Biu menggerutu pelan selepas kepergian Bible dari apartmennya. Berbicara dengan bocah itu cukup menguras emosinya ternyata. Dan lagi, apa maksudnya Bible langsung menuduh Apo seperti itu? Jelas-jelas Apo dan Mile tidak berselingkuh. Untung saja dirinya tak kelepasan berteriak di depan wajah Bible bahwa lelaki itulah yang merupakan selingkuhan Mile.
"Masih pagi dan emosi ku sudah terkuras habis. Ada apa dengan seluruh manusia di Bumi?"
Dengan hati dongkol Biu kembali melangkah menuju ruang santai miliknya. Matanya menatap nanar kopi miliknya yang sudah dingin. Nyatanya tidak hanya emosinya yang terkuras, waktu santainya juga terbuang sia-sia.
"Ingatkan aku untuk menendang bokong mu besok, Bible!"
Drrttt drrrttt
Getaran pada meja yang berasal dari benda pipih miliknya mengalihkan atensi Biu. Spontan lelaki itu berdecak kasar begitu melihat nama siapa yang tertera pada layar ponselnya. Seseorang yang beberapa hari ini tak henti mengganggunya.
"Dasar bocah!" gerutunya. Tanpa menjawab panggilan tersebut Biu langsung mematikan total ponselnya, hari ini ia tak ingin berbicara dengan siapa pun lagi dan menikmati waktu santainya yang telah berkurang.
**
Rumah orang tua Mile, Kalasan.
Apo menjatuhkan tubuhnya dengan pelan ke atas ranjang, peluh membasahi dahinya, dadanya naik turun menetralkan rasa lelah yang mendera tubuhnya.
Selepas sarapan tadi, Apo langsung kembali ke kamar. Membereskan kamar yang kacau karena ulahnya dan Mile semalam, di lanjut mengepak koper mereka karena sore nanti ia dan Mile akan kembali ke Bangkok.
"Sudah selesai, Natta?" suara Mile menusuk masuk telinga Apo. "Hm" hanya deheman singkat sebagai jawaban yang Apo keluarkan. Lelaki manis itu bahkan tidak membuka matanya yang tengah terpejam.
Bisa Apo rasakan beban berat pada sisi ranjang di sebelahnya, juga sebuah tangan yang mengusap lembut dahinya.
"Lelah? Harusnya biarkan phi yang membereskan tadi" ucap Mile sambil membersihkan keringat dari dahi Apo.
Apo membuka matanya, melirik pada sang suami yang juga menatapnya. "Tidak apa-apa. Lagi pula ini tidak terlalu berat, hanya saja aku harus bergerak pelan-pelan. Karena itu jadi terasa lelah"
Mendengar jawaban Apo membuat rasa bersalah hinggap di hati Mile. "Maaf kan phi ya"
"Tidak masalah, phi" dengan perlahan Apo bangkit dari posisi berbaringnya. "Ouh... Pukul berapa kita akan berangkat nanti?" Tanya Apo.
"Pesawatnya berangkat jam 4 sore"
"Oke"
Apo melangkah masuk ke dalam kamar mandi, tubuhnya terasa lengket oleh keringat jadi ia ingin membersihkan diri terlebih dahulu sebelum beristirahat.
Kedua tangan Apo bergerak melepaskan baju yang di kenakan nya. Setelah terlepas, Apo melemparnya ke dalam keranjang yang berisi pakaian kotor.
Apo berdiri di depan wastafel, menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Netra coklatnya menelisik setiap sisi bagian tubuhnya dan terhenti pada satu titik, perut rata miliknya yang kini sedikit mencuat.
Cukup lama Apo menatap kearah perutnya dan selama waktu itu hanya satu hal yang terlintas di pikirannya....
Jika tebakannya memang benar, Apo hanya bisa berharap bahwa Mile tidak akan pernah mengetahuinya.
**
Kembali lagi kepada Biu. Sejak beberapa menit lalu lelaki dengan wajah yang tak pernah berhenti tersenyum itu terus saha berjalan mondar-mandir tanpa henti.
Mulutnya terus menggerutu dengan tangan yang sibuk pada ponselnya. Pasalnya Biu sedang berusaha menghubungi Apo, namun sahabatnya itu tak kunjung menjawab panggilan atau membalas pedan yang ia kirimkan.
"Lu kemana sih, Po?! Jawab me chat gua. Elah" gerutunya lagi.
Sejak kedatangan Bible ke apartment nya pagi tadi membuat perasaan Biu menjadi tidak tenang setelahnya. Otak nya tidak berhenti memikirkan keadaan sahabatnya.
"Bisa bahaya kalau Bible bener-bener cari tau soal Apo dan Mile. Gimana dong ini?" Biu panik tentu saja.
Dirinya sangat tau seberapa nekatnya seorang Bible Wichapas. Apalagi jika hal itu berhubungan dengan kekasihnya, Mile Phakphum. Bible bisa berubah 180° menjadi orang yang jauh berbeda.**
Bible berjalan menjauh dari apartment Biu. Bibirnya berdecak kecewa karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya.
Ia hanya ingin tau kemana Mile dan Apo pergi sebenarnya, karena ini bukan lah yang pertama kali mereka memiliki libur atau memiliki jadwal di luar kota bersamaan.
Bible merasa dirinya pantas untuk curiga pada kedua orang itu, karena ia adalah kekasih Mile. Dan Bible tidak ingin jika sampai Mile berpaling darinya mengingat betapa mesranya chemistry Apo dan Mile di dalam film.
"Apa yang phi Mile sembunyikan dari ku? Tidak sekali dua kali phi seperti ini"
"Aku tidak akan memaafkan kalian berdua jika kalian berani berselingkuh dari ku"
Bible berbalik, kembali menatap gedung apartemen tempat Biu tinggal dengan sorot penuh arti. Sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.
"Phi Biu, kau akan menyesal jika berani bermain-main dengan ku" gumamnya dengan penuh ancaman.
Tanpa Bible sadari, dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikannya dengan bingung. "Apa yang phi Bible lakukan di depan apartemen phi Biu?"
****
Halooo i'm back!!!
Mohon maaf kalau bab ini sedikit lebih pendek dan maaf juga kalau cerita sedikit tidak nyambung ya!!
Happy Reading!!! 😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
PERMAINAN BODOH! (ON GOING)
Teen Fictionhai ini cerita terbaru aku tentang MileApo dan BibbleJeff mohon maaf kalau masih berantakan dan kurang nyambung, karena aku masih belajar buat nulis semoga kalian suka cerita ini 😊