CPS 15 || Hujan

808 74 1
                                    

📖Happy reading📖


"Hadeuh kok hujan sih" keluh Kenzha

2 jam yang lalu Kenzha dan yang lainnya sudah sampai di penginapan. Mereka menginap tak jauh dari tempat lomba diselenggarakan. Setelah meletakkan barang-barangnya, Kenzha pergi ke sebuah kafe yang menjadi tujuan awalnya ikut menjadi suporter.

"Bawa payung?" tanya seorang pemuda sembari meletakkan latte hangat milik Kenzha.

Kenzha mengangguk lalu menyeruput latte nya sambil menatap layar dihadapannya "Utara mana?".

"Lagi nganter pesanan, bentar lagi juga dateng".

"Tau ga? Hal apa yang gue suka selain uang? Grafik yang naik. Kenapa kafe U-Tim yang biasanya punya setoran paling banyak sekarang malah jadi yang paling sedikit?"  tanya Kenzha, Timur tak menjawab ia hanya diam.

Kenzha menatap langit-langit yang terdapat hiasan awan dan menyesap latte nya lagi "Belum ada ide  buat menu baru? Udah lama gue ga denger kabar perkembangannya".

Timur menatap Kenzha cukup lama lalu menghela nafas "Bukannya gada, tapi-".

Ceklek

Dua orang itu menatap ke arah pintu yang menampakkan seorang pemuda basah kuyup, "Udah dateng?" celetuk Kenzha.

Pemuda itu mengangguk lalu mendekat kearah loker dan mengambil handuk "Udah lama?".

"Hm, lumayan".

"Mandi gih, kalo gamau seenggaknya cepet ganti baju" titah Kenzha yang diangguki patuh olehnya.

Setelah mengganti bajunya, ia duduk disamping Kenzha dan merebahkan badannya dengan paha Kenzha sebagai bantal.

Kenzha melirik pemuda itu sebentar lalu kembali menatap Timur "Tapi apa?".

"Tapi menu baru yang mau kita bikin selalu keduluan sama kafe lain" Kenzha kembali menyeruput minumannya "Gue yakin pasti bukan kebetulan, bener?".

"Iya, pasalnya cuma satu kafe yang terus terusan ngeluarin menu baru dan itu sama persis dengan menu yang mau kita bikin" jelas Timur.

"Udah di selikidi?".

"Selidiki" koreksi Utara yang asik dengan jari kanan Kenzha.

Kenzha mendengus "Whatever".

Timur terkekeh melihat interaksi keduanya "Udah, gue sama Utara udah selidikin dan hasilnya emang ada yang bocorin itu ke kafe saingan".

"Lalu? Udah sebulan kebelakang pendapatan kalian turun, apa aja yang kalian lakuin?" Kenzha memijat keningnya pusing karna lapar, Timur yang peka pun langsung menyajikan rice bowl cumi kesukaan Kenzha "Sambil makan aja".

"Hm makasih, kalian udah?" tanyanya "iya udah".

"Kita bukannya ga ngelakuin apa apa, kita udah nyelidikin itu, kita juga udah tau siapa pelakunya, tapi sesuai kata lu kita gabisa nyelesain masalah dengan kekerasan. Kota lagi belajar buat lakuin perintah lu, lu tau sendiri kan sebelumnya kita kaya gimana. Maka dari itu kita bingung harus mulai darimana? Apa yang harus kita lakuin? Sedangkan kita segan minta bantuan lu, lu udah terlalu banyak bantuin kita, jadi kita-"

Takk

"Ternyata lu bisa cerewet ya? Ga nyangka gue, si dingin kutub Utara ngomong sepanjang itu" sindir Kenzha

Utara mendengus "Yaudah gue ga ngomong lagi" pemuda itu berbalik

Kenzha hanya memutar kepalanya kekiri dan kanan "Pertama, apa yang bikin pelakunya nurutin saingan kalian?"

Cegan Preman Sekolah (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang