Chapter 22

419 32 5
                                    

Sudah puluhan kali Bible berusaha menghubungi sang kekasih, namun sekali pun Mile tidak menjawab panggilannya. Hal itu membuat kecurigaan di hatinya semakin menguat tentang hubungan apa yang dimiliki Mile dan Apo sebenarnya.

"Aku harus mencari tau kebenarannya. Aku gak bisa diam terus seperti ini" gumam Bible. Ponsel yang berada dalam genggamannya ia remat kuat.

Dengan gerakan cepat Bible melangkah keluar dari kamar setelah menyambar dompet dan kunci mobil miliknya yang berada di atas nakas. Berjalan terburu-buru menuruni tangga sampai menghiraukan panggilan dari sang ibu yang terheran melihat sikapnya.

Bible masuk ke dalam mobil, mengendarainya keluar dari halaman rumah. Tujuannya saat ini adalah rumah sahabat Apo, Biu. Entah kenapa, tapi Bible merasa bahwa Biu mengetahui sesuatu tentang Mile dan Apo.

Di dalam Apartment Biu.

Lelaki manis dengan rambut panjang itu bersiul santai, tangannya sibuk mengaduk kopi panas yang ia buat beberapa menit lalu. Hari libur yang di milikinya ia gunakan untuk bersantai dan bermalas-malasan di rumah.

Biu membawa kopi miliknya menuju ruang santai kemudian meraih remot tv yang tergeletak di atas meja, lalu menyalakan benda berlayar lebar yang menempel di dinding itu.

Baru saja ingin menaruh bokong cantiknya di atas sofa, suara bel pintu yang berbunyi menghentikan kegiatan Biu. "Aisssshhh siapa yang mengganggu hari liburku?!" serunya kesal.

Dengan menghentakkan kakinya, Biu berjalan menuju pintu utama. Dari layar intercom, Biu melihat siapa yang bertamu sepagi ini dan mengganggu ketenangannya. Namun ekpresi Biu berubah begitu mengetahui siapa yang saat ini tengah berdiri di depan pintu Apartemen nya.

"Anjir! Ngapain Bible kesini? Pasti mau nanyain tentang Apo sama Mile nih!" ucapnya dengan suara panik yang terdengar jelas. "Dasar Mile Phakphum bodoh!!"

Bible sangat mengumpati kebodohan dua manusia itu yang tidak bisa menyembunyikan hubungan mereka. Jika sudah begini sudah pasti dirinya yang akan terkena imbas kegilaan dua pasangan tidak punya otak itu.

"Tidak usah keluar, Bible juga tidak tau jika aku ada di rumah" gumam Biu. Perlahan berjalan mundur menjauh dari pintu tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

Tapi sayangnya langkah Biu terhenti setelah mendengar suara Bible. "Aku tau phi Biu ada di dalam. Jangan berusaha untuk sembunyi dariku phi. Aku ingin bicara padamu!" ucap Bible dengan tajam.

Biu memejamkan matanya erat, bibirnya mencebik dalam hati kembali mengumpat atas sikap peka Bible yang sangat luar biasa. Kenapa bocah itu sulit sekali di tipu?

Dengan berat hati Biu membuka kunci pintu apartmennya. Pemandangan pertama yang di dapatnya begitu pintu terbuka sempurna adalah netra cokelat Bible yang memandangnya tajam. Biu menampilkan cengiran khasnya, menyambut kedatangan Bible yang tak terduga.

"Oh Bible? Tumben datang ke apartemen phi?" tanya Biu seolah-olah terkejut melihat kedatangan juniornya itu.

"Boleh aku masuk phi? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan" jawab Bible masih dengan sorot tajamnya.

Biu menggaruk tengkuknya yang tak gatal namun tetap menggeser posisinya yang semula berdiri di tengah pintu, mengangguk kecil memberikan isyarat bahwa dirinya mengizinkan Bible untuk masuk.

Setelah Bible masuk, Biu kembali menutup pintu apartemen nya. Melangkah dengan ragu menyusul kekasih Mile Phakphum itu.

"Duduk lah, Bib. Kau ingin minum sesuatu?" tawar Biu. Bible menggeleng. " tidak terimakasih phi"

Biu menjatuhkan tubuhnya tepat di depan Bible, menyesap kopinya yang belum sempat ia sentuh sejak tadi lalu kembali meletakkannya ke atas meja. Matanya menatap lurus Bible yang memperhatikan setiap gerakannya.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Biu.

"Aku tidak ingin berbasa-basi. Apa phi tau sesuatu tentang phi Mile dan phi Apo?" Bible langsung bertanya maksud dari kedatangannya ke apartmen Biu.

Biu cukup terkejut dengan sikap Bible, anak ini benar-benar tidak tau caranya berbasa-basi ya. Dirinya jadi kebingungan harus menjawab bagaimana.

"Ya. Apa yang ingin kau ketahui?"

"Hubungan apa yang phi Mile dan phi Apo miliki sebenarnya?" tanya Bible dengan nada tajam.

"Mile dan Apo sudah berteman sejak lama, kita semua tau itu Bible" jawab Biu berusaha tenang.

"Benarkah? Hanya itu? Tapi bagaimana bisa mereka begitu dekat?" lagi Bible kembali menggunakan nada yang sama, namun kali suara lebih tinggi dari sebelumnya.

"Mereka adalah pasangan dalam series, jelas saja mereka akan menjadi dekat. Jika mereka tidak dekat bagaimana bisa membangun chemistry? Dan lagi, mereka memiliki bisnis bersama yang kau itu berasal dari hobi mereka.

Jika kau tidak tau akan aku beritau, bahwa Apo dan Mile memiliki jumlah saham yang sama dalam bisnis mereka jadi jika mereka sering mengambil CUTI bersama itu hal wajar, Bible" Biu menekan kata cuti dalam kalimatnya.

Emosi nya hampir saja terpancing karena Bible yang tiba-tiba hampir saja berteriak padanya. Hell ya, dirinya tidak suka di teriaki seperti itu.

Bible menunduk setelah mendengar penjelasan dari Biu. Merasa dirinya begitu keterlaluan hari ini.

"Maafkan aku phi biu, maaf sudah membentak mu. Aku kesal karena phi Mile jarang memiliki waktu untuk ku"  lirih Bible.

Biu memejamkan matanya erat, menghembuskan nafas pelan dari mulutnya. Meredakan amarahnya yang sedikit terpancing.

"Tidak apa, phi mengerti. Phi sangat paham posisi mu, tapi lain kali bertanyalah langsung pada phi Mile. Kau bisa membuat masalah dengan kesalah pahaman mu, mengerti?"

"Mm"

***

"Kau terlihat kelelahan Natta" sapa Phoom dari ruang tamu. Apo yang baru saja keluar dari lift terkejut dengan keberadaan Phoom yang menatap geli ke arahnya.

"Diam phi. Sssttt" ketus Apo disertai ringisan kecil yang keluar dari bibirnya.

"Harusnya kau tetap di kamar jika merasa sakit seperti itu"

"Aku lapar"

"Dimana Mile?"

"Tidur"

"Ooh"

Apo melangkah pelan masuk ke dapur, berhenti di depan konter menimbang apa yang sekiranya akan dia makan. Perutnya terus berbunyi karena dirinya melewatkan makan malam dan makan siangnya.

"Biar phi yang buatkan untuk mu, nong. Duduklah, jangan memaksakan terus berdiri" ucap Phoom yang sudah berdiri tepat di belakang Apo.

Apo menurut mendudukan dirinya di salah satu kursi bar. "Terimakasih, phi"

"Sama-sama. Sekarang diam dan tunggu sampai phi selesai memasak. Oke?"

"Oke"

Beberapa menit kemudian makanan yang Phoom masak telah siap membawanya kehadapan Apo yang menerimanya dengan senang hati.

"Makanlah nong" ucap Phoom. Apo tersenyum lebar dengan mata berbinar. "Terimakasih phi Phoom"

Apo mulai menyantap makanan nya dengan tenang, sedangkan Phoom hanya memperhatikan lelaki cantik itu tanpa berniat merecoki atau mengganggu ketenangan nya.

Phoom menatap Apo dengan pandangan sendu, merasa kasihan dengan nasib Apo yang harus menghabiskan waktunya bersama dengan orang seperti Mile.

'Kau harus lebih bahagia setelah ini Apo. Sudah cukup penderitaan dan luka yang adik ku berikan padamu' batin Phoom sedih.

***

Bab 12 dan bab 21 di karyakarsa akan aku hapus dalam waktu 30 hari ya, terhitung dari tanggal bab 21 di up.

Thank you yang udah kasih dukungan

PERMAINAN BODOH! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang