimu, phi. Dulu!"

"....."

****

OHAYOOOOO I'M BACK 😘😘😘😘😘

PERMAINAN BODOH! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang