09

15 4 4
                                    

Nia, Laura dan Yeni pergi kearah ruang tempat, dimana ruang Cctv markas mereka berada, sebenarnya mereka ini tidak seperti gengster gengster atau semacamnya, tapi yah, masih saja banyak musuh yang mengintai mereka berlima.

Salah satunya pria paruh baya, yang selalu mencari masalah sama mereka, sempat tertangkap dan akan dieksekusi, tapi dia berhasil kabur entah dengan apa caranya. Padahal penjagaan di markas mereka juga dibilang sangat ketat.

"Gila, tu aki aki, gak ada kapoknya keknya." kata Laura menduduki kursi di ruang CCTV dan mencari video yang mereka cari.

"Iya jir, cape gue sama kelakuannya." Sahut Yeni sambil melihat komputer yang menayangkan kejadian di ruang penyekapan pria itu.

"Eh,eh lau coba Lo mundurin lagi video nya," ucap Nia yang dituruti oleh Laura.

"Nah stop."

Mereka melihat seksama video tersebut, terlihat seseorang seperti sekilas bayangan disana, dan postur tubuhnya juga mereka seperti mengenalinya.

"Eh, dia ngapain." Kaget Yeni melihat sosok itu mengeluarkan suatu benda yang aneh menurut mereka,
Sosok itu melemparkan benda itu dan komputer mati seketika.

"Loh loh, kok gini."panik Laura, yang mencoba mencari cari kelanjutan video itu.

Nia yang sudah biasa menjadi hacker, dia menggantikan Laura dan fokus dengan komputer nya.

"Keknya, nih Cctv di matiin deh, kok videonya gak ketemu." Bingung Nia, selama ini dia tidak pernah gagal mencari atau membajak sesuatu, tapi sekarang kenapa dia gagal?

"Um, coba deh Lo salin, terus kita bawa ke Billa."
Saran Yeni yang langsung diangguki keduanya, dan berjalan kearah ruangan yang mereka tempati tadi.

.
.
.

Brak

"Gue kaget, anjeng!"

"Hehehe." Nia memamerkan deretan giginya, dia langsung masuk kedalam ruangan diikuti Yeni dan Laura.

Billa dan Rizky hanya bisa mengelus dada mereka sabar. Makin datar dah tu dada.

Melihat ketiganya sudah duduk di sofa yang tersedia, Rizky bertanya dengan santainya kearah mereka.
"Jadi, apa yang Lo pada lihat."

Nia dan Laura saling sikut, Yeni yang jengkel pun menjawab pertanyaan Rizky dengan melemparkan flashdisk kearah Kiki yang disambut dengan sempurna oleh gadis itu.

"Kita udah cari bukti, tapi video nya hilang setengah." Mendengar penjelasan yeni, Billa pun menaikkan alisnya sebelah dan meminta flash disk itu dari Rizky.

"Nia, Lo gak dapat video nya?" Tanya Billa sambil memutar mutar flashdisk itu ditangannya.

"Um, gak sih, tapi gue penasaran aja, kenapa gue gak bisa lihat atau cari video nya, biasanya gue gak pernah gagal tuh." Jawab Nia dengan kesal dan sedikit menyombongkan dirinya.
Yeni dan Laura ngeliat dia dengan tatapan sinis.

Rizky mengetuk jari jarinya diatas meja, seperti mencoba berpikir, dan menjentikkan jarinya.
"Menurut kalian, orang di belakang tua Bangka itu, orang besar gak?" Ruangan yang semulanya hening, melihat kearah Rizky dan mencerna apa yang dimaksud Rizky.

"Bisa jadi, tapi kita akan ngalahin dia kan." Ujar laura, yang disetujui Nia dan Yeni.

"Maybe, tapi kita gak boleh gegabah soal ini." Kata Billa dengan melihat kearah mereka dengan serius.

Nia yang mendengarnya, mengangguk semangat, dan menjentikkan jarinya.
"Gue, juga setuju."
"Eh, tapi gue masih ada rasa yang ngeganjal gitu, cek lagi coba, mungkin gue ada sedikit kesalahan teknis!" Sambung Nia yang diangguki oleh Billa.
Billa berjalan kearah lemari yang ada disana dan mencari laptopnya,
Yang dicari sudah ketemu dia kembali lagi ketempat sofa dan membuka laptopnya, dia membuka sebuah aplikasi, dan melihat kejadian diruang pria paruh baya tadi.

Need money 💸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang