10

16 4 0
                                    


"sebesar apapun aku menyukaimu, jika kau tak jodohku, aku tak akan bisa memiliki mu"_ Abiin.


Happy reading (☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞

*****

Satu kata dalam hidup Billa sekarang, yaitu:Muak.

Keluarga nya tidak seharmonis yang mereka kira, hidupnya tidak sebahagia yang orang orang kira.
Katanya hidup sebagai dirinya adalah hidup yang begitu sempurna.
Dari mana mereka tau kalau hidupnya begitu sempurna.
Harta?
Walaupun bergelimang harta, hidupnya nya tak sesempurna itu.

Dia muak, memiliki orang orang disamping nya hanya demi hartanya saja, semua teman sekolah nya mendekati nya hanya demi harta saja, beruntung dia mendapatkan teman yang tulus menerima nya.

Keluarganya hanya peduli dengan martabatnya saja, kerja, uang, kerja, uang.
Hanya itu yang dipikirkan oleh mereka.
Tanpa tau anaknya membutuhkan kasih sayang dari mereka.

Fyuh

Dan sekarang, masalah juga muncul dalam hidupnya, dia tidak tau apa salahnya sama orang yang selama ini mau mencelakainya. Targetnya bukan hanya dia saja tapi teman temannya juga ikut dalam masalah ini.

Yang Billa tau, musuhnya selama ini hanya Celine, itupun tidak terlalu, hanya dia yang mencari gara gara sama Billa.

Lalu siapa orang dibalik semua ini?

...

Billa menduduki kursi belajarnya yang terletak dipojok kamarnya, membuka laptopnya dan mencari informasi, yang tidak dapat oleh temannya.

Jarinya menari nari diatas keyboard, menekan kunci kunci yang sulit dimengerti, pandangannya yang tajam menatap layar didepannya.

Klik

"What!, Mana mungkin dia?."

....

Pagi ini Billa bersiap siap untuk pergi kesekolah nya.
Menuruni tangga rumahnya dengan langkah yang pelan.
Seperti biasa, rumahnya sudah sunyi seperti tidak ada kehidupan didalam nya.

Menghela nafasnya dan pergi keluar rumah, ketempat bagasi rumahnya.
Matanya terpaku dengan motor sport hitamnya.
Baiklah, dia sekarang akan kesekolah menaiki motor kesayangan nya.

....

Gadis bermarga Xiever itu memakirkan motornya diwarung belakang sekolah, tidak mungkin dia lewat gerbang depan, gerbangnya sudah tertutup walaupun 5 menit lamanya.

"Titip motor ya, beh!"

"Asiap neng bil." Pemilik warung atau biasa dipanggil babeh itu mengasih jempol kearah Billa.

Billa mengangguk, dia melangkahkan kakinya menuju tembok yang tidak terlalu tinggi tapi tinggi.

Aish gimana sih, bingung sama tulisan sendiri jadinya.

Gadis berinsial n itu mulai memanjat tembok yang tingginya setinggi harapan.

"Bismillah, satu , dua, hiyaa!"

Brug!

"Ehehe, ternyata bakat manjat pohon jambu pak RT masih kebawa sampe sekarang."

Berjalan dengan pelan sambil melihat sekeliling yang sepi, seprtinya mereka sekarang lagi baris.

Nabilla bersenandung kecil, sambil menendang batu kerikil kecil ditanah yang dipijaknya.

"Hm, hm~, dasar kau keong racun, ahek ahek, baru kenalan kau ajak tidur, cihuy..."

"Eh, itu siapa ya?" Nabilla memperbaiki letak tas nya, berjalan dengan pelan kearah objek yang dilihatnya, "buset, mereka ngapain?" Gumamnya, ketika melihat dua orang bukan satu orang yang dibalik tembok gudang sekolah.

"Oalah, Asu, baru aja tadi nyanyi, sekarang ngeliat orang live ehek ehek gue." Gumamnya melihat kearah depan dengan seksama, melihat sepasang insan yang lagi enak enaknya bercumbu.

"Nghh..."

"Ahh, janganh digigithh, uhm."

Nabilla menggigit ujung jarinya ," hiks anjing, dosa gak sih gue ngeliat beginian, kalau pergi, gak dapat nonton live dong gue, aish, Billa apa yang Lo pikirin." Kata Billa sambil berbalik dan memukul keningnya pelan.

"Ekhem!"

"Ya Allah, kejadian apalagi yang akan menimpa hamba mu ini.".

......

Di ruangan yang luas, bersih, nyaman, tapi tidak dengan Billa, yang merasa panas, walaupun didalam ruangan ini ada AC nya.

'Kantor OSIS'

Seperti itu nama yang diukir dipintu masuk ruangan yang sekarang Billa masukki.

"Nabilla Ellery Xiever." Kata orang didepan Billa dengan suara tegasnya.

"Ya itu gue, mau apa Lo!" Sarkas Billa sambil melipat tangannya didada, dan menatap orang didepan nya ini dengan angkuh.

Laki laki yang kerap dipanggil Daniel, sang ketua OSIS, yang paling ditakuti di sekolah, tapi tidak dengan Billa.

Daniel memijit pelipisnya,"Bil, gue mohon, kapan Lo bisa berubah?" Kata Daniel sambil melihat Billa yang memutar bola matanya.

"Lo mohon, atau nanya sih?" Tukas Billa menatap serius Daniel.

Daniel menghela nafas, "keduanya." Jawab singkat Daniel yang membuat billa mendengkus.

"Gue heran deh sama lo, kenapa harus gue Mulu yang Lo apain?, Padahal tadi didepan mata Lo sendiri ngeliat orang yang berbuat mesum, tapi gak Lo panggil tuh, atau Lo seret, kenapa gue sendiri yang Lo seret." Kata billa sambil berdiri, hendak mau pergi keluar tapi berhenti oleh perkataan Daniel.

"Aish, Lo tau kan, Lo itu tanggung jawab gue disini, yang lain udah diurus sama guru BK, kalau Lo masih bar bar kek gini, gue gak segan segan manggil om Dev!" Titah Daniel yang langsung membuat Billa kicep.

"Daniel, gak asik ih, mainnya cepuan." Nabilla merengek yang dibalas gelengan kepala.

"Pintu keluar disebelah kanan!" Kata Daniel sambil menunjuk pintu keluar.

"Sepupu bangke!"

Brak!

.......

Need money 💸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang